Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 1
"Oh jadi begitu, mereka tidur terpisah." Gumam Mina ke dirinya sendiri. Ia sedang berada dikamar kakak iparnya setelah memeriksa kamar Iren, kakak kandungnya. Rumah itu memiliki tiga kamar.
Mina sudah memeriksa kamar depan tadi, kak Iren tidur di sana sedang kakak iparnya dikamar belakang. Padahal ia baru curiga ada bau-bau aneh dari pernikahan keduanya. Ketika ia memutuskan menyelidiki, ternyata memang benar pernikahan mereka bermasalah.
Mina ini jenis gadis yang sangat kepo. Kalau tidak, dia tidak akan pura-pura bertamu di apartemen mereka dan menyelidiki hubungan kakaknya dengan suami barunya. Bisa sajakan kan kayak di film-film mereka nikah kontrak. Ini nggak bisa dibiarin, ini sih namanya mereka sudah nipu orangtua. Apalagi Mina mulutnya ember, kalau mendapati sesuatu yang salah, ia pasti akan segera melapor ke mamanya.
"Sebaiknya aku lapor ke mama sekarang." kata gadis itu lagi siap-siap keluar dari kamar itu.
"Lapor apa?" suara itu sontak mengagetkannya. Langkahnya terhenti. Kemudian ia berbalik dan mendapati Foster, suami kakaknya sedang berdiri bersandar di pintu toilet sambil bersedekap dada menatapnya dengan tatapan tajam mengintimidasi.
Sejak pertama kali melihat pria itu pun Mina sering sekali merasa terintimidasi dengan tatapannya yang begitu tajam. Seolah ingin membunuhnya. Ya ampun, kenapa kak Iren memilih suami seperti itu sih. Kaya sih kaya, tapi nggak ada lembut-lembutnya sama sekali. Mina juga pernah mendapati kakak iparnya sering menatapnya dengan wajah mesum.
"K ... Kak Foster, kakak nggak ... Ke kantor?" tanya Mina tersendat-sendat. Astaga, ia tertangkap basah. Ia pikir Foster tidak ada di rumah. Soalnya tadi kak Iren bilang suaminya lagi dikantor. Jadi Mina berani saja datang dan masuk ke kamar itu dengan seenaknya. Nggak tahunya ada pria itu ternyata.
Foster tidak menjawab. Sekarang ia melangkah perlahan mendekati Mina. Gadis itu menelan salivanya. Ia merasa seperti seorang penjahat yang baru saja tertangkap basah.
"Aku tanya apa yang mau kau laporkan?" kata pria itu lagi dengan suara rendah. Ia sudah berdiri didepan Mina. Jarak mereka sangat dekat sampai-sampai Mina bisa merasakan hembusan nafas sang kakak ipar.
"A ... Aku ..." gadis itu memutar otaknya mencari alasan.
"Aku mau lapor ke mama kalau minggu depan teman-teman kuliahku mau datang ke rumah." katanya cepat tapi setelah itu ia merutuki dirinya yang begitu bodoh. Alasannya terlalu kedengaran dibuat-buat dan begitu kelihatan bohongnya. Habis sudah, ia pasti telah ketahuan. Foster didepannya mencibir.
"Kau pikir bisa membodohiku, hm? Aku beri kesempatan satu menit untukmu. Jelaskan dengan jujur." ucap pria itu dengan nada rendah yang terdengar begitu maskulin. Mina tertegun.
Kakak iparnya ini begitu tampan dan ... Matanya melotot lebar saat menyadari ternyata lelaki yang sedang berdiri didepannya sekarang tidak pakai baju. Hanya handuk yang terlilit di pinggangnya. Matanya turun ke otot-otot perut Foster yang terlihat sangat sispack.
Ya ampun, godaan apa lagi ini. Biasanya ia hanya melihat badan telanjang oppa-oppa Koreanya di film-film. Namun sekarang dirinya malah melihat secara langsung perut sixpack sang kakak ipar yang wajahnya sebelas dua belas dengan oppa-oppa Korea.
Tiba-tiba Mina merasa dirinya di dorong dan ia terjatuh ke atas ranjang bersamaan dengan Foster yang kini menindihnya. Tangan kakak iparnya itu tidak diam saja. Mina merasa wajahnya geli akibat belaian kak Foster.
"K ... Kak Foster ..." gumamnya lirih. Posisi mereka begitu intens. Mina bahkan bisa merasakan benda keras milik Foster diperutnya. Jantungnya kian berdebar keras. Rasa takutnya bangkit, tapi rasa malunya jauh lebih besar.
"Kau masih tidak mau jujur, hm?" ujar Foster terus membelai pipi Mina. Menatapnya dengan mata indah yang bisa membuat banyak wanita tergila-gila.
