Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Voting
Leon dan Elle saling berpandangan kala seluruh ruangan gelap gulita. Lagi-lagi baru kali ini Japi merespons permintaan seseorang tepat di tengah keramaian seperti ini.
Eighar, meminta pertandingan terbuka untuk berhadapan dengan Brian, Leader di A.K School. Lagi-lagi tombol voting di smart watches menyala, menunjukkan lampu berwarna merah dan juga biru.
Eighar melihat ke smart watches miliknya, ternyata mereka tak memiliki kesempatan untuk ikut vote, di Japi milik Eighar tertulis "Penantang" dan tentu saja di smart watches milik Brian tulisannya adalah "Ditantang".
"Voting di mulai!"
Sebelum menekan tombol, mereka berpikir sejenak untuk berada di pihak yang menyetujui atau yang tidak menyetujui.
Teman-teman Brian mulai melihat sekeliling mereka dan berkata, "Ayolah teman-teman. Tentu kita gak perlu menyutujui pertandingan yang gak seharusnya terjadi. Bocah tengil itu juga gak bakalan menang ngelawan Brian, jadi kalau kalian kesian sama dia, mending pilih batalin deh pertandingannya."
"Iya lah, emangnya kalian gak mau main game yang seru lagi karena otak brilian dari Brian selalu punya ide untuk ngasih game-game yang fresh."
"Bener tuh, mendingan kita pilih batalin aja. Udah kan selesai. Gak perlu ngadain pertandingan yang kita udah tau kalau itu gak penting."
Mendengar hal itu, Eighar hanya meresponsnya dengan tawaan. Orang-orang pun melirik ke arahnya dengan kebingungan. "Sebenernya kenapa sih kalau mau tanding? Kan gue cupu, bukan lawannya Brian. Tapi, kenapa kok kalian takut?" Eighar mengembangkan senyumannya. "Apa gue, berpotensi buat menang dari Brian?" lanjutnya.
Brian langsung melotot ke arahnya. Tangannya terkepal kuat hingga otot-otot dan urat tangannya mengeras dan menyembul keluar.
"Jangan sembarangan ngomong lu! Lu harusnya tau lagi berhadapan dengan siapa. Tengil banget nih bocah!!" kecam teman Brian lagi.
"Yaudah kalau gitu. Kalau kalian gak setuju ya pilih tombol merah aja, udah kan selesai. Voting ini hak pribadi, kan? Terus mau kalian apa dengan mengajak orang-orang supaya milih tombol merah dengan memanipulasi pikiran mereka sebelum pemilihan?" Eighar terkikik, lalu menatap mereka dengan tajam. "Takut kalah kan?"
"Brengs!" geram Brian dari singgasananya.
"Lagian juga hak mereka mau milih, toh selama ini mereka yang tau gimana Brian memposisikan dirinya sebagai Leader. Layak, atau enggak. Toh gue cuma pengen seneng-seneng kok, gak bermaksud buat ngerebut apapun dan jadi apapun. Jangan salah paham, gue nantang Brian bukan buat melengsernya, tapi buat pembuktian." Eighar mengusap rambutnya dari depan kebelakang, namun rambutnya kembali terjuntai di antara dahinya. "Lebih kuat Leader, atau ketua genk disini." lanjut Eighar.
Beberapa orang yang awalnya kebingungan mulai berpikir di dalam benak mereka.
"Kayaknya seru juga liat pertandingan ini, toh Brian kan udah lama gak ada yang nantang karena pada takut sama kekuatannya."
"Iya, udah lama gak liat Brian ngamuk. Terakhir itu udah hampir beberapa tahun yang lalu." (A.K School tidak punya kelas normal dari sepuluh, sebelas atau dua belas seperti sekolah pada umumnya. Mereka hanya di batasi dengan senior dan junior, dan siswa bisa berada di sana bertahun-tahun tanpa lulus).
"Ngomong-ngomong, gue pengen liat Brian sekali-sekali di hajar sama seseorang." bisik seseorang lagi.
"Bener juga. Sebagai Leader, dia emang gak cocok. Lebih ke preman dan juga bossy."
"Iya, kadang games yang dia bikin pun gila-gilaan. Kayak gak ada harganya ini nyawa."
"Udah bosan gak sih sama dia, siapa tau kalau anak baru itu menang, kita bisa lepas dari cengkraman Brian."
Kata demi kata bermunculan. Tombol vote mulai di tekan, bersamaan dengan efek suara "Ting atau Blus" yang terdengar.
