NovelToon NovelToon
Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem
Popularitas:419
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Leluhur

Muak seluruh semesta saling membunuh dalam pertikaian yang baru, aku kehilangan adikku dan menjadi raja iblis pertama kematian adikku menciptakan luka dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Result Is You Keep Losing

Cermin-cermin takdir berpendar merespons pikirannya, menampilkan berbagai kemungkinan masa depan Adomte. Semuanya teratur, semuanya terprediksi. Bahkan dengan kebebasan yang dia berikan, para penghuni dunia masih terikat pada pola-pola yang bisa dia lihat dengan jelas dari singgasananya.

Arata bangkit, Agroname bergetar di tangannya seolah merasakan kegelisahan tuannya.

"Dunia ini sudah selesai denganku," dia mengumumkan pada dimensi kosong di hadapannya. "Atau mungkin aku yang sudah selesai dengannya."

Shigesties berdenyut, esensial Shiesgeld di dalamnya beresonansi dengan emosi Arata. Ada kesedihan di sana, tapi juga... pemahaman?

"Kau mengerti, bukan?" Arata menyentuh permukaan singgasana itu. "Bahkan kau, yang dulu begitu terobsesi dengan kontrol, kini bisa melihat bahwa kekuatan sejati tidak datang dari mengawasi takdir... tapi dari terus bergerak, terus mencari."

Arata mengangkat Agroname, membiarkan pedang itu menyerap sedikit essence divine dari Shigesties — cukup untuk membuka jalan ke dimensi berikutnya, tapi tidak cukup untuk mengganggu keseimbangan Adomte.

"Aku meninggalkan Shigesties untuk sementara," Arata berbicara pada esensial Shiesgeld — tapi itu tidak ada. "Melakukan perburuan lagi, aku akan merubah takdir ku sendiri untuk tidak pernah lari sekaligus tidak terbunuh oleh raja iblis pertama Noah."

Cermin-cermin takdir bergetar lembut, menciptakan melodi yang terdengar seperti persetujuan. Di kejauhan, portal dimensional mulai terbentuk, menampakkan sekilas pemandangan dunia Endignyu yang menanti.

"Terima kasih," Arata tersenyum pada singgasana yang kini akan dia tinggalkan. "Kau mengajarkanku pelajaran — memikirkan cara lain untuk mengalahkannya."

Dengan satu gerakan mulus, Arata melompat dari platform kristal. Tubuhnya melayang sejenak di udara sebelum mendarat di ambang portal. Di belakangnya, Shigesties bersinar terang, memancarkan aurora kehijauan yang menerangi seluruh Adomte.

Dengan langkah mantap, dia melangkah memasuki portal. Essence divine Endignyu sudah terasa berbeda — lebih liar, lebih tidak terprediksi. Jenis kekuatan yang akan memberikan pertarungan yang jauh lebih menarik dari apa yang bisa ditawarkan dunia takdir.

Saat portal menutup di belakangnya, senyum tipis menghiasi wajah Arata.

Portal dimensional menutup di belakang Arata, namun pemandangan yang menyambutnya jauh dari ekspektasi. Alih-alih dunia Endignyu yang hebat dan penuh pengawasan, justru yang terbentang di hadapannya hanyalah hamparan kosong dengan sebuah gunung mungil dan hamparan pasi.

"Ini..." Arata mengerutkan kening, Agroname bergetar pelan di genggamannya. "Benar Endignyu?"

Dia melangkah maju, mengamati dunia miniatur yang terasa janggal ini. Gunung yang seharusnya menjulang tinggi tampak seperti gundukan tanah, sementara hutan yang biasanya lebat hanya terlihat seperti kumpulan semak-semak kecil. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada jejak peradaban.

"Dunia yang terdistorsi?" gumamnya pada diri sendiri. "Atau mungkin..."

Sebelum dia menyelesaikan perkataannya, essence divine di sekitarnya bergetar dengan cara yang aneh dan asing.

