NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam / Konflik etika / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:673.7k
Nilai: 4.6
Nama Author: echa wartuti

Aluna Aurelia Pradipta memimpikan keindahan dalam rumah tangga ketika menikah dengan Hariz Devandra, laki-laki yang amat ia cintai dan mencintainya. Nyatanya keindahan itu hanyalah sebuah asa saat keluarga Hariz campur tangan dengan kehidupan rumah tangganya.

Mampukan Aluna bertahan atau memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebohongan Rania

Aluna terkejut lantaran Rania mengatakan jika dirinya berbohong Perempuan itu pun menghentikan aktivitasnya dan mendekati Rania lantas mengambil posisi duduk di sebelah Rania. "Rania, kamu berbohong tentang apa?"

"Tentang mereka tadi," jawab Rania.

"Maksudmu om Adrian dan tante Arleta?" tanya Aluna disambut anggukkan kecil oleh Rania. "Aku masih tidak mengerti. Kamu bisa mengatakan secara jelas!" pinta Aluna.

"Baiklah, aku jelaskan." Rania mengubah posisi duduknya menghadap Aluna. "Kamu pasti tahu tempat kerja suamiku, kan?" tanya Rania.

"Bramantyo Corporation," jawab Aluna.

Aluna terdiam sesaat lantas memekik. "Hah, mereka. Astaga, Rania. Pantas saja aku merasa tidak asing dengan wajah mereka." Rania berseru kegirangan. "Aku benar-benar beruntung mereka hampir menguasai pasar global, 'kan? Dan pusat perbelanjaan ini juga milik mereka, kan?"

"Iya, mereka juga pemilik utama perusahaan itu. Farel hanya membantu mengelola perusahaan itu," sambung Rania. "Tapi yang aku suka dari mereka itu, meskipun mereka kaya raya, tetapi tidak pernah memandang rendah orang lain."

"Ya, aku bisa melihat itu," ucap Aluna. "Lantas, kebohongan apa kamu maksud?"

"Emmm, itu …?" Rania berpikir sejenak. "Tadi aku mengatakan jika yang datang itu rekan bisnis Farel, 'kan?" ucap Rania kikuk.

"Ya Tuhan, itu kebohongan yang kamu maksud?" tanya Aluna.

"Iya," cicit Rania. Sebenarnya bukan itu, Aluna.

Akan tetapi Rania belum bisa mengatakannya. Ia merasa ragu.

"Kamu ini ada-ada saja. Aku pikir hal yang serius." Aluna menggeleng kecil lantas kembali membereskan pekerjaannya.

"Ini sudah sore, ayo kita pulang," ajak Aluna.

"Pulang?" tanya Rania memastikan sebab waktu masih menunjukkan pukul lima sore. "Ini masih jam lima sore. Biasanya kamu pulang jam 7?" sambungnya.

"Urusan rumah tangga sudah diserahkan kembali padaku. Mas Haris juga sudah mengatakan aku boleh bekerja asal tidak boleh mengabaikan pekerjaan dan juga keperluan dia," jelas Aluna. "Aku harus siapkan makan malam untuknya juga," sambung Aluna.

"Harusnya kamu biarkan saja nenek sihir itu mengurus semuanya. Jadi … kamu bisa bebas," gurau Rania.

"Jujur itu akan menambah kesulitan bagiku. Kamu tahu kemana uang itu pergi," ucap Aluna.

"Ya, kamu benar," balas Rania.

"Pembantuku juga sudah kembali bahkan bertambah satu. Jadi aku tidak akan kesulitan," tambah Aluna.

"Bagus kalau begitu." Rania bangkit dari duduknya lantas menyapirkan talu tas ke pundaknya. "Ayo pulang."

"Kamu bawa mobil sendiri?" tanya Aluna.

"Tidak, aku ke sini naik taksi," jawab Rania.

"Kalau begitu ayo, aku akan mengantarmu," ucap Aluna.

"Baiklah. Di mana sopirmu?" tanya Rania.

Sebentar aku telepon dulu. Aluna mengambil ponselnya untuk menghubungi Elgar, tetapi matanya lebih dulu menangkap sosok Elgar sedang berjalan masuk ke tempat itu.

