Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.
Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.
Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta. Tentunya itu tidak semulus yang mereka harapkan.
Bahkan kedua nya sempat berpisah dengan waktu yang cukup lama dan akhirnya bersatu kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05. Emosi Meluap Fahira.
Walau nyali nya belum sepenuhnya terkumpul, tapi setidaknya Rey ingin gentle menghadapi masalah yang dulu sempat di tutup tutupin oleh ayahnya pasca kecelakaan yang mengakibat kan ibu Fahira meninggal dan kini masalah Rey terjadi lagi dengan orang yang sama. Sial.
Rey, Adeknya dan kedua orang tua sudah sampai di rumah Fahira. Terlihat sederhana, tak semewah rumah nya.
Rey menutupi kepala dengan kupluk dan mulut nya di pakai masker hitam, dress code yang di kenakan terkesan dingin namun tegas, seolah Rey siap menghadapi apapun yang terjadi.
"Biar Rey yang ketuk pintu nya, mamah papah di belakang aja" Setelah berbicara, Rey segera melangkah maju ke arah pintu dengan satu tarikan nafas.
Tok.. Tok..
Dari dalam rumah, ada Fahira yang kebetulan lagi belajar di ruang tamu. Gadis itu langsung membuka pintu rumah setelah mendengar suara ketukan pintu.
"Apa keluarga Rey sudah datang, Fahira?" Tengok Bu Vio dari balik dapur.
Fahira menoleh ke Bu Vio dengan kepanikan "HAH, mereka mau apa mah?!"
"Sudah buka saja, mamah mau panggil papah dulu" Kata Bu Vio.
Setelah pintu dibuka, Fahira langsung terdiam saat melihat Rey yang lagi memasukan kedua telapak tangan di saku hodie nya.
"Ngapain kamu kesini?!" Kata Fahira sedikit kasar.
Rey membuka masker dan menoleh ke arah kedua orang tua nya.
"Mah, pah, Rif ayo masuk" Dengan santai dan tanpa rasa bersalah dari Rey, ia menyuruh keluarga nya masuk walau belum disuruh masuk oleh gadis itu.
"Rey... Belum disuruh masuk kok sudah nyuruh masuk?" Protes Bu Diah.
"Aa aneh banget, gak sopan!" Rifda ikut protes
Tak lama, muncul Bu Vio yang menghampiri pintu rumah, disusul oleh Pak Slamet yang sudah di panggil oleh Bu Vio.
"Eh ada Pak Amin, dah Bu Diah... Silahkan masuk dulu pak, Bu" Kata Pak Slamet dengan penuh kesopanan dan penuh hormat.
Rombongan Rey langsung masuk ke dalam rumah nya Fahira.
"Terima kasih Pak Slamet, maaf mengganggu waktu nya, kita datang hanya ingin menepati janji saya dulu dan untuk kasus yang baru saja terjadi." Jawab Pak Amin tak kalah sopan nya.
Ya, janji Pak Amin dulu untuk keluarga yang ditinggalkan adalah menemui orang yang telah merenggut nyawa dari Almarhumah Bu Clara. Dan janji yang sekarang adalah untuk menikahi anak-anak nya yang terlibat dalam hubungan intim sebulan yang lalu.
Setelah mereka duduk, hidangan makanan dan minuman hangat disuguhkan oleh Bu Diah.
"Terima kasih bu" Kata Pak amin dengan rasa hormat. Di susul oleh istri dan anak nya.
Fahira ingin pergi dari kerumunan, karena perasaan gadis merasa tidak enak.
"Ira kamu mau kemana, duduk dulu" Titah Pak Slamet. Fahira yang niatnya lanjut belajar di kamar. terpaksa membaur di antara mereka.
"Ini pak" Tunjuk pak amin ke tubuh Rey.
"Anak saya yang telah merenggut ibunda dari saudari Fahira, saya sebagai ayah nya ingin minta maaf sebesar-besarnya" Pernyataan dari Pak Amin.
Luka itu bangkit lagi dari dalam diri Fahira, netra gadis itu menyorot wajah Rey dengan mata berkaca-kaca namun tegas.
Tiba-tiba Fahira menghampiri Rey, memukul, menjambak, mencakar hingga wajah Rey berdarah. Selain sudah memperkosa nya, ternyata Rey adalah pembunuh ibu nya di masa lalu yang belum terungkap sampai saat ini.
Rey mencegah kedua orang tua dan Keluarga Fahira untuk tidak di lerai.
"Biar aja jangan dilerai" Kata Rey yang pasrah wajah nya dipukul.
