NovelToon NovelToon
The Hunter

The Hunter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Blackpink / Persahabatan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: XoXo18

Menceritakan Perjuangan Lisa dan teman-temannya untuk meruntuhkan kekuasaan para penghuni atas yang telah berkuasa terlalu lama, dengan usaha dan kerja keras mereka akankah mereka berhasil atau tidak dalam melawan para penghuni atas atau justru kalah dan hancur tanpa harapan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XoXo18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32 ( Kunjungan )

Seluruh warga kampus telah berkumpul di lapangan utama untuk menghadiri upacara penutupan masa orientasi mahasiswa-mahasiswi baru. Mulai dari para Maba, panitia, ketua divisi, dosen, dekan, rektor, timsus dan juga wakil dan ketua timsus. Irene dan Jisoo. Begitu pula dengan Rose, Lisa dan SinB sebagai ketua divisi 1, 2 dan 3. Mereka berdiri di depan barisan dari masing-masing divisi. Pidato penutupan dari dosen, dekan dan rektor memakan waktu 1 jam. Hal itu membuat para Maba yang sebelumnya telah kelelahan menjalani. game penutupan masa ospek. Sebagian dari mereka ada yang tidur sambil berdiri, bersandar ke teman yang ada di depannya dan berlindung dibalik bayangan teman yang bertubuh tinggi akibat terik matahari sore yang terbilang cukup membuat tubuh mereka mengeluarkan cairan bau asam. Atau yang biasa juga keringat.

Hingga tiba saatnya bagi wakil ketua Timsus, Irene memberikan sambutan penutup yang sebetulnya tidak perlu. Namun hal itu tetap ia lakukan mengingat itu merupakan bagian dari tugasnya sebagai wakil ketua timsus.

"Yaelah, masih ada pidato lagi? Capek nih gue. Mana panas pula!" bisik salah seorang maba.

"Duh, panas gini disuruh ngasih penutupan." Canda Irene saat ia maju untuk memberikan penutupannya.

"Kayaknya kalau dingin sedikit lebih enak nih." Tambahnya lagi.

SRRSHH-

Sedikit demi sedikit, udara di sekitar lapangan utama berubah menjadi sejuk Dingin.

"Nah, dingin kan? Haha. Baiklah, penutupan dari Saya hanya ucapan terima kasih atas partisipasi teman-teman semua karena telah mengikuti masa orientasi ini selama 2 hari. Dan juga saya ucapkan selamat karena teman-teman semua. Sekian dan terima kasih." Tutup Irene.

PROK! PROK! PROK!

Riuh tepuk tangan menutup penutupan terakhir dari Irene. Semua barisan Maba dibubarkan untuk kembali ke markas divisinya masing-masing. Dipimpin oleh ketua divisi. Canda gurau dan gelak tawa mewarnai bubarnya upacara penutupan tersebut. Teriakan burung gagak turut meriuhkan suasana bubar yang diselimuti langit senja tersebut.

"Gimana kesan-kesannya melewati 2 hari terakhir ini?" tanya Rose yang telah kembali berkumpul bersama dengan junior-juniornya. Bergabung dengan divisi 2 dan 3.

"Seru, Kak!"

"Capek, ah!"

Itulah sebagian besar jawaban yang keluar dari mulut maba yang kelelahan.

"Ada yang berkesan, gak?" tanya Lisa.

"Banyak, Kak!" seru salah seorang maba.

"Oh ya? Apa yang berkesan menurut kamu?" tanya Lisa balik.

"Yang berkesan itu waktu Kak Irene melerai Timsus yang mau mukul Kak Rose." Jawab maba tersebut.

"Iya, disitu Kak Irene tiba-tiba datang terus nahan tongkat koran punya timsus waktu itu. Aku aja gak tau kapan Kak Irene tiba-tiba ada di sana." Tambah salah seorang maba.

"Terus waktu itu juga tiba-tiba udaranya dingin menusuk tulang. Semuanya serba tiba-tiba. Sama kayak tadi waktu upacara penutupan. Yang asalnya panas, tapi begitu Kak Irene bilang enak kalau dingin, eh tiba-tiba udaranya jadi sejuk. Sebenernya dia siapa sih, Kak?" tanya salah seorang maba.

"Dia pesulap! Hahaha!" canda SinB. Riuh tawa menghiasi kumpul-kumpul mereka.

"Eh, tapi Kak, serius loh. Tadi sama waktu itu pun aneh kalau menurut Aku." Ujar Maba tersebut.

"Emm, gimana ya... Irene itu... spesial." Jawab Lisa agak ambigu.

"Iya, spesial. Pake telor, pake ayam juga." Saut SinB sambil nyengir onta.

"Udah ah jangan dengerin kata SinB. Ngawur dia." Ujar Rose.

"Ah, kamu juga suka ngawur Rose. Wadezig!" pukul SinB bercanda.

"Nah, mereka berdua juga spesial. Liat aja kelakuannya." Ujar Lisa.

