sudah 6 tahun Freya menikah dengan Abigail Maulana Ferdian, mereka telah di karuniai seorang putri yang sudah berusia 5 tahun.tapi Abi tidak pernah menganggap mereka karena Abi tidak mencintai Freya bahkan saat Freya mengandung dan melahirkan dia tidak perduli karena pernikahan mereka terjadi karena suatu insiden.
"5 tahun mas,,, selama 5 tahun apa pernah mas menggendong atau memperhatikan Dania? " tanya Freya yang mengangkat satu tangan nya.
"karena saya tidak Sudi menggendong anak itu!" ucap Abi.
"kenapa, apa karena Dania terlahir dari wanita miskin seperti ku dan bukan anak seorang model, ingat mas yang anak kandung mu adalah Dania bukan Sherin!" ucap freya.
"iya karena anak itu terlahir dari wanita kampung seperti mu!"ucap Abigail kejam setelah itu dia meninggalkan Freya yang mematung mendengar ucapannya.di saat Freya menangis sebuah tangan kecil menghapus air mata nya.apakah Freya akan bertahan sedangkan yang menjadi alasan nya bertahan sudah menyerah??
baca cerita selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nouna Sagitarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Pagi pun tiba dan sekarang Nia sudah siap berangkat ke sekolah, tapi bunda nya merasa tidak enak badan.
"Dania berangkat sendiri Saja,bunda tidak usah khawatir sekolah nya dekat Kok.
"tidak, tunggu bunda yang akan mengantar mu bunda hanya sedikit pusing saja lagian bunda mau bertemu dengan om Arsil nanti" ucap Freya yang mengambil tas nya.
setelah berada di luar rumah Freya sedikit oleng dan untung saja Daren segera menolong nya.
"mbak Freya kalau sakit istrahat saja jangan paksa kan diri" kata Daren yang ingin berangkat kuliah.
"mbak cuma sedikit pusing saja"
"mbk istrahat saja,Dania biar Daren yang mengantar dan menjemput nya" Kata Daren yang merasa kasian pada Freya walaupun mereka baru bertemu tapi Freya sudah di anggap kakak oleh para mahasiswa yang tinggal di kos itu.
"terimakasih" ucap nya lalu dia melihat ke arah Nia.
"Nia di antar sama om Daren saja ya?" ucap Freya yang memang tidak kuat kalau berjalan lagi.
"baik bunda,Nia sama om daren saja" ucap Nia yang langsung mengajak Daren berangkat.
"pegangan Nia,nanti kalau kamu jatuh om tidak tanggung jawab" kata Daren bercanda.
"om Daren bawel " kata Nia tapi dia tetap memegang Daren dengan kuat.
Setelah istrahat yang cukup Freya pun merasa baikan dan dia langsung membersihkan diri nya karena hari ini dia janjian bertemu dengan pengacara nya.
Tiba di tempat Freya melihat-lihat sekeliling dan menemukan Arsil sang pengacara yang akan membantu nya.
"kamu sakit?" tanya Arsil karena melihat wajah Freya sedikit pucat.
"hanya kecapean karena tadi malam terlalu lama melakukan live dan banyak orderan" ungkap Freya
"jangan terlalu memaksakan diri " kata Arsil.
"bagaimana dengan berkas nya apakah mas Abi sudah menandatangani nya?" tanya Freya ke inti pertemuan nya.
"belum?" ucap Arsil yang memang sudah dua hari ini sudah menanyakan surat itu.
"kenapa ?" tanya Freya lagi sedangkan Arsil hanya mengangkat bahu nya.
"apakah perceraian bisa di lakukan walaupun tanpa tanda tangan suami?" tanya Freya
"bisa,tapi berkas nya ada sama mas Abi?" kata Arsil yang menatap Freya.
"kalau bisa begitu, kenapa bang Arsil tidak langsung memasukan berkas nya,kenapa harus meminta tandatangan dari nya?" tanya Freya kepada Arsil.
"Abang cuma ingin membuktikan pada mas Abi bahwa kalian bisa hidup tanpa dia dan kamu bukan wanita lemah dan Abi juga tidak keberatan dengan perceraian kalian karena memang Abi dari dulu ingin bercerai dari kamu" ungkap Arsil menjelaskan tujuan nya memberi kan surat itu.
"kalau begitu di mana surat nya?" tanya Freya.
"masih di tangan mas Abi?" ucap Arsil.
"kalau begitu Freya akan ke kantor mas Abi dan mengambil surat itu!" kata Freya yang langsung bangkit meninggalkan Arsil, tapi Arsil mengejar nya dan mereka bersama-sama pergi ke kantor Abi.
Sementara abu sedang berdebat dengan Ambar di telpon karena Ambar merasa Abi menghindari nya.
"berhentilah seperti anak kecil Ambar, saya juga punya pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan begitu saja!" kata Abi yang mulai geram dengan kelakuan Ambar yang selalu menuduh nya.
"kamu bilang aku seperti anak kecil? aku hanya menagih janjimu yang akan selalu berada di samping kami walaupun tidak selalu,karena saya tau kamu masih memiliki istri dan anak yang aku sendiri tidak tau bagaiman rupa mereka!kata Ambar yang berteriak di sebrang telpon.
mendengar itu Abi pun terdiam karena memang benar dia yang menjanjikan selalu melakukan apapun ke pada Ambar dan anak nya kalau Ambar sedang sibuk.