"Dia panjang umur. Kita membicarakan nya dan dia datang." Aluna menunjuk Elgar yang baru saja masuk ke ruangannya.

"Heh, kamu di sini, Rania. Masih rindu padaku?" goda Elgar.

"Percaya diri banget kamu!" Rania melempar bantal ke wajah Elgar, tetapi langsung ditangkap oleh pria itu dan meletakannya di tempat semula.

"Tidak kena," ucap Elgar.

"Ya Tuhan bisakan kalian akur sebentar?" tutur Aluna.

"Tidak!" jawab Elgar dan Rania bersamaan hal itu membuat Aluna tertawa.

"Ah, sudahlah terserah kalian," kekeh Aluna.

"Ingat yang aku katakan padamu, Aluna kamu harus waspada padanya." Rania memicik tajam ke arah Elgar, tetapi laki-laki itu justru melipat bibirnya untuk menahan tawanya.

"Baiklah, aku akan ingat itu. Tapi ada yang harus diwaspadai olehnya nanti ketikan dia tinggal dirumahku," ucap Aluna.

"Siapa? Suamimu?" bukan Rania yang bertanya melainkan Elgar.

"Bukan?" jawab Aluna.

"Lantas, siapa?" tanya Rania.

"Sandra," jawab Aluna. "Kamu tahu tentunya, sifat dan perilaku Sandra seperti apa," sambung Aluna.

"Ya, kamu benar. Perempuan itu tidak bisa melihat laki-laki tampan sedikit. Mungkin kambing jantan pakai jas dan memakai jam tangan Rolex pun dia akan suka," ejek Rania yang berhasil memecah tawa Aluna dan Elgar.

"Kamu kejam sekali, Rania," puji Aluna.

"Dia memang begitu. Si lidah pahit," ucap Elgar.

"Tutup mulutmu, Elgar," omel Rania.

"Rania jangan mulai lagi," tegur Aluna.

"Abaikan dia. Ayo pulang," ucap Elgar membuat Rania misah-misuh. "Berikan barang-barangmu, biar aku yang membawanya," pinta Elgar.

Tidak ada lagi perdebatan. Ketiganya berjalan menuju lift. Elgar pun menekan tombol turun di depan lift. Ketiga menunggu sejenak sampai pintu lift terbuka.

"Kalian tunggu saja di lobi. Aku akan mengambil mobil di basement," ucap Elgar sebelum mereka masuk ke lift.

Lift mulai bergerak turun. Setiap lantai berhenti sebab ada yang keluar maupun masuk. Setelah itu sampailah lift itu di lantai satu. Aluna dan Rania keluar lebih dulu, sedangkan Elgar masih harus turun menuju basement.

Aluna berjalan bersama Rania menuju lobi. Sebelum itu mereka mampir untuk membeli minuman di lantai itu. Setelahnya mereka berjalan ke lobby. Keduanya menunggu Elgar sembari meminum minuman yang mereka beli. Tidak lama juga melihat mobil Aluna yang dikendarai oleh Elgar.

Elgar keluar dari mobil ketika sampai di lobby. Ia membuka pintu belakang mobil untuk Aluna dan Rania

"Kamu lama sekali," ejek Rania.

"Mobil ini berjalan bukan menghilang," sungut Elgar.

Setelah Aluna dan Rania masuk ia berjalan memutar ke sisi lain mobil. Elgar pun masuk ke mobil dan duduk di kursi kemudi. Laki-laki memakai seatbelt dan melajukan mobil itu kembali, membawa kereta besi itu keluar dari area pusat perbelanjaan.

"Elgar ini untukmu." Aluna memberikan satu minuman yang ia beli untuk Elgar.

"Oh, terima kasih." Elgar menerima minuman itu dan meletakkannya di tub holder yang ada di sampingnya.

"Kita antar Rania dulu ya," suruh Aluna.

"Siap, Bos," ucap Elgar membuat Aluna terkekeh.

Jalanan nampak sangat padat sebab bertepatan dengan jam pulang kerja membuat mobil itu terjebak oleh kemacetan. Jika biasanya Aluna akan mengeluh, kini dirinya bisa dengan santai mengobrol dengan Rania. Ia juga merasa nyaman sebab Elgar mengemudi dengan baik.