Arata terus melangkah, menembus keheningan dunia Endignyu yang tampak begitu kosong. Waktu seolah mengalir seperti pasir di padang tandus ini, Namun dia terus mencari, terus bergerak, didorong oleh sesuatu yang bahkan dia sendiri tak bisa jelaskan

Agroname bergetar semakin kuat di tangannya, resonansinya berbeda — lebih liar, lebih haus. Atau mungkin itu bukan pedangnya yang haus, tapi dirinya sendiri?

"Kenapa..." Arata berbisik pada kekosongan, "semakin jauh aku melangkah, semakin kuat rasa ini?"

Rasa haus yang tak tertahankan. Gairah yang tak pernah terpuaskan. Hasrat untuk membunuh yang semakin membara. Keinginan akan kekuatan yang tak pernah cukup. Dan di atas semua itu — obsesi untuk mengalahkan Noah yang semakin menggerogoti setiap sel dalam tubuhnya.

Langkahnya terhenti saat pusaran angin di sekitarnya tiba-tiba berputar, membentuk badai pasir tipis yang perlahan memadat. Dari dalam kabut itu, muncul sosok yang membuat Arata membeku.

Dirinya sendiri — tapi berbeda.

Sosok itu memiliki wajahnya, tubuhnya, bahkan Agroname yang sama. Tapi auranya... auranya memancarkan kedamaian dan penerimaan yang begitu asing bagi Arata.

"Kau..." Arata menggenggam erat Agroname-nya.

"Aku adalah kau," sosok itu tersenyum lembut, "versi yang memilih untuk menerima, bukan mengejar. Yang memahami bahwa kekuatan sejati tidak datang dari membunuh atau menguasai."

"Omong kosong," Arata mendesis. "Kau bukan aku. Aku tidak akan pernah—"

"Berhenti mengejar Noah?" sosok itu melanjutkan. "Berhenti memburu kekuatan? Atau berhenti membunuh? Tapi bukankah itu yang membuatmu terus terjebak dalam lingkaran yang sama?"

Arata mengangkat Agroname-nya, esensial energi divine dewa perang berkobar di sekitar pedang itu. "Diam! Kau tidak mengerti apa-apa tentang diriku!"

"Justru karena aku adalah dirimu, aku memahami semuanya," sosok itu tetap tenang. "Rasa haus yang tak pernah terpuaskan itu, gairah yang terus membakar itu — itu semua karena kau menolak untuk melihat ke dalam dirimu sendiri. Mengapa sekarang kamu terkejut!"

Arata menerjang ke depan, Agroname terayun dalam gerakan mematikan.

Agroname berbenturan dengan Agroname milik sosok itu, menciptakan gelombang magis yang menggetarkan tanah kosong di sekitar mereka. Percikan-percikan energi bertebaran, menyilaukan Endignyu dengan cahaya kekuningan.

"Kau pikir dengan terus membunuh, terus mengejar kekuatan, kau akan bisa mengalahkan Noah?" sosok itu menahan serangan Arata dengan mudah. "Bukankah itu yang selama ini kau lakukan? Dan lihat ke mana itu membawamu."

Arata melancarkan serangan bertubi-tubi, setiap ayunan Agroname dipenuhi kemurkaan. "Kau tidak tahu apa-apa tentang penderitaanku!"

Sosok itu mengelak dan menangkis dengan gerakan yang begitu familiar — tentu saja, karena itu adalah gerakannya sendiri.

"Menerima tidak berarti lemah," sosok itu melompat mundur, matanya menatap Arata dengan pemahaman yang dalam. "Justru butuh kekuatan yang lebih besar untuk berhenti berlari dari diri sendiri."

"Aku tidak berlari!"

"Bukankah selama ini kau terus berlari? Dari satu pembunuhan ke pembunuhan lain, dari satu kekuatan ke kekuatan lain?" Sosok itu menurunkan Agroname-nya. "Kau bahkan meninggalkan Shigesties karena takut terjebak dalam ketenangan."

