NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Dosa

Takdir Di Balik Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Ziel, seorang CEO muda yang tegas dan dingin, memutuskan pertunangannya setelah menemukan bukti perselingkuhan Nika. Namun, Nika menolak menerima kenyataan dan dengan cara licik, ia menjerat Ziel dalam perangkapnya. Ziel berhasil melarikan diri, tetapi dalam perjalanan, efek obat yang diberikan Nika mulai bekerja, membuatnya kehilangan fokus dan menabrak pohon.

Di tengah malam yang kelam, Mandara, seorang gadis sederhana, menemukan Ziel dalam kondisi setengah sadar. Namun, momen yang seharusnya menjadi pertolongan berubah menjadi tragedi yang mengubah hidup Dara selamanya. Beberapa bulan kemudian, mereka bertemu kembali di kota, tetapi Ziel tidak mengenalinya.

Terikat oleh rahasia masa lalu, Dara yang kini mengandung anak Ziel terjebak dalam dilema. Haruskah ia menuntut tanggung jawab, atau tetap menyembunyikan kebenaran dari pria yang tak lagi mengingatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Santainya Dara

Dara berdiri di dekat meja resepsionis, menunggu dokumen yang perlu ia bawa ke ruang arsip. Ia sedang mengobrol santai dengan Nita, staf senior di departemennya, ketika tiba-tiba suasana di lobby kantor berubah hening.

Semua orang yang sedang lalu-lalang berhenti sejenak, memberi jalan kepada seorang pria tinggi berjas abu-abu gelap yang berjalan dengan langkah tegas. Wajahnya tampak tenang, tetapi auranya memancarkan wibawa yang sulit diabaikan.

Dara terdiam, matanya mengikuti pria itu hingga hilang di balik pintu lift. “Wow...” gumamnya setengah kagum. “CEO kita, ya? Gila, cakep banget. Aura-aura drakor ini, sih. Kalau dia main film, ratingnya pasti langsung 10/10!”

Nita yang mendengar gumaman Dara tersenyum kecil. “Iya, itu Tuan Ziel. Yang baru aja lewat. Kalau lihat langsung gitu emang bikin kagum, ya?”

Dara menoleh ke Nita dengan senyum jail. “Bukan kagum lagi, Kak. Ini mah cinta pada pandangan pertama. Tapi santai aja, aku bakal main santun. Dia 'kan CEO. Kalau tiba-tiba aku nembak, takut dia nggak kuat jantungnya.”

Nita tertawa kecil. “Dara, kamu ini kocak banget, sih! Tapi, ngomong-ngomong, dengar-dengar Tuan Ziel itu baru aja putus dari tunangannya.”

Mata Dara berbinar mendengar informasi itu. “Oh, jadi ada lowongan jadi nyonya CEO, nih? Wah, aku harus daftar ini. Gimana prosedurnya? Kirim CV dulu atau langsung wawancara?”

Nita memukul pelan lengan Dara sambil tertawa geli. “Kamu ini ada-ada aja. Tapi jangan salah, bos itu susah didekati. Apalagi, selama ini nggak ada yang tahan lama jadi asistennya. Rekor terlama adalah empat bulan.”

Dara yang awalnya santai mendadak terkejut. “Empat bulan? Serius? Kenapa? Ada aturan nggak boleh kentut di ruangan dia, ya? Atau ada sistem pergantian asisten setiap catur wulan?”

Nita terkikik. “Nggak segitu ekstremnya, sih. Tapi katanya Tuan Ziel itu perfeksionis banget. Semua harus rapi, tepat waktu, nggak boleh salah sedikit pun.”

Dara mendecak pelan, lalu tersenyum penuh percaya diri. “Wah, ini kayaknya aku bisa bertahan, nih. Perfeksionis? Sama dong, aku juga perfeksionis. Bedanya, aku perfeksionis untuk selalu cari cara biar nggak stres di kerjaan.”

