Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecelakaan
Pagi hari nya Luffy sudah bangun dari tidur nya, ia bahkan sudah sarapan bersama orang tua nya, dan bahkan ia lah yang mengurus putranya.
Dan selesai dari apa yang ia lakukan ia pun kembali ke dalam kamar nya, dan melihat pada wanita cantik yang masih saja tertidur dengan pulas di ranjang.
"lama sekali tidur nya" gumam Luffy menatap pada jam yang ada di kamar nya.
"aku bangun kan atau tidak ya" ujar Luffy lagi karena ia tidak nyaman untuk membangunkan kan Zahra, namun jika tidak di bangunkan nanti ia justru akan marah.
Saat ia akan membangunkan Zahra, ponsel Zahra pun berbunyi membuat wanita itu terbangun dan ia menatap pada ponsel nya yang ada di atas nakas.
"siapa yang menelepon pagi begini" ujar Zahra sambil merentangkan tangan nya.
wanita itu tidak melihat Luffy yang ada di ujung ranjang menatap nya dengan lekat, ia pun langsung mengambil ponselnya untuk mengecek siapa yang menelepon nya, namun ponsel itu kembali berbunyi, membuat sang penelepon kesal.
("halo") kata Zahra yang masih mengumpulkan nyawanya.
("kamu dimana?, ini pihak rumah sakit keteteran mengatasi para korban tabrakan beruntun") kata orang yang menelepon nya yang tidak lain adalah Bagas Pratama.
("aku lagi di rumah pa, baru bangun tidur") sahut Zahra yang baru saja melihat Luffy yang duduk di ujung ranjang.
("apa baru bangun tidur?, coba lihat ini jam berapa?, sekarang cepat bersiap, dan pergi ke rumah sakit, papa tunggu kamu") kata Bagas yang menggeleng kan kepala nya.
("baik pa") sahut Zahra mematikan sambungan telepon nya.
Ia menatap pada Luffy yang sedang menatap pada nya itu.
"kenapa mas tidak bangun kan aku?" tanya Zahra pada suami nya.
"aku tidak tega membangunkan mu, kamu seperti kecapean sekali" sahut Luffy yang memang tidak suka membangunkan orang yang lagi tidur kecuali ia tau jika orang itu ada kegiatan.
"lain kali bangun kan saja, tidak apa, aku sudah telat ini" kata Zahra pada Luffy.
"maaf tadi nya memang aku ingin membangun kan mu, tapi keburu kamu lebih dulu bangun" kata Luffy karena ia memang berniat untuk membangunkan Zahra.
Zahra tidak menjawab lagi, ia beranjak dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi, tapi sebelum nya ia menatap pada jam dinding yang ada di kamar, betapa kagetnya ia melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.
"astaga, jam sembilan" pekik Zahra masuk ke kamar mandi.
Zahra pun bersiap dengan secepat kilat, tidak lama ia sudah berada di ruangan keluarga untuk menghampiri Lucky yang sedang bermain itu.
"sayang bunda berangkat ke rumah sakit dulu ya" ucap Zahra mengecup pipi gembul Lucky.
"iya bunda, pulang nanti bawakan aku bakso ya" sahut Lucky yang memang menyukai makanan itu.
"iya, nanti bunda bawakan" ucap Zahra mengusap rambut Lucky.
"Bu, aku berangkat dulu ya, titip Lucky" kata Zahra pada mertuanya.
selambat apapun ia berangkat ke tempat kerja, Zahra tidak pernah lupa untuk pamit pada orang tuanya dan sekarang ia pamit pada anak dan mertua nya.
"hati hati ya jangan ngebut bawah mobil nya" pesanan Nisa pada menantu nya.
Zahra mengganguk kan kepala nya, ia menatap pada Luffy yang ia tinggalkan di kamar tadi.
"mas, mau kekantor kah?" tanya Zahra pada Luffy.
"iya, mas mau berangkat ke kantor" sahut Luffy.