Mina mengalihkan wajahnya menatap ke arah lain. Ia sungguh tidak sanggup menatap balik sang kakak ipar. Ia harus beralasan apa coba sekarang. Otaknya kosong,
Tiba-tiba ia merasakan sesuatu menyentuh bagian dadanya, memijitnya pelan. Tentu saja Mina kaget dan menatap Foster. Ia menatap lelaki itu dengan mata lebar, seolah tidak percaya apa yang baru saja dilakukan kakak iparnya. Ini pelecehan namanya.
Mina bergerak gelisah. Berusaha mendorong lelaki yang masih setia berada di atas tubuhnya. Tapi gerakan tangan Foster semakin membuatnya tidak berdaya. Ia tidak bisa menjelaskan seperti apa rasanya. Tapi sentuhan itu sanggup membuat seluruh badannya terasa panas dingin.
"K... Kak Foster," lirih Mina pelan.
Ia memang bukan tipe gadis polos yang tidak tahu apa itu. Dirinya pernah menonton film dewasa dengan teman-temannya, meski begitu ia tidak pernah sekalipun disentuh oleh satu pun pria dibagian itu. Berciuman saja belum pernah. Bisa dibilang pria yang berada di atasnya sekarang inilah yang pertama menyentuhnya sampai seintim ini.
Mina melotot ketika tangan Foster menelusup masuk ke dalam kaosnya, bermain di perutnya sebentar lalu kembali tanpa ijin memijit pay udaranya. Sensasinya berbeda jauh ketika pria itu menyentuhnya dari luar tadi. Mina sampai bergetar karena rasa geli. Ia menggigit bibirnya. Tangannya terangkat memegangi lengan Foster, bermaksud menghentikan pria itu.
"K ... Kak Foster, ini nggak benar." gumamnya pelan. Bagaimana kalau kak Iren tiba-tiba datang dan memergoki mereka?
"Ssst ... Kakakmu itu jarang pulang. Apalagi siang begini. Apa kau pernah disentuh oleh pria lain?" Foster tidak peduli, malah bertanya. Tentu saja Mina menggeleng malu.
"Jadi kau masih perawan?" pertanyaan itu tampak membuat Mina kesal. Tentu saja ia masih perawan. Walau matanya sudah tidak perawan lagi, tubuhnya bisa dipastikan belum dimasuki oleh siapapun.
Foster diatasnya tersenyum senang. Sebenarnya sudah lama ia tertarik dengan tubuh Mina. Ia yakin tubuh gadis itu sembilan puluh sembilan persen adalah tipe ideal semua laki-laki brengsek. Seperti dirinya ini. Foster mengakuinya. Ia bahkan selalu membuat imajinasi-imajinasi liar saat melihat Mina.
Bahkan sebelum dirinya melakukan pernikahan kontrak dengan kakak dari gadis itu. Itu sebabnya Mina yang muncul dengan tiba-tiba dalam kamarnya siang bolong begini seolah memberinya kesempatan emas untuk bermain-main dengan sang adik ipar. Menakutinya sedikit.
Foster memang begitu dingin dan arogan. Wajahnya juga tampan, dan ia punya banyak kekayaan yang bisa menarik banyak wanita mendekat. Dengan kekuasaannya ia bisa memiliki siapapun wanita yang dia inginkan. Seperti adik iparnya yang sexy ini. Status mereka saja yang saudara ipar, tapi Foster bisa menyentuhnya kalau dia mau. Lagipula dia dan Iren tidak pernah berhubungan intim. Ia tidak ada perasaan sama sekali pada Iren. Mereka hanya sahabat.
Iren menyukai lelaki lain, Foster hanya sebagai tameng. Mereka menikah hanya untuk menyatukan perusahaan keduanya supaya sama-sama saling menguntungkan.
Selain itu, Foster ingin menghilangkan pandangan banyak orang yang menganggapnya sebagai gay karena tidak pernah terlihat pacaran. Karena itu ia memutuskan menikahi Iren. Sayangnya, ia terlambat bertemu dengan Mina.
Foster mengenal Mina setelah ia dan Iren melakukan perjanjian kerjasama kontrak itu. Ayah dan ibu Iren juga tahu kalau itu hanyalah pernikahan kontrak. Hanya Mina yang tidak tahu sama sekali. Mereka berpikir tidak begitu penting Mina tahu. Jadi tidak pernah cerita.
Kalau saja Foster mengenal Mina sebelum melakukan perjanjian nikah dengan Iren, pasti perempuan yang ia nikahi adalah Mina, adik Iren sendiri. Ia tahu semua tentang Mina sekarang. Ia juga tahu Mina tidak punya pacar. Foster akan berusaha membuat gadis itu tergila-gila padanya. Walau dia akan memulainya dengan cara yang brengsek. Menggoda gadis itu dengan sentuhan-sentuhan panas, seperti yang sedang ia lakukan sekarang.