Takdir Di Balik Dosa
Ziel duduk di sofa kamar hotelnya, wajahnya dingin saat menatap Nika yang berdiri di depannya dengan wajah penuh air mata. Ponselnya masih terbuka, memperlihatkan bukti perselingkuhan yang tak terbantahkan.
"Aku tidak ingin mendengar alasan apa pun lagi, Nika," suara Ziel rendah dan tajam. "Pertunangan kita selesai."
"Tidak! Kau tidak bisa melakukan ini padaku!" Nika berlutut di depannya, mencengkeram lengan Ziel. "Aku mencintaimu! Aku hanya khilaf... Ziel, aku mohon!"
Ziel melepaskan genggamannya dengan kasar, berdiri, dan meraih jaketnya. Tatapannya dingin saat menatap Nika yang masih terisak di sofa.
"Aku sudah memesan penerbangan untuk besok pagi. Jangan mencariku lagi," katanya tegas sebelum melangkah pergi.
Namun, sebelum Ziel sempat mencapai pintu, Nika bergegas berdiri, menahan lengannya.
"Ziel, tolong… hanya satu malam saja. Biarkan aku menghabiskan waktu bersamamu. Aku janji tidak akan memohon lagi setelah ini," suara Nika bergetar, matanya memohon.
Ziel menghela napas panjang, kelelahan menghadapi drama yang menurutnya sudah berakhir. la menepis tangan Nika dengan kasar.
"Aku tak sudi lagi menghabiskan waktu dengan wanita yang telah mengkhianatiku."
"Ziel!" Suara Nika bergetar, putus asa. Ketika ia menyadari tak ada cara lain untuk menahan Ziel, ia nekat mengayunkan tangannya, memukul tengkuk Ziel sekuat tenaga.
Ziel, yang sudah setengah keluar dari kamar dengan pintu sedikit terbuka, terhuyung. Kepalanya mendadak terasa berat, pikirannya berkabut. la mencoba tetap berdiri, tetapi tubuhnya semakin kehilangan keseimbangan.
Dalam kesadarannya yang mulai memudar, ia samar-samar melihat Nika bergegas mendekat, menangkap tubuhnya yang hampir tumbang.
"Istirahatlah, Ziel," bisik Nika lembut, tangannya mengusap pipi Ziel dengan sentuhan yang dingin.
Kegelapan pun menyelimuti Ziel.
Saat itu, Nika menyeret Ziel ke ranjang dan menyelipkan sesuatu ke mulutnya.
"Aku pastikan kau tak akan bisa memutuskan pertunangan ini, Ziel," gumamnya, sudut bibirnya terangkat penuh keyakinan. la lalu mengambil kamera dan mulai mengarahkannya ke ranjang.
Beberapa menit berlalu.
Ziel mulai sadar. Kelopak matanya terasa berat, kepalanya nyeri.
la mengerjapkan mata, mencoba memahami di mana ia berada. Saat kesadarannya perlahan pulih, ia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.
Nika keluar dengan wajah penuh harapan.
"Malam ini kita akan mengukir kenangan paling indah, Sayang," katanya lembut. "Kita akan segera menikah."
Ziel menatapnya dengan jijik. "Apa yang kau lakukan padaku?"
"Aku hanya... ingin kita tetap bersama," ucap Nika, tetapi kali ini nada suaranya dipenuhi keyakinan.
Ziel menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, beranjak dari tempat tidur, dan meraih kunci mobilnya di atas meja.
"Kau gila," gumamnya, matanya penuh kebencian.
Saat ia melangkah keluar, Nika buru-buru mengejarnya.
"Ziel, jangan pergi!"
Tanpa banyak kata, Ziel berbalik dan dengan satu gerakan cepat, ia menghantam tengkuk Nika.
Nika terhuyung sejenak sebelum akhirnya pingsan.
Ziel menarik napas panjang, lalu mengangkat tubuh Nika dan meletakkannya di sofa. la tak ingin lagi lengah atau terjebak dalam permainan wanita itu.
Tanpa membuang waktu, ia mengambil jaketnya dan melangkah cepat menuju lift.
la harus segera keluar dari sini.
Ziel merasakan tubuhnya masih sedikit lemas, tapi adrenalin membantunya untuk terus maju. Begitu mencapai lobby, ia langsung menuju parkiran dan masuk ke dalam mobilnya.
