NovelToon NovelToon
Janda Miskin Menjadi CEO

Janda Miskin Menjadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Janda / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sherly

"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.

"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.

"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.

"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.

"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.

"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.

"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertemuan tak disengaja Seri 2

.

.

.

Kini setelah 2 tahun aziz kehilangan seseorang yang berarti dalam kehidupannya, namun ia pun tak mau putus asa, sehingga indah pun langsung membuka kamar aziz, sehingga ia pun mendelik ketika melihat sang kakak hanya memakai handuk.

"Aaaaaaa...!! Maaaas!." teriak indah sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Indaaahhh! Lu gila! Kenapa nggak ketuk pindu dulu kek!?." teriaknya sehingga aziz tergesa-gesa memakai celananya.

"Abis nggak dikunci sih pintunya? Salah siapa coba kalau begini? Huh?." umpatnya dengan berkacak pinggang, kini aziz pun tak mau disalahkan.

"Heh? Kamu itu kalau masuk sering kali nggak pernah namanya ketuk pintu? Kini malah mas yang di salahin." gerutunya sehingga keluarlah ibu-ibu paruh baya dengan memakai dres panjang rambut diurai.

"Heh? Apa-apaan ini kok pada berantem, tau nggak suara kalian itu kedengeran dari dapur." teriak ibu itu dari balik pintu dapur.

"Ini mah si indah, masa masuk kekamar laki-laki nggak ketuk pintu dulu, kan aziz lagi mandi mah apa lagi baru pakai handuk, main nerobos aja ni anak." adunya pada sang ibu.

Kini indah pun mendapatkan pelototan dari sang ibu, sehingga ia hanya cengingisan.

"Abis mas sih nggak kunci pintunya." ucapnya yang tak trima jika kakaknya saja yang dibelain sang ibunya. Namun tiba-tiba telinga indah mendadak menjadi nyeri.

"Aduh duh mah! Ampun! Iya inda tak akan lagi ngulangi begitu!?." ucapnya dengan memegangi salah satu daun telinganya yang sudah memerah.

"Emang ya kamu susah dibilangin napa? Kamu itu udah gadis mas mu udah dewasa udah disunat? Kenapa main nerobos pintu kamar masmu, ketuk dulu kamarnya!." omel sang ibu pada anak perempuannya.

Dewi usai memberikan pelajaran pada putri perempuannya, kini aziz pun juga mendapatkan teguran darinya.

"Kamu juga! Kalau pas mandi pintu harus dikunci!? Ingat kalian ini udah dewasa jangan seenaknya saja kalau bertingkah, paham!." sambung dewi sebelum pergi kedapur, dan kini ia benar-benar kedapur setelah mendapat anggukan kepada kedua anaknya.

Dirasa semua aman kini tinngal, indah dan aziz mereka berdua saling tatap, seperti mata yang hendak mau keluar.

"Apa!." nyinyirnya.

"Udahlah kenapa sih, emang ada apa?." tanya aziz setelahnya ia sudah merasa muak pada adiknya.

"Mmhh, gue mau minta uang dulu baru mau kasih tau?." katanya sambil menodongkan tangan, membuat aziz tertawa.

"Hahaha, lo nggak salah minta duit ma gue?." ujarnya, indah pun kembali menurunkan tangannya, sambil bersikap dingin.

"Okeh, kalau begitu aku tidak akan memberitau, soal rumah shely yang baru, kalau gitu aku masuk ah, baybay?." ujarnya, seketika aziz mendengar nama shely ia pun kembali mencekal lengan indah.

Indah yang hendak masuk pun kini merasa lengannya di cekal, jadi ia mengurungkan untuk masuk kamar, namun masih saja tangan nya menodongkan uang pada sang kakak.

Sehingga aziz tau maksut adiknya, lalu ia mengeluarkan dompetnya, dan menghitung beberapa uang lembaran merah, sehingga indah pun yang menerima 5 lembar uang merah, langsung bersemangat dan tak lupa akan janjinya.

"Nah gini dong?." ucapnya dengan girang.

"Udah? Apa yang kamu dapat info nya?." tanyanya sehingga indah mengeluarkan ponsel, dan menujukkan beberapa lembaran foto, shely dengan anak kecil, sehingga disampingnya ada seorang laki-laki juga ada perempuan berhijab.

Lalu dengan detail indah menceritakan, soal alamat rumah barunya shely juga tokonya, bukti itu sudah cukup membuat aziz puas, namun yang ia penasaran tentang pria disamping shely, juga perempuan berhijab itu, karna nampak sekali shely sedang bahagia dan terlihat akrap.

'Siapa lelaki itu? Kenapa shely terlihat akrab dengan lelaki itu? Tapi disana juga ada anak kecil? Apa mereka? Ah? Tidak mungkin!?.' kini aziz pun tak mau menerka-nerka ia pun mengambil jaket, lalu pergi ke mall untuk bertemu client nya.

"Hadu udah jam 9 aku harus sampai ke caffe lave nih." gumamnya sambil menyetirkan mobil.

Beruntung jalanan mendukungnya, hingga ia tak membuatnya telat untuk metting.

Sesampai nya di caffe yang berada di sebelah mall, kini ia mencari-cari keberadaan claen nya. Setelah sudah berjumpa ia pun menghampiri kursi 8.

"Hay. Pak wisnu maaf saya terlambat soalnya dirumah ada keperluan bentar, gimana sudah lama pak?." tanyanya. Lelaki berjanggut itu pun tersenyum kepada aziz.

