ini adalah cerita perjalan al yang ingin balas dendam atas kematian ayahnya kepada geng tiger, namun dia harus melakukan hal-hal yang sulit untuk bisa mencapai nya.
karena geng tersebut sangat kuat bahkan yang terkuat di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Forzy Zy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pembunuhan 2
Keesokan malam nya albar bersama saliko datang ke gedung yang di beri tahu tati kemarin, tepatnya di samping stasiun 1.
Sampai di sana sudah banyak kendaraan di depan gedung tersebut, namun tati terlihat sudah menunggunya di depan.
Albar datang dengan di bantu saliko karena belum sembuh total.
"Ayo masuk," kata tati yang sudah menunggunya.
Mereka masuk bersama, terlihat banyak sekali orang yang ada di dalam bangunan tersebut, tati mengajak al untuk berdiri di depan orang-orang tersebut untuk di kenal kan.
"Oke semuanya tolong dengarkan, ini adalah orang yang gua bicarakan kemaren kepada kalian, dia adalah albar anak dari jack pump. Yaitu pemimpin geng the dog pertama, jadi mulai sekarang dia lah yang akan memimpin the dog bukan gua lagi, dialah yang lebih cocok dengan itu." Tati memperkenalkan albar di depan orang-orang tersebut.
"Oke kalian semua udah pada tau nama gua dan gua bakal jadi pemimpin gang ini mulai sekarang itu pun jika kalian tidak keberatan, tapi jika kalian semua keberatan gua gak masalah kalo yang memimpin tetap tati." Jelas al kepada semua orang.
"Ada yang keberatan," teriak tati.
"tidak," sahut mereka semua dengan serentak.
"Oke misi gua di sini untuk membalaskan dendam ayah gua dan gua mau pinjam kekuatan kalian untuk menghancurkan tiger, namun untuk saat ini kita bakal tetap sembunyi sampai tiba pada waktunya." Jelas al dengan misinya.
Semua orang terlihat mengangguk ketika mendengar ucapan tersebut keluar dari mulut albar.
Semua orang di sana sangat setuju jika al menjadi pemimpin mereka, karena memang itu yang mereka tunggu-tunggu selama ini.
"Oke upacara selesai silahkan nikmati pesta kalian, kita bersulang untuk pemimpin baru," tati sambil memegang segelas wine.
Semua orang minum bersamaan untuk merayakan pemimpin baru mereka, malam itu mereka semua berpesta sampai larut malam.
Satu bulan setelah kejadian tersebut.
Kini al sudah merasa baikan, nyeri di kakinya seolah mulai hilang dan dia mulai beraktivitas seperti semula, yaitu menjual barang haram. Namun dia masih di bawah pengawasan hans, belum ada yang mengetahui jika al sudah menjadi ketua geng.
"Lu tau kan apa yang harus lu lakuin untuk gua," ucap hans.
"Tenang aja, emang gua pernah ngecewain lu dalam hal kayak gini," jawab al yang berada di hadapan hans.
"Kalo berhasil lu kirim buktinya dan imbalan buat lu adalah 50 juta, di potong utang lu yang kemarin jadi 40 juta yang bakal gua kasih," jelasnya.
"Oke lu tinggal tunggu aja kabarnya," al lalu bergi meninggalkan hans.
"Ini yang gua suka dari lu hans makanya gua gak pernah nglepasin lu, apalagi ke tangan tati," dalam hati hans sambil tersenyum.
Malam itu suasana di distrik hiburan cukup sepi karena hujan yang mengguyur kawasan akhir-akhir ini, malam itu gaby bersama temanya yang sedang berbincang di depa kafe, karena jam menunjukan pukul 12:40, gaby sudah bersiap untuk pulang.
"Lu mau pulang gaby," tanya teman nya.
"Iya, gua sekarang udah jarang sampe pagi, cape soalnya." Jawabnya.
"Lu mau pulang sama siapa, ujan-ujan gini pasti cowok lu gak jemput," ujar teman nya.
