Shofiyah yang memiliki kekasih yang mapan dan baik akhirnya berjodoh dengan lelaki sederhana bernama Ahmad pilihan ayahnya, lika liku pernikahan yang dia alami menjadikan perjalanan rumah tangganya kian kuat dan bisa tetap langgeng hingga tua dan memliki 7 orang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ipar Vs menantu
Hari berganti bulan pun telah kami lalui setelah kepergian bapak mertua, sejak rumah mama dibangun kembali saudara iparku sering sekali datang kerumah beliau dan menginap berhari-hari. Aku tidak mempermasalahkan nya yang penting beliau senang dan tidak terlalu kerepotan..
Aku harap iparku yang satu itu tidak selalu merepotkan orangtua dan mau mengerjakan semua pekerjaan dirumah membantu mama mertua tapi sepertinya itu tinggal angan saja seperti hari ini Mama menelpon ku untuk kerumahnya membantu beberpa pekerjaannya..
Ya tentu saja sebagai menantu yang baik aku selalu sigap membantu tetapi tetap kewajibanku tetap terpenuhi dirumah.. Ya aku memang tidak akan kemana-mana jika pekerjaan rumahku belum selesai..
Aku pun segera bergegas kerumah beliau dan ya si anak emas ada disana ternyata. Aku baru tau hampir setiap bulan dia datang diawal bulan seperti ini. Entahlah aku juga tidak terlalu mengerti. Apakah ini ada sangkut pautnya dengan pemberian bulanan yang ku berikan kepada mertua.
Apa sebegitu perhitungan ka suaminya sampai seperti itu??.. Istri dan anaknya malah menyusahkan ibunya yang tidak memiliki suami yang mencarikan uang. Astaghfirullah.. Aku tak boleh bersudzon kepada orang..
"Assalamu'alaikum!!".. Ucapku masuk sambil membawa pasukan ku masuk kedalam rumah
"Waalaikumsalam.. Ada maki nak??. tanya mama mertuaku dengan mata berbinar.
"Iye ma, Tumbenan mama panggil aku sekarang ini?? ".
"Ohw tidak jika nak mama cuma mau minta tolong itu!!". Ucapnya sambil menunjuk tumpukan pakaian yang sangat banyak..
Mataku membola ketika melihat pakaian itu jangan bilang si anak emas tidak mencuci pakaian nya sendiri..
"Maksud mama pakaian itu bagaimana???
"Iya nak, mama Minta tolong dicuci kan karena kamu tau sendiri disini tidak ada mesin cuci"...
"Bukannya itu pakaian Ainun dan anaknya??? Tanyaku menahan emosi agar tidak meledak.
"Iye nak disitu juga campur pakaian mama sama Khadijah sekalian!!". Ucap Mama mertuaku dengan tidak enak hati saat melihat ekspresiku.
"Astaghfirullah!!". Aku mengelus dada sambil beristighfar dalam hati
"Kenapa dibiarkan menggunung begitu ma.??? Kan bisaji dicuci tangan itu kalau sekali pakai na langsung dicuci!!".. Kalau ku bawah kerumahku bagaimana anakku sapa yang jagain??.. Na ini dia lagi tidur dikamar ta eh". Kesalku
"Biarmi nak pergi maki bawah pakaian itu!!". Ucap beliau setengah memaksa karena mungkin sudah tidak ada baju yang bisa dipake.
"Mingka jalan kaki ka, ma kan abinya umar kerja.. Beratnya itu kalau ku bawah langsung ku gotong!!". Ucapku dengan melas setengah emosi.
"Biarmi nak, simpan mi anakmu semua tidak berat itu"..
"Tapi ma tunggu sai mi Khadijah pulang baru dia antarkan ki kerumah kan naik motor ji, sekalian kubawahmi anakku pulang ka repotki nanti".
"Tidak apaji nak ka tidak adami bajunya ademu dengan anaknya kalau sebentar pi baru kamu cuci".
"Kalau tidak suruhmi Ainun bawahki ma biar dia cuci sendiri dirumah!!"..
"Kaupa nak ka ademu lagi pergi tidak tau kemanaki!!".
Aku mengambil cucian itu dengan perasaan entahlah aku tak bisa mendeskripsikan nya.
