Setelah belasan tahun terjebak di lingkungan berbahaya akhirnya Glamour bisa kabur dan menyelamatkan diri.
"Tuan selamatkan aku," bisiknya bergetar menahan tangis kepada pria yang menyewanya malam ini. "Apapun akan aku berikan kepadamu, termasuk keperawanku," imbuhnya, berharap pria yang memakai topeng itu mau membantunya.
Glamour tidak tahu jika pria yang tengah mendekapnya ini adalah mafia berbahaya dan paling keji di dunia. Ibarat kata, baru keluar dari kandang buaya tapi kembali terperangkap di kandang singa.
Bagaimana perjuangan Glamour untuk menyelamatkan hidupnya demi bisa kembali berkumpul dengan keluarganya?
Simak terus kisahnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua telur
Ele segera keluar dari persembunyian, ia bersikap biasa seolah tidak mendengar apa-apa.
Nyonya Toro tampak frustrasi seraya meremas ponsel di genggaman, menatap puluhan kelopak bunga lily yang mekar pada malam itu.
"Nyonya Toro." Ele memanggil wanita tua itu yang tengah duduk di kursi roda.
Nyonya Toro menoleh, kedua matanya menyipit melihat kedatangan gadis itu. "Sejak kapan kau berada di situ?" tanyanya dengan nada sinis dan penuh curiga, takut kalau gadis itu mendengar percakapannya.
"Aku baru saja tiba, ada apa?" Ele tersenyum tipis, lalu mendekat pada Nyonya Toro. "Mommy menyuruhku mengantarkan bingkisan natal untukmu," kata Ele mengulurkan goodie bag besar pada Nyonya Toro.
Nyonya Toro menatap bingkisan itu sejenak sebelum menerimanya. "Terima kasih."
Ele mengangguk, "kalau begitu aku pamit pulang, permisi." Gadis cantik itu segera beranjak dari sana, tidak lupa menundukkan kepala sejenak bertanda memberikan hormat kepada Nyonya Toro.
"Hei, kau tidak ingin mampir ke dalam rumahku?" Nyonya Toro hanya berbasa-basi saja karena tidak ingin di anggap jahat oleh gadis kecil itu.
Ele menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang, "tidak, Nyonya. Aku harus segera pulang karena hari sudah malam," kata Ele seraya melanjutkan langkahnya keluar dari area rumah tersebut.
Ele bernafas lega, ketika sudah sampai di depan gerbang rumah mewah itu. Dia segera masuk ke mobil, lalu berkata pada sopirnya untuk segera melajukan mobil ke rumah.
"Aku harus memberitahu hal ini kepada Daddy," ucap Ele di dalam hati, tapi dirinya takut kalau ayahnya tidak percaya kepadanya, terlebih lagi ia tahu kalau Nyonya Toro adalah orang yang sangat licik, dan bisa saja wanita tua itu akan berkilah.
"Tidak, aku tidak bisa memberitahukan hal ini kepada Daddy, karena jika Daddy tahu maka Nyonya Toro pun akan tahu, dan wanita itu tua itu pasti akan mengincarku," ucap Ele masih di dalam hati.
"Ayo berpikir Ele, gunakan otak cerdasmu untuk menemukan jalan keluar!" Ele menggigit ujung jarinya dengan perasaan tidak karuan, seketika kedua matanya membulat sempurna ketika mendapatkan jalan keluar dari masalah ini.
"Pak, bisa antarkan aku ke rumah Anna?" kata Ele pada sopirnya.
"Bukankah Nona Anna malam ini bermalam di rumah utama?" jawab sopir seraya menatap anak majikannya dari spion tengah.
"Ah, kau benar. Baiklah kalau begitu, percepat laju mobilnya aku tidak sabar bertemu dengan Anna," ucap Ele, terlihat sangat antusias.
"Baik, Nona."
*
*
Glam menyisir rambutnya di depan meja rias. Bibirnya cemberut, kedua matanya berkaca-kaca ketika memandang rambutnya. Ingatannya berputar di masa kecilnya, di mana sang mommy selalu menyembunyikan warna rambut aslinya menjadi hitam legam.
"Aku rindu Mommy, aku rindu Daddy," lirih Glam, seraya mengusap air matanya dengan cepat. Tiba-Tiba, ia mengusap perutnya yang terasa keroncongan. Ia sampai lupa kalau belum makan dari tadi siang.
"Aku lapar sekali. Aku akan keluar kamar dan mencari makanan di dapur," gumam Glam seraya beranjak dari tempatnya, menatap jam dinding di kamar itu dan waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. "Aku harap masih ada makanan yang tersisa," lirihnya, berjalan lesu keluar kamar menuju dapur.
*
Di dapur.
Glam menoleh ke kiri dan ke kanan, rumah mewah dan luas itu tampak sepi, tidak ada satupun orang yang terlihat di sana.
"Rumah mewah tapi terlihat seperti rumah berhantu, sangat sepi dan sunyi," gumam Glam, seraya melanjutkan aksinya mencari makan malam. "Ah, tidak ada apapun yang bisa di makan. Meja makan kosong. Aku lapar sekali!" rengek Glam, sembari menghentakkan kedua kakinya kesal. Kemudian dia menatap kulkas besar yang ada di dapur itu. Kedua mata Glam berbinar senang, berharap di dalam kulkas itu banyak harta karun makanan, tapi sayangnya ketika dia membuka kulkas tidak ada apapun kecuali telor dan beberapa bungkus mie instan.
"Astaga! Rumah sebesar ini kenapa hanya ada mie dan telur ayam di dalam kulkasnya!" gerutu Glam seraya mengambil dua butir telur dan satu bungkus mie instan. "Eh, tunggu dulu, bagaimana cara memasaknya?" Glam menatap mie dan telur yang ia pegang di kedua tangannya.
"Apa yang kau lakukan di sana!!!" suara dingin dan datar itu mengejutkan Glam yang sedang berpikir keras. Hampir saja telur yang di pegang Glam lepas dari genggamannya.
ku kira neomi itu yg bakal langsung dtebas leher nya eh gak tau nya mertua nya yg mati..
tapi jangan lupa sah kan glam ya dam
owh ternyata yg melecehkan Damon noemi toh, rasakan pembalasan dari Damon noemi dan tunggu akhir hidupmu