"Mungkin pesen taxi aja," gaby sambil melihat handphone di tangan nya.
"Kalo gitu gua ikut lu aja deh, gua mau nginep di sana boleh gak," kata anggi teman gaby tersebut.
"Boleh deh, bentar gua telpon taxi dulu," balasnya.
Mereka berdiri di depan kafe hanya berdua, untuk menunggu taxi, terlihat gaby sedang bicara dengan taxi di hp nya.
Selesai menelpon gaby melihat kebelakang untuk kembali berbicara dengan anggi.
"Udah gua telp....." Gaby terdiam melihat teman nya tersebut kejang-kejang sambil memegangi lehernya yang mengucur darah.
Gaby sangat panik dia langsung melihat ke sekeliling, dia melihat pria yang sama seperti saat kejadian sebelum nya, pria tersebut pergi menjauh dari mereka, dengan pisau di tangan nya.
"Tolong!!!" Teriak gaby yang meminta bantuan.
Seketika orang-orang yang berada di dalam kafe yang mendengar serentak keluar, untuk memastikan suara tersebut, namun apa daya mereka semua tidak bisa berbuat apa-apa.
Apa lagi pelaku sudah menghilang, anggi meninggal dengan kerongkongan yang terputus, darah mengalir ke mana-mana.
Gaby hanya bisa menangis dengan kejadian itu, dia sangat terpukul karena dua teman nya telah di bunuh di depan nya.
Beberapa saat kemudian di tengah hujan yang lumayan lebat, terdengar suara sirine ambulan dan beberapa polisi telah tiba untuk memeriksa kejadian ter sebut, lagi-lagi gaby menjadi saksi atas pembunuhan tersebut.
Keesokan harinya berita pun bermunculan di televisi dan koran, atas kejadian tersebut.
Mendengar hal tersebut saliko langsung menghampiri gaby di kantor polisi.
"Lu gak papa kan," saliko saat bertemu dengan gaby.
"Gua gak papa kok, tapi temen gua meninggal lagi, kejadian nya mirip sama kemarin." Gaby sambil menangis.
"Udah-udah lu gak usah terlalu mikirin itu, nanti lu malah tambah stres," saliko mencoba menenangkan sambil memeluk gaby.
"Gimana gua gak mikirin kalo dia mati di bunuh di depan gua," gaby masih terus menangis.
"Iya-iya gua tau, ya udah sekarang kita bulang ya," ajaknya kepada gaby.
Saliko membawa pulang gaby setelah selesai di introgasi, lagi-lagi ciri-ciri pelaku sama seperti pembunuhan sebelumnya, itulah yang gaby lihat.
Namun polisi masih terus mencari informasi lebih lanjut dengan mengotopsi dan mencari barang bukti lain.
Malam itu saliko tidak pulang, dia menemani gaby yang sedang syok dan sedih di kosan nya, al yang mengetahui itu dia menghampiri saliko yang berada di kosan gaby.
"Kenapa cw lu," tanya al yang baru sampai.
"Dia lagi syok karena kejadian tadi malem," jelasnya sambil mengelus gaby yang sedang tidur di dekatnya.
"Lu harus jagain dia biar gak make barang itu lagi," kata al sambil mengisap rokok nya.
"Itu tujuan gua ada di sini," jawab nya.
"Ya udah gua tinggal dulu masih banyak kerjaan nih, semoga dia cepet pulih," al pamit untuk pergi.
"Iya lu ati-ati juga bro, di sini agak gak aman akhir-akhir ini," saliko mengingatkan al.
"Aman aja gua bisa jaga diri kok," al langsung pergi dari tempat tersebut.
Al berjalan meninggalkan kosan tersebut terlihat dia sedang memikirkan sesuatu, seolah ada yang mengganggu pikiran nya.
Sementara saliko tidak bekerja sampai dia benar-benar memastikan jika gaby sudah pulih kembali, al pun memaklumi hal tersebut jadi dia menjalankan kerjaan nya sendiri.