Canda ria mewarnai suasana kumpul mereka. Dan tidak terasa bulan telah menggantikan peran matahari untuk menemani langit malam yang bertabur bintang.

"iiih udah malem aja. Kak, Aku pulang duluan ya."

"Aku juga ya."

"Aku juga deh. Dadah!"

Satu per satu maba berdiri meninggalkan tempat kumpul terakhir mereka sebagai anggota divisi 1, 2 dan 3. Tidak sedikit dari mereka yang memeluk ketua divisi mereka sebagai ungkapan terima kasih karena telah menemani mereka meski hanya 2 hari.

"Haah, ngeliat mereka jadi inget waktu Aku masih maba." Ujar Lisa.

"Hahaha, Aku inget banget tuh waktu kamu dimarahin Timsus." Seru SinB.

"Iya. Waktu itu cuman kamu seorang yang berani lawan Timsus." Tambah Rose.

"Yeee, kalian juga kan ikutan

ngebantuin waktu Aku ngelawan

Timsus." Ujar Lisa.

"Iya sih. Habisnya gemes ngeliatnya." Ujar SinB.

"Untungnya ketua Timsus waktu itu gak turun tangan. Kalau ikut, wah habis sudah kita-kita." Tambah Rose.

"Naah, disini ternyata kalian." Seru Irene memotong perbincangan nostalgia mereka.

"Eh, ada apa?" tanya SinB.

"Itu mereka udah bangun." Jawab Irene.

DRAP!

DRAP!

DRAP!

Tanpa basa-basi, mereka semua

langsung menuju klinik untuk mengecek kondisi junior mereka.

"Halo, Kakak-kakak sekalian!" ujar Haram yang masih mengenakan pakaian pasien yang Nampak sedang bersantai di lobi sambil meminum susu coklat

"Halo, Halo! Udah sembuh?" tanya Rose.

"Aku kan gak sakit, Kak." Jawab Haram.

"Haiss, maksudnya udah baikan?" tanya Rose lagi.

"Nah, itu baru pertanyaan yang benar. Udah dong! Haram gitu loh~" jawab Haram semangat.

"Yang lain mana?" tanya SinB.

"Masih di kamar." Jawab Haram.

"Haha! Giliran kamu yang kocok kartu!" seru Ruka.

Dengan wajah yang tercoret bedak, Rora merapihkan kartu Bridge yang menumpuk berantakan.

"Malah pada main kartu. Ckckck." Ujar SinB.

"Oh, Kak SinB. Mau ikutan?"

"Boleh lah." Jawab SinB.

"Nah, berarti Kakak yang kocok kartu." Ujar Rora sambil menyodorkan sebagian kartu Bridge yang sudah dirapihkan.

"Chiquita, udah baikan?" tanya Lisa.

"Udah dong, Kak." Ujar Chiquita sambil menerima kocokan kartu dari SinB.

"Wah, cuman wajah Ahyeon yang belum kena coretan." Ujar Irene.

"Iya nih, dari tadi dia gak kalah-kalah." Seru Chiquita yang wajahnya sudah penuh dengan coretan bedak.

"Ahyeon mainnya, rapih." Ujar Jisoo yang duduk di atas kasur sambil menonton mereka.

"Lah, kamu gak ikutan main?" tanya SinB.

"Gak ah. Takut kalah." Jawab Jisoo.

"Yaah, gak asik ah." Ujar SinB sambil mengeluarkan kartu 2 wajik dari tangannya.

"Idih ternyata kartu sial ada di tangan Kak SinB. Wah pasti nanti Kak SinB kalah nih. Hahaha." Ejek Chiquita.

DEG!!!

Tiba-tiba atmosfir di ruangan mereka terasa sesak. Aura di sekeliling mereka begitu berat.

"Aura ini kan..." ujar Jisoo.

"Sial! Eunha mana?!" tanya Lisa.

"Keluar dulu tadi buat beli kapas katanya." Jawab Ahyeon dengan nafas yang tersesak.

"Argh, berat banget ini aura." Ujar Chiquita yang rupanya juga kesulitan untuk berdiri.

"Lisa, ini sepertinya aura miliknya!" ujar Rose yang membopong Haram yang

tampak kesulitan untuk bernafas.

"Mbih, temenin Aku keluar." Ujar

Lisa.

"Kalau gitu, Jisoo jaga di pintu masuk. Biar Aku dan Rose yang menjaga mereka." Tambah Irene.

Dengan segera, Lisa, SinB dan Jisoo meninggalkan ruang rawat tersebut. Jisoo langsung bersiaga di pintu masuk sementara Lisa dan SinB keluar klinik untuk mencari pemilik dari aura tersebut. Tepat di depan, pohon beringin yang terletak di taman klinik, Lisa dan SinB menghentikan lari mereka.

"Ah, seperti biasa, kalian cepat sekali dalam merespon keberadaanku." Ujar sesosok gadis yang sedang berdiri di bawah pohon beringin tersebut.

"Kau!" geram Lisa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!