"Oh tidak apa-apa pak, saya juga baru datang kok, ya sudah apakah kita bisa dimulai sekarang? Karna saya ada kerjaan yang penting!?." ujarnya sehingga terdengar, aziz sedang mengutarakan niat dan kerja sama pada kantor wisnu.

***

Beberapa menit kemudian metting sudah selesai, dan saat aziz hendak kekasir untuk membayar minuman, kini tak sengaja bertemu shely, ia melihat bahwa shely berjalan dengan seorang anak perempuan, dan ada salah satu perempuan lagi dengan menggendong anak kecil.

Sehingga terlihat disana nampaknya sedang bahagia, dan tertawa lepas tanpa tau bshwa mereka sedang di awasi.

'Kenapa dia sebahagia itu? Apa mereka ada hubungan ya? Apa shely sudah menikah lagi? Tapi sepertinya lelaki itu pantasnya dengan wanita yang menggendong bayi itu? Ah apa aku samperin aja ya.?.' racau nya dalam hati seakan-akan mencari jawaban yang pas jika sudah bergabung dengannya.

Dan pada saat shely memanggil pelayan restauran, kini tak sengaja ia melihat seseorang yang pernah berjumpa dirinya.

Lantas shely pun mengulas senyum lalu menghampiri pria tersebut, dan sesampainya di depan kasir kini ia melihat jika pria itu sedang menatapnya.

"Hay? Maaf kenapa anda menatap saya seperti itu?." tanyanya dan aziz pun mengalihkan pandangannya ketempat lain.

"Hay apa kabar?." tanyanya basa-basi.

"Mmmh, alhamdulilah baik, maaf apa pernah kita ketemu?."

"Sudahlah? Kamu shely kan?." shely pun mengangguk.

"Aku aziz, ojek yang dulu kamu mintai tolong sewaktu kamu hampir pingsan?." katanya sambil mengingatkan wanita di hadapannya.

"Oh iya? Aku ingat apakabar?." setelah berpikir kini shely pun teringat saat kejadian dulu, hingga kembali menyapa aziz.

"Nah untung ingat, hmm, aku baik?." jawabnya sambil mengulurkan tangan nya.

"Btw, kamu ada perlu apa di sini?." kata shely sembari mengajak aziz duduk di kursi hadapannya.

"Aku abis ada perlu disini, kamu sendiri sedang apa?." ucapnya.

"Aku abis ngajak jalan-jalan putriku, dia tadi mau minta boneka, jadi sekalian jalan ke mall. Oh ya kamu tinggal dimana sekarang."

"Aku tinggal di gang agrek," jawab aziz, sekilas ia menatap meja yang di tempati shely tadi, lalu menatap shely dengan senyuman tipis.

"Oh, itu siapa?." kini aziz pun mulai bertanya soal lelaki yang berada di ujung. Shely pun mulai melihat kemana arah mata aziz. Lalu ia pun tersenyum.

"Hmm, kamu cemburu?." goda shely membuat aziz salah tingkah.

"Hmm, oh, eh, ti-tidak ngapain cemburu, kan aku bukan siapa-siapa kamu?." jawab nya tergagap.

.

.

Kini shely dan aziz pun keasikan ngobrol, tiba-tiba aqilla memanggil mamahnya.

"Mamah?." panggilnya sehingga shely pun menoleh.

"Iya sayang? Sinilah kenalin ini om, cepat salim dulu sama om?." ujar shely yang mengajari anaknya sopan santun pada yang lebih tua.

"Hay, om." sapa aqilla sambil mencium punggung tangan aziz. Hingga ia pun tersenyum.

"Hay juga," sapanya kembali.

"Mah aku mau main sama tante kesana ya." tunjuknya keara luar, disana terlihat balon besar yang bisa dimasukki anak seusia aqilla 9,5 thun.

"Boleh dong sayang, hati-hati ya." jawabnya membuat aqilla bahagia dan berlari kearah taantennya, yang udah berdiri hingga menuntun aqil, juga diikuti adrian suami ulfa.

"Jadi? Itu anak kamu tapi_"

"Iya dia anak angkat ku?." jawabnya santai.

"Oh? Kirain anak kamu sama dia?." jawabnya sambil melihat kearah adrian yang berada di luar jendela kaca. Shely pun tertawa ternyata pria diahadapan nya, belum tau soal hubungannya dengan adiknya.

"Hahaha. Dia itu adik kandungku, yakali lah dia suamiku, nggak lah dia adikku, istrinya itu sahabat ku ulfa namaanya." kini aziz pun tersenyum kecut, ia malu jika sudah salah menilai wanita dihadapan nya. Ia mennyesal telah menuduh wanita kesayangannya.

"Hehe, maaf aku kan nggak tau maaf ya?." ujarnya sambil mengangkat kedua jari nya.

"Hmmm, iya oke, yaudah aku kapan-kapan boleh kan mampir kerumah mu?." sambungnya lagi.

"Boleh? Oh ya lain kali kita ketemu lagi ya, dan ini no ponselku, aku mau kesana dulu nyusul anak aku." ucapnya yang memberikan kartu nama pada aziz, kini shely pun pergi meninggalkan aziz yang kemungkinan hatinya sedang kegirangan.

Bersambung..

1
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
momoy: terimakasih, bab berikutnya makin seru lagi kak, tapi maaf masih pemula.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!