Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.
Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.
Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.
Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Lelah Sekali
Sun Yu Yuan bersandar di dada pria itu, kepalanya menyender lembut, seperti anak kecil yang akhirnya tertidur setelah puas bermain. Napasnya mulai melambat, tubuhnya terasa lemas seolah seluruh energinya tersedot habis.
"Hah... aku lelah sekali..." gumamnya pelan, sambil mengangkat tangan dan menyentuh titik nadi di lehernya. Matanya yang setengah terbuka memeriksa denyut nadinya. "Hmm, beruntung racunnya sudah hilang. Kalau tidak, pasti akan ada ronde kedua. Mana aku saja yang bekerja keras." ujarnya dengan suara pelan, namun cukup jelas untuk terdengar oleh Raja Liang.
Ia mengerucutkan bibir, lalu menghela napas panjang. "Sungguh menyebalkan, racun bodoh ini, membuatku lelah saja." omelnya setengah mengeluh, lalu menyusupkan dirinya lebih dalam ke dalam pelukan pria yang masih diam membisu, seperti batu hidup.
Raja Liang masih menatap langit-langit kamar. Pandangannya kosong, tubuhnya masih kaku tidak bisa digerakkan. Dada dan pikirannya berkecamuk, amarah dan rasa malu menari-nari dalam dadanya.
“Wanita ini, wanita tak punya otak! Berani-beraninya menyentuhku seperti itu!” geramnya dalam hati, apalagi ia baru saja di perkosa oleh nya dalam keadaan sadar.
Kepalanya penuh dengan suara jeritan batinnya sendiri, tapi suara Sun Yu Yuan yang barusan tetap terdengar di telinganya.
“Kau... wanita yang sangat menyebalkan dan sinting, cepat pergi dari tubuhku!” geramnya, berusaha menahan suara agar tetap tegas, walau tubuhnya masih belum bisa bergerak sempurna.
Sun Yu Yuan membuka sedikit matanya, mengerjapkan dengan malas. "Ah? Kau sudah merasakannya juga, ya? Lagipula yang kesakitan itu aku, yang bekerja keras itu aku, kau hanya diam seperti mayat hidup. Banyak omong. Lagipula kalau bukan karena racun ini, mana mau aku melakukannya denganmu. Masih banyak pria tampan di dunia ini."
Dengan wajah lesu, ia memejamkan mata lagi. "Dah lah, aku lelah, marahnya besok saja ya."
“APAAA?! Kenapa jadi dia yang marah sekarang?!” bentak Raja Liang dalam hati, dadanya semakin membara. “Apa dia pikir aku boneka kayu? Aku ini raja! RAJA PERANG! DEWA PERANG YANG MEMBUNUH MUSUH TANPA BERKEDIP!”
Tapi omelannya hanya bergema dalam batin. Ia tak punya tenaga lagi untuk menghardik atau membanting tubuh wanita itu. Hanya napas teratur dari Sun Yu Yuan yang kini tertidur di atas dadanya yang terdengar jelas di telinganya.
Ia menoleh pelan, menatap wajah Sun Yu Yuan yang tenang dalam tidurnya. Wajah itu lembut, alisnya halus seperti lukisan, hidungnya kecil namun bangga, bibirnya sedikit mengerucut, bibir yang tadi. “Astaga, aku benar-benar sudah ternoda oleh wanita ini!”
Dadanya bergemuruh, bukan karena gejolak asmara, tapi karena malu dan marah yang campur aduk.
“Kenapa harus wanita ini? Kenapa harus dia.”
Ia mencoba menarik napas dalam, lalu mengalihkan pandangan ke langit-langit kamar. Ia memikirkan kejadian tadi, melepaskan keperjaka*nnya bersama wanita ini. Pesona Sun Yu Yuan saat bekerja keras diatasnya.
“ASTAGA! Apa yang kupikirkan!” batinnya menjerit, hampir membuat kepalanya meledak karena malu sendiri.
Ia memejamkan matanya cepat, mencoba menolak semua sensasi hangat yang masih tertinggal di tubuhnya. Tapi sayangnya, tubuh manusia tak bisa bohong.
“Sial!!! Bahkan sekarang aku masih bisa merasakan aromanya di dadaku, dan napasnya... napasnya membuatku gila.”
Ia melirik ke arah wanita yang tidur di pelukannya.
