Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Hanin berteriak seperti memang melihat api di depan nya saat itu. Ia benar-benar ketakutan setengah mati.
"Tante, jangan ba-kar Om. Hanin janji nggak akan minta pergi. Hanin tinggal di sini aja. Hanin nggak mau tinggal sama Oma dan Opa." Ucap Hanin dengan suara khas anak kecil.
Dan setelah itu, ia pun meringkuk di bawah meja. Tubuh nya bergetar hebat. Selama ini, ia tidak pernah menjadi takut.
Kenangan lama nya mulai di buka. Memori yang sudah dengan susah payah ia kunci, kini malah terbuka kembali.
"Hanin, ini suami Hanin. Dan ini Oma. Tidak ada api di sini sayang. Coba lihat lagi." Ucap Oma mulai menenangkan Hanin.
Dan Hanin pun melihat ke sekitar dan benar saja. Ia sperti sedang berhalusinasi. Ia pun menatap Abian yang saat ini sedang menatap nya.
" Oma, kenapa tadi di mata Hanin ada api?" Tanya Hanin.
" Oma nggak tahu sayang. Memang nya yang Hanin lihat di dalam api siapa? Ayah dan Ibu atau Om Hanin?"
"Om mau di bakar Tante karena Hanin terus nanya tentang Ayah dan Ibu. Kata Tante, Ayah dan Ibu udah nggak sayang Hanin. Maka nya Hanin di tinggal di rumah Om dan Tante."
"Terus, kapan Hanin tahu kalau Orang tua Hanin udah nggak ada?"
"Hanin nggak ingat Oma. Pokoknya Tante bilang orang tua Hanin meninggal kecelakaan. Itu karena mereka jahat udah ninggalin dan buang Hanin.
Tante bilang, mereka banyak hutang. Maka nya kabur dan melarikan diri sendiri. Hanin nggak pernah menyangka ternyata Tante bohong selama ini."
Hati Oma nya Hanin begitu teriris saat mendengar cerita Hanin. Wanita itu, bahkan mengotori pikiran cucu nya ini. Oma nya Hanin yakin, pasti saat itu Hanin memang lah saksi mata.
Namun, karena ia masih kecil. Mental nya tidak kuat untuk mengalami semua itu. Potongan demi potongan kenangan pun, masih lah belum jelas.
"Sudah lah Hanin. Untuk sekarang, jangan di ingat lagi apa yang terjadi. Nanti, ada waktu nya Oma akan mencari tahu sendiri. Jangan di paksakan ya sayang."
"Iya Oma."
"Sekarang istirahat lah dengan suami Hanin. Oma sudah menyiapkan kamar dan seluruh perlengkapan kalian berdua dia atas. Anggap lah ini rumah kalian."
"Baik, Oma. Terima kasih. Ucap Abian dengan sopan. Mereka pun akhirnya masuk ke dalam kamar.
Sedangkan Oma nya Hanin sedang berbicara dengan pengacara keluarga mereka. Selama ini, bahkan pengacara keluarga mereka pun tertipu dengan surat wasiat milik mendiang Hanan.
Tidak lama kemudian, Opa nya Hanin pulang dengan wajah lelah nya. Tampak sekali jika beliau benar-benar berusaha saat itu.
"Bagaimana?"
"Alhamdulillah ia berhasil kami selamat kan. Lu-ka di sekujur tubuh nya lumayan banyak. Bahkan ada lu-ka bakar yang sudah lama seperti nya." Ucap Opa nya Hanin.
"Lu-ka bakar? Hanin tadi bercerita jika Om nya di ba-kar." Ucap Oma menimpali.
"Siapa yang melakukan nya?"
"Saudara laki-laki istri nya. Dan seperti nya, mereka terlibat dengan kematian anak kita, Sayang."
Suara Oma mulai terdengar pilu. Walaupun sudah beberapa tahun yang lalu. Tapi, beliau tidak bisa melupakan begitu saja semua kejadian di masa lalu.
"Mereka sungguh ke-jam. Apa seperti itu, mereka menyik-sa Hanan dan Indah? Kita bahkan tertipu oleh drama yang mereka buat."