Nita menggeleng pelan sambil tertawa lagi. “Dara, kamu ini lucu banget, deh. Tapi hati-hati ya, siapa tahu kamu nanti ketemu langsung sama bos.”

Dara tersenyum lebar, menunjuk ke arah lift. “Kalau ketemu lagi, Kak, aku bakal bilang, "Tuan Ziel, Anda butuh asisten yang bisa bertahan lama? Tenang, saya bisa tahan sampai enam bulan tanpa pengawet!’”

Ucapan itu membuat Nita tertawa terpingkal-pingkal, sementara Dara tetap memasang ekspresi yakin dengan gayanya yang kocak.

***

Pagi itu, Ziel terbangun dengan kepala terasa berat dan perut yang tak nyaman. Meski begitu, ia tetap harus berangkat ke kantor pagi-pagi sekali karena ada rapat penting dengan klien besar yang datang dari luar negeri. Ziel tahu ia tidak boleh melewatkan kesempatan ini, mengingat perjanjian bisnis tersebut sangat penting bagi perusahaan.

Setelah selesai bersiap, Ziel turun dari kamarnya dengan langkah tergesa-gesa. Jasnya sudah rapi, dan dasi hitamnya terpasang sempurna, meski wajahnya masih terlihat sedikit pucat.

Saat melewati ruang makan yang berada di dekat tangga, Elin, sang mama, sudah duduk di kursinya dengan secangkir teh hangat di tangan. Melihat Ziel yang melintas begitu saja, Elin menghentikan langkahnya.

"Ziel, kamu nggak sarapan dulu?" tanyanya lembut, pandangannya khawatir saat melihat wajah putranya yang tampak letih.

Ziel berhenti sejenak dan melirik arlojinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.45. Ia mendesah kecil. "Nggak, Ma. Aku buru-buru."

"Tapi—" Elin belum sempat menyelesaikan ucapannya, Ziel sudah menyela dengan senyum tipis. "Nanti aku makan di kantor saja, Ma. Aku pamit dulu, ya, Ma, Pa."

Sebelum Elin sempat menahan, Ziel sudah melangkah keluar dengan cepat. Elin menghela napas panjang, matanya mengikuti langkah Ziel yang semakin menjauh.

Zion, yang duduk di ujung meja dengan koran pagi di tangannya, menurunkan kacamatanya sedikit. "Hari ini memang dia harus berangkat pagi-pagi sekali," katanya tenang. "Rapat dengan klien besar, dia sudah membicarakannya dengan aku kemarin."

Elin mengangguk pelan, tetapi kekhawatiran tetap tergambar di wajahnya. "Semoga Ziel nggak terlalu memaksakan diri. Dia terlihat sangat kelelahan akhir-akhir ini."

Zion tidak menjawab, hanya mengalihkan perhatiannya kembali ke koran di tangannya. Namun, samar-samar, ia ikut memikirkan hal yang sama.

***

Pagi itu di kantor, Dara duduk di meja kerjanya yang terletak di ruangan besar penuh dengan staf. Meski baru beberapa hari bekerja di bawah Pak Burhan, direktur yang terkenal disiplin dan serius, Dara sudah jadi bahan pembicaraan. Bukan karena ia karyawan baru, tetapi karena kecantikannya dan sifatnya yang kocak, meski tetap cekatan dalam bekerja.

Pak Burhan, pria paruh baya dengan kumis lebat ala Pak Raden, melintas di dekat meja Dara sambil membawa beberapa dokumen. Ia berhenti sejenak dan menatap Dara yang tampak sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.

“Dara, ini dokumen untuk rapat nanti. Pastikan sudah dicek sebelum kita masuk ke ruangan,” kata Pak Burhan dengan nada tegas.

Dara menoleh cepat, berdiri dari kursinya, dan menerima dokumen itu dengan sikap hormat yang sedikit berlebihan. “Siap, Pak! Serahkan pada saya. Dalam hitungan menit, ini akan beres seperti sulap. Hokuspokus, dokumen siap di-review!” katanya dengan nada main-main.