"aku tau tapi ada saat nya aku bisa dan ada saat aku tidak bisa, aku punya tanggung jawab lain selain kalian! Apa pernah selama setahun terakhir ini aku melanggar janji ku, tapi kali ini aku minta belajar lah untuk mandiri atau aku akan membayar seseorang untuk mengantar dan menjemput Sherin karena aku sudah tidak bisa melakukan nya seperti dulu!" kata Abi yang langsung mematikan sambungan telpon nya dia memijit pelipis nya dia tidak tau apa yang dia rasakan sekarang, apalagi sebelum dia ke kantor tadi dia sengaja lewat di depan sekolah nya Dania dan dia melihat Dania yang tertawa riang dengan seseorang yang tidak dia ketahui siapa itu, sedang mengantar dania dengan menaiki sebuah motor buntut dan Dania merasa bahagia.
lalu dia mengingat sesuatu dan mengambil nya di laci meja kerja nya
"tidak akan ku biarkan!" ucapnya yang menggenggam erat surat itu.
saat dia sedang menatap tajam surat itu tiba-tiba seseorang masuk dan mendorong pintu dengan keras tanpa memperdulikan teriakan seseorang dari belakang.
"mana surat cerainya?" ucap nya tiba-tiba yang membuat Abi mendongak. Untuk pertama kalinya Freya datang ke perusahaan suami nya dan menampakan diri dan juga menginjakan kaki nya di ruangan suami nya ini selama lima tahun.
sedangkan Abi yang melihat Freya ada di hadapan nya sangat terkejut karena tidak menyangka Freya bisa sampai di sini hanya sebuah surat cerai.
"kembalikan surat cerai itu!" kata Freya lagi yang ingin merampas surat itu tapi Abi segera menyembunyikan nya di belakang punggung nya.
"kita bicara kan baik-baik" kata Abi yang baru pertama kali nya berbicara dengan Freya dengan nada lembut.
"mau bicara apa! Tidak perlu berikan surat cerainya tidak ada yang perlu di bicarakan!" ucap Freya yang mesih menatap Abi tajam dan Abi menyadari itu.
"duduk lah dan tenangkan dirimu? Kata Abi yang setenang mungkin
"tidak perlu berpura-pura tuan Abi yang terhormat saya hanya ingin surat itu dan berikan padaku sekarang juga!" ucap Freya yang sudah meninggikan suara nya sehingga orang-orang dari luar bisa mendengar nya karena memang pintu ruangan tidak tertutup rapat sehingga mereka bisa mendengar nya.
sedangkan Arsil membiarkan Freya masuk sendiri dan perbuatan Freya di luar dugaan. ternyata di balik ketenangan dan kesabaran Freya selama ini tersimpan jiwa yang keras dan juga bar-bar dan Arsil suka itu.
"terimalah balasan dari perbuatan mu mas,sekarang singa sudah terbangun dari tidur panjang nya?" gumam Arsil yang hanya melihat dan mendengar perdebatan antara Abang nya dan juga Freya.
"jangan jadi lelaki brengsek tuan Abi, sekarang kembalikan surat itu dan kamu bisa menikah dengan kekasih mu itu, sudah untung saya memperlancar rencana kalian! kata Freya sudah tidak ada lagi kata-kata sopan yang keluar dari mulut Freya membuat Abi sedikit ter sentil.
Selama ini Freya tidak pernah menaikan suara nya jangan kan menaiki suaranya berkata kasar pun tidak. Apalagi selama lima tahun ini Freya tidak banyak bicara dia bicara hanya seperlu nya saja dan itu demi Dania.
"pulanglah tenang kan diri mu?" kata Abi yang masih tenang.
"aku akan pulang tapi dengan surat cerai itu!" kata Freya yang tidak akan pulang sebelum dia mendapat kan surat cerai itu.
"tenang kan diri mu dan kita bicarakan dengan kepala dingin?" kata Abi Sok bijak. .
"aku bisa tenang jika kamu memberiku surat itu dan apa yang perlu kita bicarakan? Ingat kita tidak sedekat itu untuk bertukar pikiran !" kembali Freya berucap karena memang selama ini mereka seperti orang asing yang hidup satu rumah.
"baiklah kamu ingin ini kan?" kata Abi yang memperlihat kan surat itu.
Saat Freya ingin merampas nya tiba-tiba Abi menyobek surat itu sehingga bukan saja Freya yang kaget tapi juga Arsil yang dari tadi melihat pertengkaran meraka dari luar.
"apa yang mas Abi lakukan!" bukan Freya yang protes melainkan Arsil yang bertanya.
",aku merobek nya,kenapa?" tanya Abi tanpa rasa bersalah sehingga membuat freya menatap nya tajam.
"aku membencimu Abigail Maulana Ferdian!" kata Freya lantang setelah itu dia keluar dari ruangan Abi tidak lupa dia membanting pintu dengan keras membuat orang-orang yang berada di luar ruangan kaget.
"aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Abang, tapi Abang lupa sapa aku, walaupun Abang merobek nya perceraian itu akan tetap terjadi !" ucap Arsil yang sudah dalam mode serius nya
"jangan terlalu ikut campur urusan rumah tangga ku Arsil!" kata Abi yang menatap Arsil nyalang
"kenapa? dia adalah Klain ku dan aku akan melakukan apa saja agar perceraian ini terjadi !" ucap Arsil yang menekan kata-katanya.
"aku sudah memperingati mu jangan terlalu ikut campur!" tekan Abi dengan menatap tajam Arsil,tapi Arsil tidak takut malah dia membalas menatap Abi. .
"kita lihat saja, surat nya akan tetap keluar tanpa ada tandatangan mu!" setelah mengatakan itu Arsil pun keluar dari ruangan Abi meninggalkan Abi sendiri.
....ceritanya bagus sekali
Tetap semangat 🤗🤗🤗🤗