Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun sosok cantik dan elegan, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehadiran Sosok Masa Lalu
Seyra dan Virsha akhirnya tiba dan berdiri tepat di depan kue pernikahan setelah berjalan beberapa langkah. Kue pernikahan warna putih dengan aksen emas memberikan kesan mewah dan elegan, memiliki tinggi 5 tingkat, dengan setiap tingkat dihiasi dengan dekorasi yang indah, seperti bunga-bunga, daun-daun, dan manik-manik yang berkilau. Dibagian atas kue, terdapat patung pengantin yang cantik dan romantis.
"Wow, indah sekali" ucap Seyra dengan mata yang berkilau dan senyum kebar, takjub melihat kue pernikahnnya sendiri
"Kamu lebih indah Seyra" batin lembut Virsha, menatap dalam senyum Seyra
MC : "Pengantin baru, silahkan memotong kue pernikahan sebagai simbol awal kehidupan baru kalian!"
Seyra dan Virsha memegang pisau potong kue bersama, dengan tangan kanan memegang gagang pisau. Memotong kue secara bersamaan dari bagian tengah kue dengan gerakan yang perlahan dan harmonis. Potongan kue pertama diberikan kepada Samuel, sebagai kakek dan keluarga kandung satu-satunya. Lalu, setelahnya Seyra dan Virsha saling memberikan potongan kue tersebut.
Para tamu undangan yang hadir bersorak, melihat pasangan pengantin baru tersebut.
"Kiss!" "Kiss!" "Kiss!" teriak mereka dengan nada santai dan gembira
Virsha menatap Seyra yang terlihat gugup karena teriakan itu, dia langsung mendekatkan wajahnya ke Seyra. Dengan senyum licik, Virsha mengangkat tangan kanannya dan meletakkan ibu jarinya dibibir Seyra, sementara jari-jari yang lainnya membentuk semacam penghalang untuk menghalangi pandangan para tamu.
Membuat mereka percaya bahwa mereka sedang berbagi ciuman romantis yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, menciptakan ilusi ciuman yang membuat para tamu terkesan dan bersorak-sorak.
Mata Seyra yang tadinya terpejam, kini membuka matanya, dengan pipi yang merona seperti jambu muda. Mengangkat sudut bibirnya, terkesan dengan ide cerdas Virsha mengelabuhi para tamu.
"Kerja bagus Virsha" batin Seyra
MC : "Sekarang saatnya untuk acara lempar bunga! Nyonya Seyra dan Tuan Virsha, silahkan naik ke atas panggung!"
"Masih ada lagi?" bisik Seyra ke Virsha
Virsha tersenyum mendengar pertanyaan Seyra, bergegas menggenggam lembut tangan Seyra dan mengajaknya naik ke atas panggung.
Sebelum menaiki panggung, MC sudah memberikan buket bunga kepada Virsha. Sehingga sesampainya diatas panggung, Virsha memberikan buket bunga itu kepada Seyra untuk dilempar ke arah para tamu yang sudah menunggu mereka untuk melemparkan bunga.
Walaupun tamu undangan kebanyakan rekan bisnis dan teman dekat Samuel, namun anak-anak muda mereka yang belum menikah juga menghadiri pesta itu. Terlebih dengan teman kerja maupun para pegawai di perusahaan Andra Group yang kebanyakan masih belum menikah.
Kini Seyra bersiap untuk melempar bunga itu, membelakangi para tamu. Joya dan agung juga ikut serta menunggu lemparan buket bunga itu.
"Sey, lo lempar ke gue ya" teriak Joya bersemangat
"Sey, lempar ke gue aja" sambung Agung ikut berteriak
Seyra dan Virsha yang mendengarnya hanya bisa tertawa bersama diatas panggung.
Di tengah sorak-sorai para tamu, Seyra melempar bunga ke udara.
Para tamu yang berada disana, juga melihat orang yang menangkap bunga itu. Mereka semua secara bersamaan melihat ke belakang, begitu juga dengan Seyra dan Virsha.
Terlihat seorang wanita berparas cantik, mengenakan dress panjang warna merah yang pas ditubuhnya dengan lengan pendek yang menonjolkan lekuk tubuhnya, serta sepatu hak tinggi yang membuatnya terlihat lebih anggun. Rambut yang tergerai sepahu dengan berwarna coklat hangat dan bergelombang secara alami.
