10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 29 - Kartu Tanda Pengenal
"Stop! suara mu berisik sekali Maura!" kesal Anna.
"Jaga bicaramu! jangan lancang ya!" balas Maura, semakin kesal karena Anna memanggilnya tanpa ada gelar dokter, lancang sekali.
"Kamu yang harusnya jaga sikap, sekali lagi kamu mempermainkan pasien di rumah sakit ini, aku tidak akan segan membuatku kehilangan gelar Doktor itu!"
Maura mengangkat tangan dan hendak menampar Anna. Namun Anna segera menepisnya dan mendorong Maura hingga terjerembab di lantai.
"ANNA!"
"Jangan berisik!" setelah mengatakan itu Anna keluar lebih dulu, meninggalkan begitu saja Maura yang masih terduduk di lantai.
Sudah puas memaki Maura namun hati Anna tetap merasa tidak lega, seperti masih ada yang mengganjal disana. Apalagi kalau bukan tentang hubungan Alam dan Maura.
Tapi tidak ingin terpengaruh, Anna coba kembali fokus, menyibukkan diri dengan melayani para pasien di ruang IGD.
Jam 5 sore Anna mengambil waktu istirahat. Dia memutuskan untuk membeli makanan di kantin rumah sakit dan memakannya di ruang rawat Pricilla.
Anna duduk di Sofa ruangan itu didampingi oleh Tissa. Keluarga Pricilla senang sekali tiap Anna datang ke ruangan ini.
Danu dan ayah Pricilla sedang keluar. Di dalam kamar ini ibu Pricilla sedang membasuh tubuh Anaknya.
"Maaf dokter Anna, Anda sedang makan tapi saya malah mandi," ucap Pricilla tidak enak hati, merasa sangat tidak sopan.
"Santai Pris, para dokter itu biasa dengan hal jorok," jawab Anna, dia dan Tissa kemudian terkekeh.
"Kamu sudah makan Tiss? Ayo makan bersamaku," ajak Anna pula pada sang sahabat.
"Sudah, makanlah, sepertinya kamu lapar sekali."
Anna mengangguk, dia langsung makan dengan lahap.
Disaat asik mengunyah makanan, tiba-tiba Anna teringat tentang hubungan Alam dan Maura. Terbesitlah di hatinya untuk menanyakan tentang hal itu pada Tissa.
"Tiss."
"Hem." Tissa masih asik memainkan ponsel, perutnya sudah tidak mual lagi, sudah merasa nyaman.
"Lihat aku dulu, aku mau tanya serius."
"Tanya apa? eh tunggu! aku dulu yang mau tanya, kamu ada hubungan apa dengan dokter Alam? foto kalian sudah menyebar di grup whatsapp rumah sakit."
Anna mendelik.
"Foto apa?"
"Lihatlah ini." Tissa menunjukan layar ponselnya, memperlihatkan foto Anna dan Alam di area parkiran saat malam hari.
Anna mengingat-ingat, sepertinya itu malam kemarin.
"Aku tidak punya hubungan apapun dengan dokter Alam, itu kami tidak sengaja bertemu."
"Tapi kalian saling tatap."
"Namanya saling sapa yang bertatapan, masa aku harus memunggungi dia."
Tissa terkekeh.
"Jadi apa yang mau kamu tanyakan?" tanya Tissa setelah tawanya mereda.
"Tentang dokter Alam dan dokter Maura, memangnya mereka punya hubungan?" Anna bertanya sambil kembali makan, berlagak biasa saja padahal hatinya sangat berdebar, takut jika jawaban Tissa akan membuatnya kecewa.
"Mana ada yang seperti itu, mereka tidak punya hubungan apa-apa tapi dokter Maura nya saja yang suka mengklaim. Apa kamu tahu An, gosipnya dokter Alam sudah menikah, tapi tidak ada yang tau siapa istrinya."
Uhuk! Anna langsung tersedak, dengan segera dia mengambil botol air mineral dan meneguknya.
"Hati-hati An."
Anna mengangguk.
"Tidak ada yang tau siapa istrinya, tapi status dokter Alam di kartu tanda pengenalnya sudah menikah." Jelas Tissa lagi membuat Anna menelan ludahnya dengan kasar, kartu pengenal Anna saja masih single.
Menyadari itu Anna mengulum senyum, ternyata selama ini Alam mengakui pernikahan mereka.