"Brengsek!! Kamu ternyata seorang pembunuh!! pembunuh!!!" Teriak Fahira dengan tangisan dan amarah yang meluap-luap. Gadis itu terus memukul Rey yang sudah pasrah.
"AAAAAAAAA"
"Terus pukul saya Fahira sampai kamu puas, terus... saya minta maaf"
"Pembunuh kamu!!! Aaaaargh" Fahira berhenti memukul sambil menangis cecegukan.
Tangisan nya semakin pilu, buat Rey rasanya ingin memeluk dia saat itu juga.
Bu Vio menghampiri, beliau sadar betapa emosional nya gadis itu, beliau lah yang memberinya sebuah pelukan.
Ceklek!!
Dari arah pintu rumah, muncul Eca yang terlihat bingung dengan kondisi rumah yang dimana Fahira menangis di pelukan ibu nya, lebih bingung nya lagi ada Rey di rumah nya.
Rey gak bisa mengontrol ketenangan nya, dia pun sangat terpukul mengetahui ibu-ibu yang di tabrak nya itu ibu dari orang yang dia kagumi.
"Ada apa ini?" Tanya Eca menghampiri ibu nya.
Eca hanya sekilas membeku dan menoleh ke Rey yang lagi menutup wajah dengan ketua telapak tangan nya.
"Ca kamu masuk kamar" Titah Pak Slamet.
Eca menurut keinginan nya, dia pergi ke lantai atas dan duduk di balik pembatas balkon dalam rumah karena penasaran.
Balik lagi ke arah bawah.
Fahira terus menangis tanpa henti, dia sudah puas meluapkan emosi yang sudah lama dia pendam sampai wajah Rey penuh cakaran dari gadis itu.
Tapi hati kecil Fahira sebetulnya tidak ingin melukai Rey, hanya saja pikiran dia teringat wajah sang ibu dan tubuh sang ibu yang di tutupi kain kafan saat ingin di makamkan.
Belum lagi pria itu sudah memperkosa nya secara membabi buta.
Kodam gadis itu keluar dengan natural, ibu adalah sumber kehidupan untuk Fahira, kasih sayang darinya seakan membuat Fahira jadi se—emosional ini.
"Mamaaaa"
"Udah sayang, mama kamu udah tenang di surga, yang sabar"
"Fahira tenang dulu sayang, sabar..." Kata Pak Slamet.
Setelah Fahira sudah di tenangkan, Pak Slamet langsung memulai obrolan membahas soal hari pernikahan nya.
"Saya selalu orang tua Fahira menerima dan menyambut niat baik tanggung jawab dari pihak keluarga Rey, kemarin Fahira sudah di rugikan. Dan kami mau saudara Rey dan anak kami Fahira segera di nikahkan sesuai dengan hukum agama" Kata Pak Slamet.
"Apa? Pah! Tapi Fahira masih sekolah ya Allah..." Elak Fahira.
"Iya tau kalian masih sekolah, tapi perut mu itu ada kandungan bayi, Fahira!. Papah mau anak itu terlahir dalam keadaan halal" Kata Pak Slamet.
"Untuk tanggal pernikahan, resepsi akad nikah, dan dokumen pernikahan biar saya yang urus semuanya" Timpal Pak Amin.
"Fahira, Rey... Tugas kalian cukup belajar kok, kalau disuruh ini itu kalian tinggal nurut aja demi berlangsung nya pernikahan kalian" Timpal Bu Diah ikut bicara.
"Kalian juga kan mau lulus? Jadi hubungan kalian wajib kamu halalkan" Kata Pak Amin.
"Jadi gimana keputusan Fahira, kami dari pihak orang tua sudah menyetujui pernikahan kalian yang akan berlangsung liburan tengah semester"
Dengan desakan terus menerus dari keluarga pelaku pemerkosaan yang kekeh ingin bertanggung jawab, ditambah wajah Pak Slamet yang sudah penuh harap.
Mau gak mau Fahira menyetujui nya, dari pada menolak nanti dia akan tersiksa dunia dan akhirat.
"Iya... Fahira mau dan menerima perjodohan ini" Lirih Fahira sambil menatap wajah Rey yang lagi merintih akibat di pukul habis wajah nya oleh Fahira
Pak Amin langsung membicarakan mahar kepada Fahira, saat itu juga Fahira bilang mahar seperangkat alat sholat, sisanya Rey yang tentukan, intinya gadis itu tidak mau memberatkan Rey dan tidak mau juga di rendahkan harga diri nya.