Akupun kembali kerumah membawa seluruh pakaian itu dan mencucinya.. Sudah sejam aku dirumah karena aku juga memasak makan siang untuk abinya Umar yang akan pulang kerja karena mendapat shift malam.. Kebetulan dia belum pulang mungkin sebentar lagi..
Sambil mengerjakan semua cucian akupun memasak setelah memasak dan mencuci kemudian aku menjemur pakaian mereka yang memakan semua jemuran dewasa dan jemuran anakku 3 jemuran anak... Belum selesai semuanya ada chat dari iparku..
"Kak bisa kita kerumahnya mama ini, Ubay menangis terus tidak mau diambil, baru itu amar beol di karpet setengah mati mama membersihkan ki.. Kita disana enak-enakan meninggalkan anak tadi sini. Bikin orang tua susah!!"..
Tidak lama kemudian dia membuat status di WA" "Jangan terlalu merepotkan orangtua kan yang punya anak siapa".
Mendapati WA tersebut aku meradang bisa-bisanya dia mengatakan seperti itu sedangkan aku disini mencuci pakaiannya dan mama mertua sendiri yang menyuruhku meninggalkan anakku disana tadi. Apa tadi merepotkan orangtua menjaga anakku apa dia tidak bercermin seberapa merepotkannya dia..
Aku bergegas membungkus kembali pakaian itu dengan sarung kemudian membawanya kerumah mama mertua karena kebetulan suamiku sudah datang. Aku memakai pakaian lengkap kemudian menghampiri suamiku kucium tangannya tapi dia menarik ku
"kenapa ki dek??". Tanya suamiku ketika melihat wajahku yang merah karena emosi.
"Adeta itu bikin status yang kurang ajar bisa-bisanya dia bilang begitu, na disini saya tidak bersenang-senang tapi sedang mengurus pakaiannya. Sekarang mauka kerumahnya bawah ki ini pakaiannya. Tadi ku jemur didalam tapi tidak sudika saya mengurusnya lagi apalagi dia sudah bilangi ka begitu!!".. Ucapku dengan penuh amarah.
Aku mengambil kunci motor dan membawa pakaian itu dalam keadaan marah. Begitu aku masuk dirumah aku langsung melempar pakaian yang dibungkus itu dihadapan mereka termasuk didepannya tante santi dan anaknya.. Tanpa mengucapkan salam seperti biasa
"Maksudmu apa berkata seperti di WA ?? Ucapku dengan berteriak setelah melempar pakaian itu.
"Astagfirullah nak, kenapa..?? Mertuaku memandangmu dengan terkejut melihatku emosi.
Aku menatap tajam kepada mertua dan adik iparku itu..
"Ini anak kesayangan mama membuat status yang kurang ajar kenapa dia mengatakan aku seperti itu!!".. Sambil melemparkan hapeku didepan meja..
"Kata kurang ajar bagaimana kak??". Ucapnya dengan angkuh
"Kamu mengatai aku dan anakku merepotkan orangtua apa kamu tidak bercermin ha!!". Ucapku lantangg..
"Kenapa ini nak??, kamu datang marah tidak jelas begitu!!". Ucap Mama mertua kebingungan
"Anakmu ini mengirimku pesan, katanya aku santai-santai dirumah sedangkan mama mengurus anakku disini kerepotan karena Ammar beol di karpet. Dia mengatai aku orang tidak tau diri membuat orangtua kerepotan. Apa dia tidak bercermin?? Teriak ku dengan penuh emosi.
"Betul begitu mu bilangi kakakmu nak!!". Tanya mama mertuaku kaget kepada kepada anaknya.
"Iya ma, kah tidak kusuka kerepotan ki begitu!!"
Hahahahah... Aku tertawa keras..
"Eh kamu disini itu anak yang tidak tau diri, kamu liat itu apa yang ku bawah ha!!". Ucapku dengan penuh amarah, tanganku mengepal erat. Emosi yang sejak dulu tertahan akhirnya meledak juga.