Di jalanan yang lengang, Ziel memejamkan matanya sejenak, berusaha mengusir pusing yang semakin menjadi. Matanya mulai berkunang-kunang, suhu tubuhnya naik, dan jantungnya berdetak lebih cepat.
"Sial..." desisnya sambil menggenggam setir erat.
Tiba-tiba, pandangannya kabur. Semua terasa berputar. Tangan dan kakinya melemah. Ia tak bisa mengontrol mobilnya dengan baik—
BRAKK!
Bunyi benturan keras mengguncang tubuh Ziel. Mobilnya menghantam pohon di tepi jalan dengan keras. Udara di dalam terasa pengap, darah mengalir dari pelipisnya, dan kepalanya mulai terasa berat.
Sementara itu, Mandara, gadis cantik yang baru saja membeli kuota internet menghentikan motornya secara refleks. Matanya membulat melihat mobil mewah yang ringsek di bagian depan.
"Waduh! Mobil semahal itu kok ending-nya nabrak pohon? Kasian banget pohonnya..."
la mematikan mesin motor dan berjalan mendekat dengan ragu.
"Duh, ini aku harus nolong, 'kan? Tapi gimana kalau yang di dalam ternyata psikopat? Atau zombie? Atau... orangnya udah pindah alam?" Mandara menggeleng cepat. "Eh, jangan sotoy, Dara! Kalau ada korban beneran gimana?"
la mengetuk kaca mobil pelan, lalu sedikit lebih keras. "Pak, Bu, ada orangnya nggak? Baik-baik aja, 'kan?"
Tidak ada jawaban.
Mandara mulai panik. "Aduh, gimana, nih? Mau ninggalin buat cari bantuan, takut keburu meninggoi. Mau buka pintu... kalau orangnya wajahnya rusak penuh darah karena kecelakaan... Gimana? Kan, serem!Bisa nggak enak makan nggak nyenyak tidur. Tapi kalau nyawanya keburu pindah alam karena terlambat aku tolong, gimana kalau ntar malah gentayangan nyariin aku? Duh, delima. Eh, dilema!"
Setelah mengumpulkan keberanian, ia menarik napas panjang. "Ya udah lah, pasrah. Kalo abis ini nggak enak makan tak nyenyak tidur kebayang yang horor-horor, anggep aja uji nyali."
Dengan hati-hati, Mandara membuka pintu mobil. Begitu celah terbuka, bau besi bercampur darah langsung menyeruak.
Ziel mengerang pelan, menoleh padanya. Dalam temaram cahaya lampu jalan yang masuk melalui jendela, Dara bisa melihat samar-samar wajah Ziel yang basah oleh keringat dan darah, napasnya terdengar berat. Jantung Dara mencelos saat tatapan mereka bertemu sejenak, meski detail wajah Ziel tetap sulit ia lihat dengan jelas.
"Pak! Jangan pindah alam dulu, ya! Saya baru beli kuota, masa harus kepake buat nelpon ambulans?"
Namun, tiba-tiba, Ziel menariknya ke dalam mobil.
"Eh, Pak—"
Mandara tersentak, tubuhnya terhimpit di jok. Ziel mencengkeramnya, napasnya berat dan memburu. Mandara meronta, tapi kekuatan Ziel lebih besar.
"Tolong... lepaskan," suaranya bergetar.
Ziel tak mendengar. Efek obat yang diberikan Nika membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Pandangannya kabur, tapi keinginannya membakar. Ia hanya tahu satu hal: ia membutuhkan sesuatu untuk meredakan gejolak dalam tubuhnya.
Ziel membungkam mulut Mandara dengan ciuman, napasnya memburu, suhu tubuhnya semakin panas dan hasratnya kian bergejolak, mengungkung Mandara dengan tubuh tegapnya.
Mandara berusaha melawan, tapi sia-sia. Ia merasakan pakaiannya terkoyak, air mata panas mengalir di pipinya. Ia ingin berteriak, tapi suara itu tersangkut di tenggorokannya.
Mandara mencengkram punggung Ziel saat hal paling berharga dalam hidupnya dikoyak Ziel. Air matanya terus mengalir dalam erangan kesakitan, ketakutan dan keputus asaan dalam gerakan kasar Ziel yang terpengaruh obat.
Hingga semuanya berakhir.