Wanita itu berjalan ditengah-tengah para tamu yang sudah memberikan dia jalan, membawa buket bunga ditangannya, yang tadi dilempar oleh Seyra.
"Benar dugaanku" batin Virsha, tertegun melihat wanita itu
"Cantik banget" batin Seyra, takjub
Wanita itu berjalan menuju ke atas panggung. Semua mata tertuju padanya, keelokannya membuat semua orang disana terhipnotis, apalagi dengan senyumannya yang teduh.
"Hai, selamat menempuh hidup baru ya!" ucap wanita itu berdiri disamping Seyra dan Virsha, tentu dengan menampilkan senyum manisnya.
"Terima kasih" balas Seyra
Virsha sama sekali tidak menoleh ke arah wanita itu, dia tetap melihat ke depan dengan ekspresi datar.
"Kenalin, saya Nadin" ucap wanita itu lagi, menjulurkan tangannya ke Seyra untuk berkenalan
"Saya Seyra" dengan tidak segan-segan, Seyra membalas juluran tangan wanita itu
Wanita itu adalah Nadin Armor, anak sulung dari keluarga Armor. Keluarga terpandang di kota, sekaligus teman karib dari Samuel.
Nadin melepaskan tangannya dari Seyra, dan berjalan menghampiri Virsha.
"Hai Vir, apa kabar?" tanya Nadin, berdiri tepat di depan Virsha
Virsha tidak menjawab pertanyaan Nadin sama sekali, dan Seyra hanya melihat mereka. Seyra berpikir, mungkin saja Nadin adalah teman masa kecil Virsha, sama seperti Agung.
Saat tak ada jawaban dari Virsha, Nadin tiba-tiba memeluk Virsha di depan banyak orang, bahkan di depan mata Seyra. Seyra membulatkan matanya, mengerutkan dahinya kebingungan.
"Apasi Nad" ucap Virsha melepas paksa pelukan Nadin
Virsha melihat ke arah Seyra, dia tidak bisa menjelaskannya sekarang.
"Ikut gue sekarang" titah Virsha, menarik keras tangan Nadin untuk turun dari panggung dan meninggalkan acaranya sendiri
Seyra masih terpaku menatap kepergian Virsha dan Nadin. Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dia juga bingung dengan apa yang terjadi sekarang.
Para tamu ikut pergi menjauh dari area panggung. Sedangkan Joya da Agung, menghampiri Seyra.
"Sey, lo gapapa?" tanya Joya khawatir
"Gue gapapa kok, tapi gue penasaran aja sama cewek itu" ujar Seyra, tapi tetap melihat ke arah Virsha dan Nadin tadi
"Lo tau Gung?" tanya Joya ke Agung
Agung hanya menggelengkan kepalanya ragu, ternyata dia lebih memilih untuk bungkam, karena dia tahu kalau semua ini bukan urusannya. Biarkan nanti Virsha yang jelasin semuanya sendiri.
Saat itu, Samuel tidak ada disana. Setelah acara potong kue selesai, dia langsung pergi ke ruang VIP untuk menyambut keluarga Armor.
...***...
Sementara itu, Virsha membawa Nadin keluar dari ballroom. Dia mengajaknya ke kolam renang dekat ballroom. Sesampainya di sana, Virsha melepaskan tangannya dari Nadin.
"Aww, sekangen itu ya lo sama gue Vir" ucap Nadin, memegang pergelangan tangannya kesakitan karena genggaman Virsha
"Lo ngapain kesini?" tanya Virsha, berjalan ke tepi kolam
"Buat ngucapin lo selamat" jawab Nadin, menghampiri Virsha
Nadin, berdiri di samping Virsha, menyilangkan tangannya, mendongak ke arah Virsha, mengangkat sebelah sudut bibirnya.
"Lo kenapa balik lagi kesini?" tanya Virsha, dengan muka datar tanpa ekspresi
"Gue kangen sama lo" jawab Nadin mengalihkan pandangannya ke bayangan mereka dalam kolam
Virsha tersenyum sinis mendengar Nadin, dengan sudut bibir terangkat tapi matanya tidak ikut tersenyum.
"Lo pikir gue percaya?" tanya Virsha, menatap tajam Nadin
Kini mata mereka bertemu, saling melempar tatapan tajam satu sama lain.
