“Tuan, Nyonya mengajukan gugatan cerai pada, Anda!”
“Hah! Apa dia seberani itu?! Biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, kita lihat, pada akhirnya dia akan kembali meminta maaf dan memohon.”
Pada akhir yang sesungguhnya! si Tuan Muda, benar-benar ditinggal pergi tanpa jejak apapun hingga membuatnya menggila dan frustasi. Dan lima tahun kemudian, di sebuah klub malam ia di pertemuan dengan seorang reporter yang sedang menjalankan misi penyamaran, untuk menguak kasus penculikan bayi lima tahun yang lalu, dan reporter itu adalah wanita yang membuatnya frustasi.
“Kamu pergi begitu saja, apa kamu pikir bisa lepas begitu saja! Urusan kita di masa lalu belum selesai, istriku.”
Ig. Kunang-kunangachi
FB. Achi_N
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Apa Yang Kamu Inginkan, Alea
Apa ini benar-benar, ibu?
Kenapa harus seperti ini?
Alea tidak menyangka, ibunya akan melakukan hal yang ia anggap tidak pantas dan amat memalukan.
Nyonya Kim sangat nekat, demi membangkitkan kembali kejayaan Keluarga Kim, dia rela melakukan apapun.
Apapun! Tidak terkecuali.
“Anda sudah memutar videonya sebanyak dua kali, Nyonya, saya rasa sudah cukup,“ Sekertaris Lee, menarik kembali ponselnya.
Badan Alea bergetar, ini sungguh diluar dugaannya.
“Jadi, apa yang kamu inginkan Alea, di hadapanku kamu meminta mengakhiri pernikahan ini, tapi didepan orang tuamu, kamu mengadu jika aku yang akan menceraikan mu. Apa kamu seburuk itu?”
Seburuk itu!
Bagus sekali, Nyonya Kim sudah memberi label baru untuk, Alea.
Tapi Alea sudah tidak peduli, mau dicap buruk atau apapun di depan Abraham, itu sudah tidak penting lagi.
Alea mengangkat wajahnya, menatap Abraham yang duduk dengan penuh kekuasaan, “Abraham, bukankah tadi kamu bertanya, apa yang aku inginkan?”
Abraham menyipitkan matanya dan dengan ekspresi mengejek lelaki itu mengatakan, “Iya.”
Dia pasti meminta sesuatu untuk keluarganya..
“Apa kamu akan mengabulkan permintaanku kali ini?”
“Tentu, selama ini aku selalu mengabulkan permohonanmu, kan! Apapun itu, terkecuali diriku.”
Terkecuali diriku…ya! Alea tau ini, jadi dia tidak akan mungkin berani meminta tubuh atau cinta lelaki itu lagi.
Alea menatap lekat suaminya, dan berkata dengan keyakinan penuh, “Permintaanku kali ini, mari kita berpisah.”
Berpisah!
Mengakhiri pernikahan!
Sudah dua kali wanita itu mengatakan hal serupa.
“Alea, aku tidak suka basa-basi. Sebaiknya kamu katakan saja apa yang kamu inginkan, Lee, akan melakukannya,” kata Abraham, yang masih menduga jika permintaan Alea untuk berpisah, adalah sebuah pancingan agar dia menuruti keinginan yang lain, dari wanita itu.
“Tidak ada lagi yang aku inginkan, aku hanya ingin kita akhiri ini, secara baik-baik.”
Abraham yang mulai terpancing emosinya bangun secara kasar, wajahnya sudah menunjukan rasa jengkel pada wanita yang ada di hadapannya.
“Kenapa?” Tanya Abraham, dengan dingin.
Dia masih bisa bertanya kenapa!
“Tidak ada, hanya saja… aku rasa waktu tiga tahun sudah cukup.”
“Sudah cukup!” Abraham berjalan mendekati Alea, dan kini badan tinggi besar itu berdiri tepat di hadapannya. “Semudah itu kamu bilang waktu tiga tahun sudah cukup! Tidak! tidak akan pernah cukup sekalipun lima ratus tahun lamanya.”
Alea mengangkat wajahnya, memberanikan diri melihat Abraham, “Abraham, apa kamu sangat membenci diriku?”
Mempertanyakan ini, hati Alea jadi sakit, seharusnya tidak usah bertanya karena dia sendiri tahu jawabannya, tapi Alea ingin mendengar secara langsung dari bibir lelaki itu. Setidaknya, ia bisa pergi dengan tenang tanpa merasa terbebani, jika tahu Abraham benar-benar membenci dirinya.
“Menurutmu!” sahut, Abraham.
Ini sama sekali bukan jawaban. Ternyata percuma bertanya.
“Abraham, Jessika sudah kembali, kan!”
Jessika lagi!
Abraham mencengkram pundak Alea, dan menghimpitnya di tembok, “Kenapa dengan Jessika? Sepertinya kamu sangat tertarik dengan dia, apa sekarang kamu ingin menggunakan Jessika agar lepas dari dosamu tiga tahun yang lalu?!”