“Tunggu saja kau besok pagi, wanita licik. Akan kubunuh tanpa ampun. Akan kuikat kau di tiang gantungan, akan... akan kupenggal kepalamu jika perlu!”
Tapi sumpah serapah itu hanya menggantung di langit-langit kamar. Ia tak sanggup mengucapkannya. Yang terdengar hanya desahan napasnya yang mulai melambat.
Tubuhnya mulai merespons rasa nyaman. Hangat. Damai. Tidak seperti saat berada di medan perang atau kesulitan untuk tertidur. Kali ini entah kenapa ia merasa sangat mengantuk dan tak sulit untuk memejamkan mata nya.
Napasnya akhirnya teratur, mengikuti irama napas Sun Yu Yuan yang masih tertidur pulas.
“Tsk! dasar wanita iblis.”
Satu kedipan terakhir sebelum akhirnya ia tertidur, menyusul wanita yang barusan membuatnya merasakan neraka dan surga dalam satu waktu.
Raja Liang masih terlelap, tubuhnya seperti tertahan dalam pelukan mimpi yang panas dan membuat jiwanya berkecamuk. Ia tidak tahu, bahwa wanita yang barusan merampas ciuman, kehormatan, dan harga dirinya kini sudah membuka matanya dan menatap langit-langit kamar dengan wajah tegang.
Fajar masih enggan menyingkap tabir malam saat Sun Yu Yuan terbangun dari tidurnya. Ia mendongak pelan, menyibak tirai rambut yang menutupi sebagian wajahnya.
Sun Yu Yuan menarik napas pelan. Jantungnya berdebar keras. Ia bangkit perlahan dari dada pria itu.
"Oh astaga... Aku benar-benar melakukannya dengan pria gila sepertinya," pikirnya dengan ngeri sekaligus geli.
Suara itu hanya terdengar di benaknya sendiri, bergema seperti tamparan pada kesadarannya yang baru pulih. Matanya melirik ke samping, ke arah pria yang terbaring tanpa busana di bawah selimut merah berhias motif naga.
Sun Yu Yuan duduk perlahan, memastikan tubuhnya tak menimbulkan suara. Ia mengerjap menatap dirinya yang juga tak berbalut kain.
Tubuh telanjangnya menyentuh dinginnya udara fajar yang belum menyingsing sempurna. Ia mencari pakaiannya. Pakaian itu adalah pakaian pengantin yang sangat ribet dan berat. Ia membuka lemari besar milik Raja Liang dan mengambil salah satu pakaian hitam panjang yang tergantung rapi.
"Pakaian ini terlalu besar," gumamnya dalam hati, "tapi lebih baik daripada telanjang, lagipula pakaian pengantin merah itu terlalu tidak enak dipakai. Tidak, tidak, cukup sudah."
Dengan sigap ia mengenakannya, menggulung lengan bajunya hingga setengah lengan, lalu mengencangkan ikat pinggang. Setelah itu, ia menyisir rambutnya sekadarnya dan menatanya tinggi ala pria muda bangsawan.
"Aku harus kabur dari sini. Kalau tidak, aku bisa dipenjara, mungkin dipasung atau disiksa di kediaman pria gendeng ini seumur hidup. Menurut naskah aslinya, pria ini bisa saja berubah jadi monster tanpa ampun. Malas banget dilibatkan dalam drama dendam panjang," batinnya sambil memasukkan beberapa perhiasan emas dan uang miliknya yang diberikan oleh Raja Liang itu ke dalam tas kain.
Ingatannya kembali melayang pada ingatan dari tubuh pemilik asli Sun Yu Yuan, anak sah keluarga Sun yang diabaikan dan dijadikan alat tukar politik.
Matanya menyapu kamar, lalu tertuju pada dua kotak besar di pojok ruangan. Mas kawin.
"Hah! Bisa-bisanya keluarga Sun hanya kirim dua kotak usang ini? Isinya juga cuma kain biasa dan teh. Mana mas kawin dari ibunya Sun Yu Yuan, hah?! Pasti diembat oleh selir ular itu," gumamnya sambil mengepalkan tangan. "Tenang... Nanti aku akan balaskan."
Saat ia hendak pergi, ia teringat satu hal yang sangat penting.
"Ah, ya. Surat cerai. Aku tak mau lagi berhubungan dengan pria ini," gerutunya.
Tolong dukungan Vote nya.