"Itu pakaian mu, tadi mama memanggilku kesini untuk membawa pakaian mu untuk kucuci dirumah. Mama sendiri yang menyuruhku pulang dan meninggalkan anakku disini. Agar pekerjaanku selesai padahal sudah aku kubilang tadi, Biarmi ku bawah ki pulang nanti hadijah suruh bawah pakaian kerumah biar kucuci kan, tapi apa mama sendiri suruh kah, saya hanya mengikuti apa dibilang orangtua!!".
"Sekarang katakan padaku seberapa banyak waktunya mama kuambil mengurus anakku ha??, Tanyaki mama berapa banyak?? ". luapan emaoinku seperti air mengalir deras.
"Sungguh kau manusia tidak tau malu dan tidak tau terima kasih selama ini kubantuko semampuku, kubuat orangtuamu menjadi Ratu ketika dirumahku. Membagi uang bulanan ku agar aku bisa berbakti dengan orang tua dan aku tak mempermasalahkannya karena dia orangtua suamiku, bahkan jika dia memiliki utang diwarung setiap bulan akulah yang membayarnya".
"Tapi kau apa yang kau lakukan??, kau buat orangtua seperti pembantu dirumahmu, seluruh pekerjaan beliau kerjakan, apalagi kau sedang sakit dan anakmu. Aku sendiri lah yang mengantar beliau, kusayangi anakmu seperti anakku sendiri bahkan aku sendiri yang membantu mengurus mereka jika mereka disini dan ini apa??, anakku hanya sebentar disini dan beol Tanpa dia sadari kamu mengatai aku seperti itu kau punya otak atau tidak ka??
"Anakmu berhari-hari disini diurus oleh mama dimandikan, dikasih makan dan diurus kayaknya orangtua bahkan aku juga menyuruh mama membawanya kerumahku bergantian agar aku bisa membantu mengurus nya. Itu yang kau bilang tidak merepotkan orang tua!!".
" Pikir pake otak siapa disini yang menjdi manusia tidak tahu malu dan merepotkan!! ".
Aku melihat mukanya memerah karena malu apalagi disini ada kakak sepupunya dengan tantenya begitupun dengan mertuaku. Mungkin dia tidak menyangka aku bisa berkata sekasar itu..
Ya tentu saja aku mengamuk bagaimana dia mengatai anakku merepotkan sedangkan mama mertuaku jarang menjaga anakku sedangkan dia astagfirullah..
"Tolong katakan pada anak kesayangan mama ini seberapa sering mama menjaga anakku??, seberapa banyak yang yang mama beri kepada anakku??, bahkan bisa dihitung jari jika mama menjaganya, yang ada mamalah selalu jadi pembantu kalau dirumah anak kesayangan mama!!".
"Kasih tau dia seberapa seringnya mama mengeluh karena kelelahan jika dari rumah nya??. Hai.. Harusnya kamu bercermin terlebih dahulu.. Anakku itu cucu mama juga seperti anakmu jangan egois lah hanya karena itu kau mengatakan anakku seperti itu, lalu bagaimna anakmu yang selalu dititip disini??, sialan". Umpat ku dengan marah..
Aku mngambil anakku, hapeku dan membawa semuanya pulang.
"Dengar baik-baik aku tidak akan membiarkan mama menjaga anakku lagi dan ya semua uang bulanan aku stop. Aku hanya akan mengirim bahan makanan untuk dipakai beberapa hari untuk mama sama Khadijah. Jangan kira aku tidak tau kalau sebagian uang bulanan itu diberikan kepadamu... Aku diam saja karena aku berpikir itu sudah menjadi hak mama mertua tapi kalian tidak tau seberapa harus mengiritnya aku agar semua kebutuhan dirumahku dan dirumah mama terpenuhi selama sebulan".
"Aku bahkan tak bisa menabung walau hanya 1000 rupiah. Aku tak mempermasalahkan nya karena aku menganggapmu saudaraku, tapi hanya karena hal seperti ini kamu mengatai aku dan anakku seperti itu. Harusnya suami mu itu malu mau nikahi anak orang tapi pelitnya luar biasa, membiarkan istrinya sendiri meminta uang sama orangtua yang bahkan tidak bisa cari uang dasar tidak tau malu". Ucapku membanting pintu keluar dari rumah mertuaku.
"Ya Allah ampuni aku mengeluarkan sikap barbar selama ini kupendam dan kusimpan rapat-rapat dan menyakiti hati orang!!"..