Lampu-lampu tombol vote mulai padam, menyisakan cahaya gelap lagi yang hanya memancarkan wajah yang berseteru, Brian dan juga Eighar.
"Voting selesai, terimakasih."
Zuuuuum...
Wajah Eighar dan Brian muncul di depan layar LCD. Di bawah foto mereka berdua, angka persentase mulai berjalan naik. Jika tidak sampai di atas lima puluh persen, maka pertandingan akan di batalkan.
Suara angka yang berderet "Terereeret" terdengar, bersamaan dengan angka yang terus berjalan dari sepuluh persen, sepuluh koma dua puluh delapan persen, sepuluh koma tiga puluh persen.
Semua orang menengadah dan menatap layar dengan tegang. Wajah mereka yang menghitam di kegelapan terpapar oleh cahaya hijau yang memantulkan angka-angka.
Brian menenggak ludah ketika persentase angka hampir melewati batas lima puluh persen. Empat puluh koma sepuluh persen. Empat puluh koma lima puluh persen. Empat puluh koma delapan puluh persen. Empat puluh koma sembilan puluh sembilan persen, dan...
Biiiiiiiiiing!!
Persentase melewati batas lima puluh persen. Para murid bersorak dalam diam, saling berpandangan dengan wajah penuh ambisi. Angka terus naik, dan pada akhirnya....
Terhenti pada angka sembilan puluh sembilan koma delapan puluh sembilan persen. Wajah mereka sumringah, dominan kaget. Tak di sangka, setelah sekian lama ada yang mengajak Leader mereka bertarung meskipun lawannya masih di bawah Brian, di lihat dari bentuk tubuhnya. Brian jauh lebih kekar dan berotot ketimbang Eighar.
"Hasil akhir dari voting adalah 99,89%. Pertandingan di akuisisi."
Elle dan Leon saling berpandangan dengan wajah kaget dan tak percaya. Beberapa detik kemudian mereka merasa kalau Eighar dalam masalah, tapi di sisi lain mereka pun berharap kalau Eighar bisa menghajar batang hidung Brian di hadapan banyak orang.
"Pertandingan pertama dimulai, nama yang tertera di monitor silakan memasuki arena pertandingan. Terimakasih."
"Hei, lu nih cari mati apa gimana? Itu yang lu tantang Brian, Brian!" Elle menegaskan, tapi dari raut wajahnya, sepertinya Eighar menyukai tantangan ini.
"Ya siapa bilang dia nasi Briani?? Ya gue tau lah dia Brian, makanya gue tantang." balas Eighar. "Gue kuat kok, tenang aja."
Leon mendengkus. "Si gils (gila), bisa-bisanya dia santai-santai aja." geramnya.
Eighar mendesis agar Leon dan Elle diam. Ia ingin fokus pada pertandingan dua orang yang kini telah berada di atas ring.
Seorang lelaki berbadan sedang dan sedikit berisi, berhadapan dengan seorang lelaki berbadan penuh dan tinggi. Di layar LCD, muncul wajah mereka berdua dengan tulisan VS di tengahnya.
"Dua petarung mengambil posisi, pertandingan di mulai dalam tiga detik. Satu, dua, tiga..."
Teeeng!!
Eighar menatap dua petarung di atas ring, ia mengedip sesaat, dan ketika matanya terbuka, Eighar terbelalak saat melihat pukulan secepat kilat meluncur ke arah lawan, namun dengan sigap pula pukulan itu di hindari oleh lawannya hingga mereka berdua sama-sama terperosok. Yang satunya terperosok ke depan karena tinjuannya yang di hindari. Yang satunya lagi terperosok ke samping karena menghindari serangan.
Eighar lumayan terkejut. Karena dua orang ini ternyata punya basic bertarung, dan sepertinya memang sudah biasa melakukan pertarungan.
Dilihat dari persiapannya, aba-abanya, serangan dan juga gaya menghindar, mereka berdua berada di atas rata-rata petarung. Bukan sembarangan orang.
Eighar menelan ludah, keringat mengalir di pelipisnya. Kalau dua orang keroco ini saja punya basic pertarungan semantap itu, lantas bagaimana dengan leader mereka???
Leader, tentu lebih kuat daripada mereka semua, kan?? Apakah Eighar akan kalah telak nantinya?? Atau Eighar bisa membuktikan perkataannya, kalau dirinya adalah ketua genk dari seluruh ketua genk yang ada di kota ini.
Bersambung...
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...