Pak Burhan hanya mengerutkan kening, menatap Dara dengan tatapan campuran antara bingung dan heran. “Dara, ini kantor, bukan sirkus,” katanya dengan nada setengah jengkel.

“Maaf, Pak,” Dara tertawa kecil, kembali duduk, dan mulai memeriksa dokumen. “Saya cuma mencoba mencerahkan suasana, siapa tahu Bapak butuh hiburan.”

Pak Burhan menghela napas panjang, tetapi ada kilatan kecil di matanya yang menunjukkan bahwa, meski tidak mau mengakuinya, selama Dara menjadi asistennya, ia sedikit terhibur. “Kalau hasil kerja kamu tetap bagus, saya biarkan kamu begitu. Tapi kalau sampai ada yang salah…” Ia menggantungkan kalimatnya dengan tatapan serius.

Dara menegakkan punggungnya dan memberi hormat lagi. “Siap, Pak! Nggak akan ada yang salah. Kalaupun salah, saya bertanggung jawab sepenuhnya. Darah dan nyawa saya untuk kantor ini!”

Pak Burhan mendesah pelan, menggeleng, dan berjalan kembali ke ruangannya sambil bergumam, “Anak ini benar-benar aneh, tapi tanggapnya cepat.”

Sementara itu, para staf yang menyaksikan interaksi tersebut berusaha menahan tawa. Kekocakan Dara selalu berhasil mencairkan suasana, bahkan dalam situasi yang serius seperti ini. Salah satu dari mereka berbisik pelan kepada rekan di sebelahnya, “Dia itu serius atau sedang audisi drama sih?” Bisikan itu membuat yang lain menutupi mulut, menahan tawa agar tak terdengar oleh Dara.

Dua jam kemudian, Dara dan Pak Burhan memasuki ruang rapat untuk bertemu Ziel, CEO muda yang terkenal disiplin dan perfeksionis. Semua staf sudah duduk rapi di kursi masing-masing. Saat Ziel masuk, suasana langsung menjadi tegang.

"Buset dah, ini ruang rapat apa ruang sidang pengadilan kasus pembunuhan berantai? Tegangnya sampai bisa bikin uban tumbuh seketika," gumam Dara pelan sambil melirik Pak Burhan, yang hanya menatapnya dengan tatapan 'diam atau kau tamat.'

Melihat tatapan Pak Burhan, bukannya membuat Dara takut, tapi malah menyengir lebar. Pak Burhan hanya mendesah panjang, menutup mata sejenak seakan berusaha mencari kesabaran ekstra untuk menghadapi staf barunya itu.

Sedangkan staf yang duduk di sebelah Dara meliriknya dengan ekspresi campuran antara takjub dan ngeri melihat dan mendengar gumaman Dara. Ia mendekatkan diri sedikit, berbisik nyaris tak terdengar, "Sebaiknya kau serius sebelum kena SP, atau lebih buruknya langsung dipecat sama Tuan Ziel."

Namun, Dara hanya menoleh dengan senyum santai. "Santai aja, ini cuma pemanasan."

Staf itu menatap Dara dengan wajah penuh kepanikan kecil, lalu kembali fokus ke meja, seolah berharap tak ada yang memerhatikan percakapan mereka.

Ziel melirik sekilas ke arah Pak Burhan dan Dara. “Pak Burhan, dokumen untuk presentasi sudah siap?” tanyanya dengan nada tegas.

“Sudah, Tuan Ziel,” jawab Pak Burhan sambil menyerahkan dokumen itu.

Ziel membuka dokumen tersebut, memeriksanya dengan teliti. Sementara itu, Dara duduk di samping Pak Burhan, berusaha menahan diri agar tidak terlihat terlalu santai. Tapi ketika Ziel tiba-tiba mengangkat wajahnya, tatapan tajamnya langsung membuat Dara refleks menegakkan punggung.

“Siapa dia?”

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Dwi Winarni Wina
pak boss dara itu lagi bingung gmn klo ketahuan hamidun pasti akan dipecat gmn mau kasih makan adiknya dan calon debay tidak bekerja nanti...