"kenapa siang sekali?" tanya Zahra heran.
"ada meeting jam sepuluh, jadi pagi nya tidak ada kerjaan, aku akan mengantarmu" kata Luffy pada Zahra.
Kedua nya pun pamit untuk kerja, sepanjang jalan Zahra dan Luffy tidak ada yang bicara, karena mereka fokus pada jalan yang begitu padat. Dan begitu juga dengan Zahra yang tidak mau menganggu konsentrasi Luffy.
Tidak lama mobil sampai di rumah sakit dan Zahra pamit pada Luffy.
"aku masuk dulu ya mas, hati hati di jalan" kata Zahra mencium tangan Luffy membuat pria itu menatap tangan nya.
"iya, semangat kerja nya, kalau pulang bilang nanti aku jemput" kata Luffy pada Zahra yang hendak keluar dari mobil.
Zahra pun mengangguk dan ia langsung berjalan ke dalam rumah sakit, Luffy pun melaju kan mobil nya menuju perusahaan nya yang ada di jakarta, karena dulu nya ia selalu ada di Surabaya.
Zahra pun melaksanakan tugas nya dengan baik, ia membantu beberapa dokter yang menangani pasien tabrakan beruntun itu. Dan awal nya ia begitu kaget dengan apa yang ia lihat karena begitu banyak korban kecelakaan itu.
Sampai papa nya yang dulu nya adalah dokter pun turun tangan kembali ke rumah sakit. Bagas memang dulu nya adalah dokter, karena tidak ada yang memegang perusahaan milik Pratama, ia pun berhenti menjadi dokter, dan hanya akan datang jika ada yang darurat.
"kenapa banyak sekali korban nya pa?" tanya Zahra pada papa nya yang sedang menangani korban di bangkar yang ada di sebelah Zahra.
"iya, kecelakaan beruntun ini sangat parah, truk buatan batu bata, mengalami rem blong" ucap Bagas sambil terus fokus membersihkan luka pada korban kecelakaan.
Zahra pun hanya mengangguk saja, ia kembali berjalan pada bangkar yang lain, dan sungguh terkejut saat ia melihat Mega ada di situ.
"Mega, ini Mega, dia jadi korban kecelakaan" kata Zahra yang kaget.
Mega pun membuka matanya, mendengar suara yang ia kenal
"Zahra" panggil Mega menatap lemah pada Zahra.
"kenapa kamu ada di sini, dan jadi korban kecelakaan?" tanya Zahra panik.
"butik ku, kena tabrak oleh mobil yang terlibat kecelakaan itu, dan aku baru saja masuk ke dalam butik" kata Mega menjelaskan kronologi kejadian nya.
"dimana lokasi kecelakaan nya, kenapa sampai separah ini" kata Zahra.
"butik ku, ada di dekat lampu merah, dan kecelakaan itu terjadi di lampu merah" kata Mega membuat Zahra paham.
Zahra pun langsung memeriksa keadaan Mega, yang memang mengalami luka di bagian kepala nya, dan ia juga meminta untuk melakukan ronsen di kepala Mega karena takut ada benturan keras mengenai kepala nya.
Siang hari nya, Zahra pun bisa beristirahat, ia melupakan sarapan pagi nya, Zahra berjalan ke ruang rawat Mega, karena Mega telah di pindahkan ke ruang rawat.
Wanita itu mengalami keretakan pada tulang lengan nya, dan benturan di kepala nya, namun itu tidak terlalu parah. Hingga Mega masih sadar kan diri nya. Namun luka di kepala nya mengeluarkan banyak darah, hingga ia harus mendapatkan donor darah.
"gimana keadaan mu?" tanya Zahra sambil meletakkan dua porsi makan.
"sudah mendingan, hanya pusing" sahut Mega
"makan dulu ya, aku kasi tau ibu dan Arga dulu, aku lupa memberi tau mereka" ucap Zahra mengambil ponselnya.