Sudah hampir 1 jam mereka terjebak oleh kemacetan. Beruntung Elgar menguasai kemudi dengan baik, juga hafal jalan. Laki-laki itu keluar dari jalur, mencari jalan yang tidak padat. Benar saja mereka akhirnya bisa lolos dari kemacetan dan sampai di rumah Rania dengan cepat.

"Aku beruntung Farel mengenalkan aku pada Elgar. Dia tahu jalan dan juga mengemudi dengan baik," puji Aluna.

"Bagaimana tidak, dia raja jalanan," sindir Rania.

"Rania …." Elgar dan Aluna sama-sama menegur Rania.

"Okey, okey, aku tidak akan bicara lagi," ucap Rania sebelum keluar dari mobil. "Sampai jumpa, Sayangku." Rania memeluk serta mencium pipi kanan dan kiri Aluna.

"Sampai jumpa," balas Aluna.

Setelah itu, mobil kembali melaju meninggalkan rumah Rania. Elgar pun kembali mencari jalan lain agar mereka tidak lagi terjebak oleh kemacetan.

"Oh iya, Aluna bisakah aku bertanya sesuatu?" tanya Elgar.

"Silakan," jawab Aluna. "Apa yang ingin kamu tanyakan?" tanya Aluna.

"Mengenai Sandra. Siapa dia? Dan … sepertinya kamu juga Rania tidak menyukai dia?" tanya balik Elgar.

"Dia adik iparku dan yang Rania katakan itu benar. Jadi aku ingin kamu waspada dengan dia, jangan terlalu dekat dengannya," peringat Aluna.

"Oh, untuk itu kamu tenang saja. Seleraku bukan perempuan biasa, melainkan perempuan yang luar biasa. Contohnya seperti kamu," ucap Elgar.

Eh?

1
MPit Mpit MPit
bls Lun kelurga suami kaya gituh mah harus di sengsarakan...ngalunjakk jasa..
MPit Mpit MPit
akuh mampir thor
Maricha: Terima kasih kakak
total 1 replies
Lucia
Itu orang tua ELGAR yg tampan😁 betul apa betul😊
Lucia
Weh bisa runyam RT nih. Sandra adik ipar bisa Jatuh Cinta.. KACAUU...
Lucia
Aluna de pd ENERGImu abis ut melawan mereka. Lebih baik Pergi !!! Tenangkan Pikiranmu dn tunjukan Karir km. Pleace Aluna🙏
Sampe gemes aku bacanya heheehehe
Lucia
Kamu udah punya segalanya Aluna. Jdilah wanita Idependen. Sampe sukses br Hariz & kel tdk meremerhkan kamu
Lucia
Kita liat deh lanjutan ceritanya
Lucia
Kenapa Aluna crita sm fariz kalo butiknya di tangan lagi🤦‍♀️
Sapna Anah
ceritanya ga sesuai sama judul
Maricha: trus yang cocok menurut kakak apa 😊
total 1 replies
Sapna Anah
ga jelas mau balas dendam ko dandan dan blanja,,
Lucia: Mah itu kk.. malah tau & curiga uang dr mana kan??? Menimbulkan maslaah di tuduh JUAL DIRI🤦‍♀️
Maricha: Terima kasih, Kak sudah mampir
total 2 replies
fitria linda
gmn mksudny? hariz nikah sama tante2 seumuran ibunya gt??
niktut ugis
ayo bangkit Aluna...balas semua sakit hati mu & kedua ortu nya pada suami & keluarga nya
kompiang sari
Biasa
kompiang sari
Kecewa
Desna Wati Desna
Luar biasa
yuyunn 2706
kasih tau video Clara dong biar Oma sadar
lita anggraeni
Luar biasa
Katherina Ajawaila
dasar punya suami somplak, tapi keren lah Elgar ngk pernah goyang. badannya besi kali ya
Katherina Ajawaila
keren thour, semoga semua selamat🤫
Katherina Ajawaila
semoga Elgar cepat dtng ya thour, 🤫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!