Alea meringis, cengkraman tangan Abraham begitu sangat kuat, “Abraham tolong lepaskan!”
Abraham mengendurkan cengkramannya, ia membungkuk dan memiringkan kepalanya sejajar dengan telinga Alea, “Apa kamu yakin ingin berpisah denganku?”
Alea mematung.
“Sudah kuduga!” Dengan gerakan kasar, Abraham melepaskan Alea, “Sebutkan saja, berapa nominal yang kamu butuhkan, Lee, akan mentransfernya.” Sambung Abraham.
“Aku tidak menginginkan uangmu lagi.”
Abraham yang sudah mulai tenang kembali emosi, “Lalu apa? Katakan?!”
“Abraham, menikahlah dengan Jessika.”
Alea, benar-benar mengikuti saran dari Nyonya Kim, entah sadar, ikhlas atau tidak. Alea benar-benar meminta suaminya menikahi wanita lain. Kedua tangannya terkepal kuat, menanti respon dan jawaban dari Abraham.
Abraham terbelalak, lalu menggelengkan kepalanya, “Dasar gila!” Umpatnya kesal.
Alea terkejut!
Dia mengatai ku…
“Lee, kamu urusan, dia,” kata Abraham, lalu pergi meninggalkan Alea dan Sekertaris Lee, diruang kerjanya itu.
“Nyonya, sepertinya Anda sakit, apa perlu saya panggilkan dokter, untuk memeriksa Anda.”
“Sekertaris Lee, apa kamu berpikir aku ini sakit, gila?!”
“Tidak! Nyonya, jika Anda ingin memiliki hati Tuan Muda, bukan begini caranya.”
Semua orang tidak akan pernah percaya, jika wanita yang dulu tergila-gila pada Abraham, menginginkan perpisahan secara tiba-tiba. Berkaca dari masa lalu, liciknya Keluarga Kim, hingga Abraham terpaksa menikahi Alea tidak akan pernah bisa dilupakan begitu saja. Jadi, seperti apapun alasan Alea ingin bercerai, mereka semua tidak akan ada yang percaya dan malah menganggap jika itu salah satu permainan licik Keluarga Kim, untuk meraup keuntungan dari Keluarga Liam.
“Sekertaris Lee, selama tiga tahun aku sudah berusaha mengambil hati Tuanmu, selama tiga tahun itu juga aku terluka. Aku tau dia ingin membalas dendam padaku. Tapi, apa pernah dia bertanya! Apakah aku terlibat dalam rencana Ibu dan Ayahku tiga tahun yang lalu? Dia selalu menutup telinga dan matanya,” Alea menghela nafas berat, dan melanjutkan ucapannya, “Sekarang Jessika sudah kembali, jika Tuanmu ingin membalas dendam padaku dengan cara seperti selama tiga tahun ini aku masih bisa bertahan. Tapi jika dia ingin membalas dengan cara membawa Jessika ke Villa ini. Aku akan pergi.”
Ini kali pertama Alea bicara panjang lebar pada Sekertaris Lee.
Sekertaris Lee tertegun, dari mana Alea tahu jika Abraham akan membawa model itu, ke Villa Mars?
Alea berjalan melewati Sekertaris Lee, dan sebelum keluar dari ruangan itu ia kembali berucap, “Jika kamu tidak mau membantu mengurus perceraian ku dan Abraham, aku yang akan melakukannya.”
Ini seperti bukan permainan.
Nyonya bersungguh-sungguh.
\*\*
Kediaman Besar Keluarga Liam.
“Bagaimana, Jessika, apa kamu sudah siap, untuk tinggal di Villa Mars, Abraham?” Tanya Nyonya Liam, dengan sangat antusias.
“Aku deg-degan, Bibi, apa tidak masalah dengan Alea.”
“Jangan pikirkan wanita itu, Abraham sendiri yang membawamu ke sana. Ingat Jessika, aku memiliki harapan besar padamu.”
Jessika mengangguk dengan malu-malu, “Aku tidak akan mengecewakan Bibi.”
Dalam hal ini, Nyonya Liam hampir sama seperti Nyonya Kim. Sama-sama memiliki ambisi besar, egois dan tidak punya hati. Tiga tahun Abraham menikah dengan Alea, dan tidak ada tanda-tanda mereka akan memberikan keturunan untuk Keluarga Liam. Sandra yang tidak mau kalah dari Keluarga besar lainya, nekat melakukan segala cara agar bisa memiliki keturunan asli dari Abraham. Untuk Nyonya Kim, sebenarnya tidak masalah jika Alea yang melahirkan keturunan Abraham, dia akan menerimanya sekalipun Sandra menganggap Alea mendapatkan Abraham dengan cara yang licik.
Tapi wanita licik itu tidak bisa memberi keturunan, untuk apa dipertahankan.