"maaf Tuan Muda, karena kesalahpahaman ini. Anda harus menikahi saya." Ucap Carine Anastasya Conwer dengan tatapan sendu.
"Aku tidak butuh maafmu Carine Anastasya, nama palsumu itu tidak bisa mengelabuiku. dan satu lagi, jangan mimpi untuk menjadi istri spesialku. kau bukan tipe, selera, dan wanita yang kucintai. paham!" Tekan Reno Zesnard Phoenix dengan mata menatap tajam.
"Baik Tuan, saya tahu posisi saya." Ujar Carine Anastasya Conwer seraya menundukkan kepala.
Notes: biar tidak bingung, dianjurkan untuk baca novel pertama dengan judul 👉SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA. agar ceritanya nyambung dan teman-teman tidak bertanya-tanya untuk beberapa isi cerita yang mungkin tak dijelaskan secara rincih, termasuk beberapa tokoh cerita yang tak di detail kan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis pungut ini wangi juga?.....
Setelah beberapa menit di dalam walk in closed.
Reno melangkah keluar dengan mengenakan piyama tidur, Reno naik ke atas ranjang sembari menatap Carine yang langsung meliriknya dari sofa. sejak tadi Carine sedang berbalas pesan dengan Max. nomor Max dibagikan oleh Kim lewat obrolan whatsapp, karena sekarang Carine menggunakan nomor baru. kartu lamanya dipatahin oleh Tuan Muda beberapa waktu lalu. dan itu sangat menjengkelkan. alhasil banyak nomor yang hilang dan tidak Carine ingat. hanya ada nomor Kim dan nomor Max di ponsel barunya saat ini.
"Kenapa melihatku seperti itu!" tutur Reno dengan wajah datar, masih ada kekesalan yang dipendam oleh Reno perihal panggilan Carine untuk Max dan Kim.
"Maaf Tuan Muda." balas Carine meletakkan ponselnya dan membuang muka agar tidak Bersitatap dengan Tuan Muda. Carine berdiri dari duduknya. hendak melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. badannya sudah sangat lengket saat ini.
"Maaf, Maaf, memangnya maaf cukup?" Ujar Reno dengan kekesalannya.
'Lah, memang salahku dimana Tuan Muda.' batin Carine yang mendengar umpatan Tuan Muda, Carine memilih berlalu ke kamar mandi tanpa membalas umpatan pria itu. buang-buang energi bisanya.
"kenapa aku jadi kesal? tidak mungkin aku cemburu karena dia memiliki panggilan khusus untuk Max dan Kim yang tidak selevel denganku itukan! tidak mungkin!" bantah Reno, ini bukan dirinya, dan seorang Reno tidak pernah cemburu.
setelah setengah jam mengecek beberapa file di laptopnya, pintu kamar mandi terbuka. Reno menatap penampilan Carine yang sudah diganti, Ia mengenakan piyama tidur dengan motif bunga-bunga.
"Tunggu! tunggu! aku tidak melihatmu menukar baju di ruangan itu," tunjuk Reno ke walk in closed. "kau sekalian ganti baju di kamar mandi?" ujar Reno sembari menautkan kedua alisnya.
"Ya, Tuan Muda." Carine menganggukkan kepala sambil mengeringkan rambut dengan handuk.
"Fuck! kau pikir aku akan tergoda dengan tubuh jelekmu itu anak pungut! sudah berapa kali aku bilang. kalau aku sama sekali tidak tergoda dengan tubuh jelekmu itu." tutur Reno dengan entengnya sembari mengejek Carine yang tiba-tiba menatapnya dengan tatapan datar.
"Tuan Muda, anak pungut sepertiku ini hanya ingin melindungi tubuhnya sekalipun Anda bilang tidak berselera saat melihatku." tutur Carine membalas ucapan Reno, walau hatinya sakit terus terusan disebut anak pungut oleh Tuan Muda. sebisanya Carine menahan semua itu, Karena itulah kenyataannya.
Carine mengacuhkan Tuan Muda dan menuju meja riasnya. lalu mengoleskan cream wajah untuk merawat kulitnya tetap sehat.
"melindungi apanya, sudah murah untuk apa dilindungi." ucap Reno lirik lirik singkat wajah Carine yang bisa dia lihat dari cermin.