Kata-kata itu menghantam Arata lebih keras dari serangan apapun. Tangannya yang memegang Agroname bergetar.

"Kau takut," sosok itu melanjutkan dengan lembut, "bahwa jika kau berhenti sejenak, semua rasa sakit itu akan mengejarmu. Semua kenangan itu akan menghancurkanmu. Jadi kau terus berlari, terus membunuh, terus mencari kekuatan — bukan untuk mengalahkan Noah, tapi untuk melarikan diri dari dirimu sendiri."

Arata terdiam, essence divine-nya bergejolak liar merespons emosi yang membuncah dalam dadanya. Kebencian, amarah, dan... ketakutan?

"Tapi lihat aku," sosok itu tersenyum. "Aku adalah bukti bahwa kau bisa memilih jalan lain. Bahwa ada kekuatan dalam penerimaan, dalam pemahaman, dalam..."

"SALAH!"

Essence divine Arata meledak, menghancurkan tanah di sekitarnya. Agroname bersinar terang, merespons amarah tuannya yang tak terbendung.

Sosok itu tetap berdiri tenang, seolah badai kemarahan Arata hanyalah angin sepoi yang mengusik rambutnya.

"Kau tahu apa yang paling menyedihkan?" sosok itu melangkah maju, tidak gentar dengan essence divine Arata yang semakin liar. "Setiap kali kau membunuh dewa, setiap kali kau menyerap kekuatan baru, yang kau cari sebenarnya bukan cara untuk mengalahkan Noah..."

"KUBILANG DIAM!" Arata melesat dengan kecepatan yang bahkan mata dewa sulit mengikuti, Agroname terayun dalam tarian maut.

Tapi sosok itu bergerak menyamakan kecepatan, lebih efisien — seolah dia bisa membaca setiap gerakan Arata. Tentu saja, karena dia adalah Arata sendiri.

"Yang kau cari adalah pengampunan," sosok itu berbisik tepat di telinga Arata saat mereka berpapasan. "Pengampunan dari dirimu sendiri."

Arata membeku. Untuk sepersekian detik yang terasa seperti keabadian, semua bergerak dalam gerak lambat. Essence divine-nya yang bergejolak, Agroname yang bergetar di tangannya, dan... air mata yang entah sejak kapan mengalir di pipinya.

"Kau salah..." suara Arata bergetar. "Aku... aku hanya ingin..."

"Ingin apa?" sosok itu berdiri di hadapannya. "Ingin membuktikan bahwa kau bukan pecundang yang melarikan diri dari Noah? Ingin membuktikan bahwa kau layak hidup setelah semua yang terjadi?"

"AAAAARGH!"

Arata menerjang dengan seluruh kekuatannya, mengerahkan semua essence divine yang dia miliki ke dalam Agroname. Pedang itu bersinar terang dan darah dewa perang melukis disetiap lapisan Agroneme, memancarkan cahaya yang bisa membutakan dewa sekalipun.

Tapi sosok itu hanya mengangkat tangannya, menangkap bilah Agroname dengan telapak tangan kosong.

"Kau tidak perlu membuktikan apapun," sosok itu berkata lembut. "Tidak pada Noah, tidak pada dunia, tidak pada siapapun — kecuali pada dirimu sendiri."

"Bagaimana..." Arata jatuh berlutut, "bagaimana kau bisa menerima semua ini dengan begitu mudah?"

"Tidak ada yang mudah," sosok itu berlutut di hadapan Arata. "Tapi saat kau berhenti berlari dan mulai menghadapi bayanganmu sendiri... kau akan menemukan kekuatan yang jauh lebih besar dari yang bisa diberikan oleh pembunuhan seribu dewa sekalipun."

1
Fastandfurious
Gemesin banget nih karakternya, bikin baper!
Leluhur: tidak ada karakter menggemaskan kaka
total 1 replies
yeqi_378
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!