NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik. Menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Kristal turun dari mobil dengan wajah lesu. Pikirannya melayang kesana kemari. Suara dering ponsel membuyarkan lamunannya. Dia merogoh kantong celananya, nama Jane tertera di layar ponselnya yang sudah retak. Mata Kristal membulat sempurna.

"Astaga, Jane!" Kristal langsung mengangkat panggilan itu dan sebuah teriakan terdengar dari seberang sana.

"Kristal! Dimana kau?! Kenapa lama sekali?! Cepat kesini, banyak pelanggan yang mengantri!" Teriak Jane dengan panik. Kristal juga bisa mendengar kebisingan lain selain suara Jane.

"Iya sebentar ya, Pak. Saya refil dulu es batunya," balas Kristal pada salah satu pelanggan yang masih bisa di dengar oleh Kristal. "Cepat kemari!" sambungnya.

"Ah, y-ya! Aku segera kesana," jawab Kristal dengan gagap.

"Oh, dan juga jangan lupa mampir beli plastik take away, Pak Wiliam belum memesannya, jadi sementara kita beli satu pack saja dulu. Gunakan saja uang dari kopi yang kau antar," tambah Jane. "Ah, iya, segera saya antarkan. Kristal aku matikan, segera kemari jangan lama-lama!" Jane langsung memutuskan panggilannya.

Kristal menepuk dahinya dengan mulut terbuka. "Kopinya! Kopinya aku buang ke dua mahkluk tadi! Astaga, Kristal! Bodoh sekali kamu! Kenapa kamu selalu ikut campur urusan orang lain?!" Kristal mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Bisa-bisanya dia melupakan hal itu.

Kristal mengambil selembar uang lima puluh ribu dari kantong celananya. Dia menatap uang itu dengan murung. "Ini uang terakhirku untuk membeli bensin." Dia menggeleng. "Sudahlah, Jane lebih penting! Tapi, pelanggan yang pesan kopi tadi bagaimana? Ah, biarlah, aku akan mengantarnya nanti."

Setelah sibuk berdebat dengan diri sendiri, Kristal langsung berlari menuju motornya dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu.

Kay dan Leo menatap kepergian gadis itu dengan diam. Dari tadi mereka berdua hanya menyimak tingkah Kristal, yang seperti orang tidak waras, tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Kay, kamu yakin akan menikahi gadis aneh itu?" Leo membuka suara. Pandangannya tak beralih dari jalan raya yang Kristal tinggalkan.

Kay terdiam cukup lama. Leo bahkan tidak tahu apa yang sedang dipikirkan pria itu. "Bersiaplah, kita akan menemui klien tiga puluh menit lagi," ucapannya dengan datar tanpa berniat membalas pertanyaan Leo.

Leo mengendus lalu mendorong kursi roda Kay masuk ke dalam. Dia tidak akan banyak bertanya, karena apapun keputusan Kay, tidak ada yang bisa mengubahnya, karena Kay pasti punya tujuannya sendiri. Yang bisa Leo lakukan hanya mematuhi sebuah perintah dan keputusannya.

...•••...

Jane duduk di salah satu kursi sambil mengusap keringat di dahinya. "Akhirnya selesai juga," serunya sambil mengibas tangannya di udara.

Kristal terkekeh dan duduk di samping Jane. "Kapan Kak Bram dan Kak Vano datang?" tanyanya sambil menatap wajah Jane dari samping.

"Mungkin sebentar lagi mereka tiba, ini sudah jam lima sore," balas Jane, melirik jam dinding yang tergantung di atas lemari pendingin.

Dan benar saja, tepat setelah ucapan Jane, Bram dan Vano masuk ke dalam cafe bernuansa modern itu secara bersamaan.

Kristal, gadis itu langsung membenarkan posisi duduknya dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Jane yang melihat tingkah Kristal hanya terkekeh geli. Bukan rahasia lagi jika sahabatnya itu sangat menyukai Vano. Lelaki pemilik lesung pipi itu, berhasil memikat hati Kristal saat pertemuan pertama, atau bisa di katakan sebagai cinta pada pandangan pertama.

"Hai, girl!" Bram datang dengan senyum khasnya, menyapa kedua gadis yang sedang duduk di pojok ruangan.

"Hai, bro! Tumben sekali kalian telat," ujar Jane.

Vano melepas jaketnya dan membuka lemari pendingin. "Motor Bram mogok, jadi aku jemput dia, sekalian bantu bawain motornya ke bengkel," balasnya lalu meneguk air mineral yang dia ambil.

Jane membalas dengan anggukan dan beranjak mengambil tasnya, karena ingin segera pulang dan bersih-bersih. Bram duduk di samping Kristal yang melamun sambil memandang Vano.