"Tuan Muda tidak akan tahu sebelum merasakannya, dan Anda tidak akan pernah merasakan tubuhku Tuan Muda. mohon maaf menyela omongan Anda berkali-kali, tapi saya harus bilang ini supaya Tuan Muda membuka mata lebar-lebar. mungkin Anda terlalu banyak mencicipi wanita-wanita itu hingga Anda menilai sepihak seperti ini, jaga mulut Tuan Muda sebelum Tuan Muda akan menyesal telah mengataiku." ucap Carine dengan berani, dirinya mencoba mengabaikan tatapan menusuk Tuan Muda yang sudah melotot di atas ranjang.
tanpa menatap Tuan Muda, Carine naik ke atas kasur dan merebahkan diri Memunggungi Tuan Muda. lalu menutup matanya dalam-dalam.
"heii, ingat yah! aku tidak akan menyesal telah mengataimu. karena kau memang murahan!" kata Reno menekan lengan Carine kuat.
"terserah, Tuan Muda!" balas Carine.
"dan jaga mulutmu itu Carine, kenapa kau sangat tidak sopan padaku. terus itu! dari tadi kau memanggilku Tuan Muda, Tuan Muda, kau lupa yang tadi aku katakan?" Ujar Reno menggoyangkan lengan Carine yang tidak menghiraukan ucapannya.
"tapi Tuan Muda tidak menyukainya." jawab Carine berbalik dan menatap wajah Tuan Muda, lama mereka Bersitatap sedekat ini dan menikmati suasana canggung yang tercipta.
"Mas, aku tadi mengatakannya kan Tuan Muda." tutur Carine.
"No! kau memanggil Kim mu dengan Mas, lalu kau ingin memanggilku Mas juga? cih, itu sangat kampungan. pantas saja kau dan asisten mu itu begitu mirip." balas Tuan Muda.
"Anda salah dengar Tuan Muda," balas Carine menggelangkan kepala. "Kau ingin mengatakan aku punya gangguan pendengaran?" tutur Tuan Muda.
"bukan begitu, tapi memang seperti itu. tadi saya meminta pendapat Kim mengenai panggilan itu. dan Kim setuju." ujar Carine dengan kebenarannya.
"seharusnya kau meminta pendapatku." balas Reno, lalu menarik Carine masuk ke dalam pelukannya.
"Ehhh, Tu-an Muda."
"Diam, kau lapar?" tanya Reno, "Tidak." balas Carine, karena memang seharian ini dia sudah banyak mengisi perut. tapi dengan posisi seperti ini.
"baiklah, aku juga tidak lapar. mulai sekarang panggil aku sayang." pinta Reno dengan senyum samar.
"sa-ya-ng?" apa aku tidak salah dengar, guman Carine menelan ludah. "Ya, sayang. jangan ge'er dan kemana-mana pikiranmu. aku hanya tidak ingin orang lain mengira aku suami yang jahat pada istri sendiri. jadi panggil aku sayang, dengan begitu kita kelihatan seperti pasangan sungguhan." ucap Reno sembari memeluk tubuh Carine dan menikmati aroma shampoo yang sangat memikat, enak dan nyaman dihidung Reno.
'tapi hanya Kim dan Alan yang tahu, selebihnya papa dan mungkin Nyonya juga Tuan besar. Tuan Aston juga. selain mereka, siapa yang tahu?' Batin Carine, siapa juga yang ingin melihat mereka seperti pasangan sungguhan. bukannya Tuan Muda menolakku. Carine bingung.
"Tidur!" Tiba-tiba suara Reno mengagetkan Carine, Reno bergerak dan mematikan lampu kamar.
Carine mengira dirinya sudah aman, setelah terlepas dari pelukan Tuan Muda. namun nyatanya tidak, Reno tiba-tiba menariknya lagi, dan masuk ke dalam pelukan Tuan Muda.
"Tuan muda, sesak napas!" Jujur Carine, Reno melonggarkan pelukannya. Carine menggulung senyum dan menikmati aroma tubuh Tuan Muda, sungguh wangi dan enak sekali.
'jangan tergoda Carine, mungkin ini salah satu aksi Tuan Muda untuk membuatmu jatuh cinta. ingat, pria ini sudah banyak menghinamu.' Batin Carine menyadarkan diri dan memilih tidur dengan posisi saling memeluk.
'gadis pungut ini wangi juga.' tutur Reno menghirup aroma rambut Carine. dan tanpa sadar bibirnya menempel di sana entah berapa lama.
...bersambung..... ...
lanjut lagi kak