Semangat2 dara jgn punya pikiran mau menggugurkan kandunganmu itu
bayi itu tidak berdosa....

Seandainya suatu terbongkar dara hamidun sebaiknya jujur aja sm pak boss korban memperkosaan dara....

kasian jg jd dara hamil tidak tahu siapa pelakunya dan mau minta tanggungjawan sm siapa jg....

blm nanti omongan tmn2 Kantornya pd juling pasti dara hamil diluar nikah...

lanjut thor.....
Dwi Winarni Wina
Minta tanggungjawab sm pak bos aja itu yg sangat dingin dan datar itu....
Sabar dara anak itu titipan jaga dan rawat dia dan sayangi hrs menerima dgn ikhlas....

Pak bos seandainya tahu daralah perempuan yg dinodainya so pasti akan bertanggungjawab menikahinya...

Debay pgn dekat2 sm papanya dan papanya mengalami sindrom coudave....
phity
dara lgi bingung ziel...
Dwi Winarni Wina
Dara tidak fokus kerja ketakutan dirinya hamidun...
Dara testpack dulu membuktikan lg hamil gak....
Sabar ya dara hasil garis dua hrs terima dgn ikhlas dan pasti dara bingung mau minta tanggungjawab sm siapa pria yg menghamilinya wajahnya samar2 dan tidak jelas....
Heri Wibowo
beban Mandara ya gara-gara kamu Ziel.
Mrs.Riozelino Fernandez
noh orang nya serumah sama kamu Dara...tinggal jalan berapa langkah sampe deh...
Septya Tya
bingung jg ya jd dara mau curhat sama siapa mau cerita ke pak bos malah nnti di kira wanita gk bener apa lg di status data diri blm menikah tp kok hamil apa lg sblm tinggl bersama udh hamil,,, gmna gk frustasi lm2 si dara tp hny 1 yg bs nolong dara bukti anting yg ada di pak bos.
Anitha Ramto
Dara cerita yang sebenarnya sama Ziel...berani ga?kali Zie kasih solusi untuk nikahin kamu wkwkwkwkwk🤣
Mrs.Riozelino Fernandez
kk Othor Nana,cover nya ganti ya??
sama dengan cover novel sebelah??
sama2 update juga,kirain novelnya error gak tau nya liat judul beda...
maaf ya kk Thor🙏🏻
Mrs.Riozelino Fernandez: iya kk sama persis,
ikatan diatas kertas,karya kk othor Fajar Riyanti...kk Nana bisa cek...
🌠Naπa Kiarra🍁: Eh, sama kayak cover novel sebelah? Aku gtw, Kak.
Soalnya i yang ganti NT. Coba aku tanya dulu deh besok sama adminnya.
Btw kalau boleh tahu, novel yang judulnya apa yang sama covernya kayak ini, Kak? Bia aku nanti bilang sama adminnua.
total 2 replies
Hanima
👍👍
Sugiharti Rusli
lebih baik kamu coba cek sekarang kehamilan kamu sudah berapa Minggu ke dokter Dara,,,
abimasta
dara jujur aja sama ziel.siapa tau ziel.jadi ingat kejadian malam itu
Sri Hendrayani
jujur aja dara
Sry C'cipit Tea
dag... Dig..dug.... gmn ya selanjutnya.... smoga ziel peka n sadar...
Wiwi
makasih kak bs baca lg karya kakak yg sangat bagus ini ... trus berkarya yah Kak... sukses dan sehat....
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Syavira Vira
💪💪👍🏻👍🙏
Hanima
lanjut Kak
Sri Hendrayani
kok jdi lucu dara ini
phity
aduuuu...kasian dara kan klo bgini thor,...fan pasti ini bakal berpengruh pd hari nya gk konsen gk semangat dan gk ceria, dmna mo cari laki2 yg sdh menanam benih itu
kaylla salsabella
semangat ya dara .....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!