Mandara terbaring diam, tubuhnya gemetar. Ziel sudah tak sadar, napasnya berat di sampingnya.
Di tengah kesunyian, suara dering ponsel bergema di dalam mobil. Mandara tak bergerak, hingga akhirnya ia mengangkatnya dengan tangan gemetar.
"Halo...?"
"Kak! Cepat pulang! Ayah jatuh... banyak darah... Kak, tolong cepat pulang!
Ponsel di tangan jatuh di pangkuannya. Pandangannya kosong.
Tubuhnya masih terasa nyeri, pikirannya kacau. Tapi satu hal yang pasti, dalam satu malam, dunianya berubah selamanya. Suara tangisan adiknya tadi masih terngiang di telinganya.
Jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya masih gemetar, tapi ia harus pulang. Ayahnya dalam bahaya.
Dengan tangan yang masih bergetar, Mandara merapikan pakaiannya sebisanya. Ia menggigit bibirnya, menahan isak yang hampir pecah. Dalam gelap, matanya melirik sosok Ziel yang terbaring tak sadar di jok, sekelebat perasaan takut dan jijik menghantamnya. Tapi ini bukan waktunya untuk berpikir tentang itu.
Ia membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa, tubuhnya gemetar tak terkendali. Luka batin yang baru saja ia alami terasa menusuk, tapi suara di telepon terus terngiang di telinganya. "Ayah jatuh... banyak darah... Kak, tolong cepat pulang!"
Langkahnya gontai saat ia berlari menuju motornya, lututnya nyaris goyah. Tangannya bergetar hebat saat mencoba menyalakan mesin. Jari-jarinya terasa kaku, seperti tak sanggup digerakkan. Napasnya tersengal, dadanya terasa sesak.
Ia menunduk sejenak, memaksa diri menarik napas panjang untuk menenangkan gejolak di dadanya. Mata berkaca-kaca, ia menggigit bibir, mencoba fokus. Setelah beberapa kali percobaan, mesinnya akhirnya menyala. Dengan tangan yang masih gemetar, ia mengarahkan motornya ke jalan, pikiran terpusat pada satu hal: menyelamatkan ayahnya.
Dengan mata berkaca-kaca dan dada yang terasa sesak, ia memacu motornya pulang.
Sepanjang perjalanan, udara malam menusuk kulitnya, membawa serta bau aspal dan debu. Tapi yang ia rasakan hanyalah perasaan kosong yang perlahan-lahan menggerogoti dirinya.
Apa yang baru saja terjadi?
Pikirannya berkecamuk, tapi ia menepisnya. Ada hal yang lebih penting sekarang.
Setibanya di rumah, ia melihat adiknya berdiri di depan pintu, menangis histeris.
"Kak! Ayah—"
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
sum mia
ini cerita Ziel anaknya Zion dan Elin ya kak .
kasihan si Mandara , kayaknya dia gadis yang ceria tapi hidupnya berubah drastis dalam semalam .
disaat dia mau menolong orang yang kecelakaan malah dia harus kehilangan sesuatu yang paling berharga yaitu kesuciannya . dan disaat yang sama juga harus mendengar kabar ayahnya sakit .
duuuhhh .... yang sabar ya Dara .
gimana nasibnya nanti kita tunggu bab selanjutnya .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
2025-01-20
8
Dwi Winarni Wina
Hadiiiiir dan nyimak thor.....
Waaah novel terbaru kak nara launching lagi selamat ya kak sukses sll sehat sll dan sll semangat terus berkarya...
Malang bingit nasib mandara korban perkosaan niat hati ingin menolong ziel lg kena musibah eh apes dirinya hrs kehilangan kesuciannya,,,
Ziel terpengaruh obat perangsang lucknut itu tanpa sadar telah memperkosa seorang gadis yg akan berniat menolong dan ziel butuh pelampiasan hasrat dan gairahnya segera dituntaskan....
Kasian jg dara pasti mengalami trauma dan ketakutan sesuatu yg dibanggakan telah direnggut paksa seorang pria tidak dikenalnya.....
2025-01-22
2
♐EP𒈑⃟⃞𐦉CintaAfya𒈑⃟⃞🦅💞
kk mampir disini thor. belum kesempatan utk membacanya lg tp sudah dimasukkan ke kolom favorite
2025-01-21
2