"Woi!" teriak Bram tepat di samping telinga Kristal.

Kristal tersentak dan hampir saja terjatuh ke depan. "Kenapa si?!" sahutnya kesal, menatap Bram dengan tajam. Tangannya mengusap-usap telinganya yang berdenging.

Melihat reaksi Kristal dan wajah merahnya, Bram terkekeh. Dia memang sangat suka menjahili gadis di sampingnya ini.

"Kalau suka bilang, jangan di pelototi doang," seru Bram, beranjak mengambil air mineral di lemari pendingin.

Kristal tidak menjawab, mulutnya sibuk menggerutu tidak jelas.

Jane datang sambil membawa tasnya dan tas Kristal. "Bener kata Bram, kalo suka bilang sebelum orang ambil. Iyakan, Bram?" Jane meninggikan suaranya, sengaja mengkompori Kristal.

"Yoi," balas Bram yang sudah berdiri di kasir.

Vano yang diam dari tadi hanya merotasikan matanya. Dia sudah sering jadi sasaran Jane dan Bram. Sedangkan Kristal tidak mengatakan apapun. Sesekali dia mencuri pandang ke arah Vano yang sedang menggunakan apronnya.

Tidak ada alasan yang khusus kenapa Kristal menyukai Vano. Tampan, tinggi, dan jangan lupa lesung pipinya. Lelaki itu benar-benar mirip dengan tipe ideal Kristal.

Karena terlalu lama mencuri pandang pada Vano, tanpa sengaja tatapan keduanya bertemu. Kristal langsung memalingkan wajahnya, seketika gadis itu jadi salah tingkah. Vano hanya menghela nafas.

"Aku pulang ya, semangat kerja gais!" pamit Jane.

"Jane!" Vano mencekal lengan Jane, sontak hal itu membuat Bram dan Kristal menatap dua orang tersebut.

Dahi Jane berkerut bingung. "Kenapa?"

Vano melirik ke arah Kristal sekilas. Dia melepaskan pegangan tangannya pada Jane, lalu menatap wajah gadis yang berkerut bingung itu.

"Ayo pacaran," ucap Vano tanpa basa-basi.

Seketika ruangan itu hening. Tubuh Kristal menegang, sedangkan Bram hanya diam, tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Jane mendengus. Dia melipat tangannya di dada sambil menatap wajah Vano. "Aku tidak salah dengar? Kau sepertinya salah orang, Van. Yang suka padamu itu Kristal, bukan aku," ucap Jane sewot. Lelaki di depannya ini ingin merusak pertemanannya saja!

"Tapi aku tidak suka padanya. Latar belakangnya saja tidak jelas!" sahut Vano ketus.

Jane melongo mendengar ucapan Vano, sedangkan Bram terdiam, melirik ke arah Kristal yang menunduk.

"Kau memandang status?! Aku tidak percaya kau mengatakan hal seperti itu! Padahal kau terlihat seperti lelaki baik-baik!" seru Jane kesal.

Vano mendengus. "Memang apa salahnya? Aku muak setiap kalian menjodohkan ku dengannya!"

"Jadi kau mengajakku berpacaran hanya untuk menghindari Kristal?"

Vano terdiam, ucapan Jane memang benar adanya. "Suruh temanmu berhenti menatapku saat bekerja. Aku risih dengannya!" Dia berlalu dari hadapan Jane. Jane berbalik menatap kepergian Vano.

"Kau tahu diri sedikit!" ucapnya melewati Kristal. Bram dan Jane yang mendengarnya memandang Kristal dengan sorot iba.

Mereka yang paling tahu bagaimana gadis itu menyukai Vano. Kristal bahkan rela tidak mengambil cutinya dan masuk kerja mengantikan Vano yang sakit. Bahkan dia tetap masuk kerja meski sedang demam tinggi hanya untuk bertemu dengan lelaki itu.

Kristal diam menunduk. Ada perasaan yang tidak bisa dia jelaskan. Rasanya ditolak oleh orang yang dia sukai, hanya karena statusnya sebagai yatim piatu, sungguh menyentil hatinya.

Jika bisa memilih, Kristal juga tidak ingin jadi sebatang kara. Tanpa keluarga dan hidup sendirian, orang lain bisa dengan mudah merendahkannya.

1
Serenarara
Tiga gaun pengantin, buseet...pameran baju mbak? /Facepalm/
Serenarara
IQ berapa sih ni cewe... /Sweat/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor✍️
Frily°>Hiat)
Keren!
Aylla Masoara
seru bangettt, nexttttt!!!!
elaretaa
Semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Ezz
semangat kakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!