Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#21
Keesokan paginya, Wilma tampak berjalan menuju kamar Lara. Dia mengetuk pintu begitu tiba di depan pintu Lara.
TOK TOK TOK ...
Lara yang mendengar pintunya diketuk langsung menuju arah pintu dan membukanya. Lara melihat Wilma yang berdiri di depannya.
"Tuan Silas menunggu di meja makan," ucap Wilma datar.
"Ya, terima kasih," jawab Lara dan berjalan mengikuti Wilma di belakangnya.
Lara menuruni tangga memutar yang terlihat sangat mewah itu. Sesampainya di ruang makan, Lara berdiri di ujung meja makan.
"Duduklah," kata Silas.
Lalu Lara pun duduk dan kemudian pelayan menghidangkan makan pagi mereka. Makan pagi yang mewah yang tak pernah dirasakan oleh Lara sebelumnya.
"Makanlah yang banyak, kau akan ikut ke perusahaanku hari ini," kata Silas.
Lara hanya mengangguk dan mulai makan apa yang dihidangkan di depannya. Lara makan dengan cukup lahap. Dia memang sangat kelaparan karena semalam Lara tak makan.
Setelah makan pagi dengan suasana yang tenang, Silas dan Lara langsung menuju ke perusahaan Silas.
Lara memakai baju yang ada di lemarinya dan dia tak peduli baju apa yang dipakainya. Lara memakai baju dress yang panjangnya hanya di atas lututnya dan membuatnya terlihat lebih muda dari umurnya.
Dia masih seperti anak sekolah yang ikut kakeknya ke perusahaan.
Begitu memasuki lobby perusahaan, para pegawai melihat ke arah Lara yang tak pernah dilihat mereka sebelumnya. Mereka hanya berpikir mungkin Lara adalah kerabat dari sang bos.
Lara mengikuti langkah Silas di belakangnya dan dia tak tahu untuk apa dirinya pergi ke perusahaan itu.
Sesampainya di sebuah ruangan yang terlihat seperti ruangan meeting, Lara melihat ada beberapa pegawai Silas yang berkumpul di sana.
"Duduklah di sana," Silas menunjuk ke arah kursi paling ujung.
Lara hanya mengangguk dan langsung menuju ke arah kursi yang ditunjuk Silas. Ada 4 orang termasuk tuan Silas yang duduk di sana.
Lara merasa tampak akan di sidang karena semua mata tertuju ke arahnya.
"Kemarin kau bilang namamu Lara Tafetta, kan?" tanya Silas.
Lara mengangguk lagi.
Lalu di layar proyektor terlihat profil Lara dengan sangat lengkap. Lara tentu saja terkejut dengan hal ini.
"Aku tak sembarangan menerima seseorang untuk berada di dekatku. Jadi aku harus tahu riwayat hidupmu sampai sedetail mungkin," ucap Silas dengan santai dan tersenyum melihat wajah Lara yang keheranan.
Lara membaca semua detail tentang dirinya termasuk pembullyan dan fitnah yang dilakukan oleh Davina terhadap dirinya. Di layar proyektor itu juga menginformasikan berapa kali Lara di penjara dan semua penyebabnya.
Lara tak habis pikir, bagaimana tuan Silas bisa mengetahui tentang dirinya hanya dalam waktu semalam saja.
"Aku suka melihat perjalanan hidupmu. Kau gadis yang sangat tangguh. Dan kau memiliki nilail plus. Kau sangat pintar, aku akan memanfaatkan hal itu darimu. Kau tak masalah, kan?" ucap Silas.
Lara menoleh ke arah Silas dan melihat keseriusan di matanya. Dia langsung tahu bahwa Silas adalah tipe orang yang tak suka basa basi dan tak pernah main-main dalam mengambil keputusan.
"Ya, aku tak masalah. Anda bisa mempekerjakanku jika anda menguliahkanku. Aku tak akan menerima gaji dari anda sebelum hutang biaya kuliahku lunas," ucap Lara tegas dan serius.
Silas tertawa mendengar hal itu.
"Aku tak suka memberi hutang pada siapapun. Aku lebih suka memberi dan memanfaatkan orang yang sudah kubantu," jawab Silas.
Kata-kata Silas memang terdengar licik tetapi tidak bagi Lara. Dia tak masalah dengan hal itu. Dia tak masalah dimanfaatkan karena itu artinya dia masih berguna bagi orang lain dan ada timbal balik keuntungan dari mereka berdua.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA
😁😁✌️