"Kita harus menguak misteri ini. Hanin hanya punya kita. Aku tidak akan memaafkan mereka semua sayang. Aku tidak bisa.. Aku bahkan tidak bisa melihat Hanan untuk yang terakhir kali."
Huhuhuhu
Oma dan Opa nya Hanin menangis bersama sambil berpelukan. Lu-ka dalam hati mereka, sampai saat ini terbuka kembali.
Dulu, mereka mengira jika orang tua Hanin memang benar kecelakaan. Berita itu mereka terima setelah sebulan lama nya.
Mereka terbang ke tanah air, dan melihat dua pusara sudah mengering. Jauh di dalam hutan, kedua nya di makamkan.
Tidak dengan Hanin yang mereka sendiri tidak tahu dimana makam nya. Mereka percaya. Karena mereka mengira, yang merawat makam adalah saudara dari menantu mereka. Tapi ternyata, semua itu palsu.
Mungkin mereka yang terlalu bodoh. Karena terlalu mempercayai orang lain.
****
Pagi itu..
Beberapa Pria berpakaian hitam mengetuk pintu rumah keluarga Hanin. Tante nya Hanin dan Cantika begitu terkejut saat di datangi oleh beberapa Pria itu.
"Siapa kalian? Dan mau apa datang ke sini?" Tanya Ibu nya Cantika.
"Kami mendapatkan amanah dari pemilik rumah ini, untuk menjual nya."
"Apa? Menjual rumah ini? Jangan mimpi kalian. Aku lah pemilik rumah ini."
Ibu nya Cantika masih saja bersikap sombong. Ia tidak tahu apapun jika suaminya lebih dulu bertindak.
"Di sini diketahui, jika pemilik rumah ini adalah saudara Hanan. Dan beliau kini sudah tiada. Jadi, rumah ini dan segala isinya, akan menjadi milik anak kandung nya. Ibu Hanin mengatakan, akan menjual rumah ini."
"Tidak. Itu tidak mungkin. Kami lah pemilik sah rumah ini. Si Hanan itu, sudah menyerahkan rumah ini pada kami. Sebentar, aku akan mengambil surat kuasa nya."
Ibu nya Cantika pun mengambil surat kuasa yang selama ini ia simpan. Surat itu ia simpan dengan baik, tanpa seorangpun yang tahu.
Akan tetapi, berapa kali pun dia mencoba untuk mencari, surat itu tidak ia temukan di mana-mana.
Bahkan seluruh surat kuasa yang selama ini ia buat untuk mendapatkan harta bendanya keluarga Hanin, kini telah lenyap.
"Surat itu tidak ada lagi. Apa jangan-jangan, kalian yang mencurinya?" Ucap Ibunya Cantika yang sama sekali tidak tahu dan mengerti tentang apapun.
"Kami tidak sempat melihat drama anda. Dalam waktu satu jam, kalian harus pergi dari sini. Rumah ini, sebentar lagi akan ada pemilik nya." Ucap salah satu Pria itu.
"Kalau aku tidak mau, bagaimana?" Tantang Ibu nya Cantika, yang tidak pernah takut akan hal apapun.
Beberapa Pria berpakaian hitam langsung masuk ke dalam kamar dan membereskan pakaian milik Cantika dan Ibu nya.
Tidak lama kemudian, seluruh barang mereka telah berada di luar rumah. Mereka hanya bisa pergi dan membawa pakaian mereka.
Adapun barang-barang berharga yang mereka miliki selama ini, dilarang di bawa. Karena seluruh barang itu, di beli menggunakan uang Hanin.
"Silahkan pergi."
Brak..
Ibu dan anak itu pun di tendang keluar. Setelah itu, para Pria itu pun mulai membersihkan rumah itu.
Tidak lupa mereka memasang kamera Cctv di segala sudut. Bukan itu saja, bahkan di luar rumah dan juga titik buta, tidak luput dari kamera tersembunyi.
Kira-kira, siapakah yang akan menempati rumah itu nanti?
ya allah ngakak bener deh masa iya si kancil kek motor pink.. ada2 aja
dan yg terjatuh td kok bisa... kk klo di daerah q mah motor yg bising itu buat ngarit namanya motor grandong.. karna udh di protolin
kok jd segetunya ya allah kasihan rahmat