NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

Maxwell sedang duduk resah di kantornya sekarang. Lagi dan lagi pikirannya penuh oleh Pricilla dan Zayden.

Entah apa yang membuat dia berada di ambang kebingungan. Seharusnya dia tak terlalu memikirkannya, toh Pricilla pun tak mendesaknya untuk bertanggung jawab. Tapi entah kenapa Maxwell justru ingin Pricilla mengemis padanya untuk bertanggung jawab atas kehadiran Zayden.

Maxwell kemudian meraih ponselnya dan menelepon salah satu anak buahnya. Sebelum dia meyakini bahwa itu adalah benar atau tidak, dia harus mencari tahu terlebih dahulu.

"Cari tahu apapun tentang kehidupan Pricilla Noreen."

"Ya, kau pikir aku mengenal Pricilla Noreen yang mana lagi? Iyaa, putri sulung Jasper Noreen. Cepat cari tahu dan segera kabari aku!" suruh Maxwell sebelum menutup teleponnya.

Dia harus mencari tahu segala hal, dia yakin bahwa Zayden bukanlah anaknya. Anak itu pasti hanya pancingan Pricilla yang ingin mendapatkan dia atau hartanya saja.

"Aku tak akan mudah di bohongi, Pricilla Noreen." desis Maxwell menelepon Daniel meminta untuk bertemu.

Satu jam kemudian, Daniel tiba diruangan Maxwell. Pria itu masih dengan setelan formalnya lengkap. Beruntung Daniel sedang melakukan rapat dengan klien di salah satu restoran yang dekat dengan kantor Maxwell. Jika tidak, mungkin dia tidak akan sudi menuruti perintah pria itu.

"Kenapa?" tanya Daniel setelah menyelonong masuk ke dalam ruangan Maxwell lalu duduk berongkang kaki di sofa.

Maxwell merotasikan bola matanya, sudah terbiasa dia dengan sikap sahabat karibnya itu. Jika bukan karena keperluan penting, dia tidak akan mau menyuruh pecinta satwa yang kelakuannya sebelah dua belas dengan binatang itu datang ke kantornya.

Maxwell bangkit dari kursi kebesarannya dan duduk di single sofa sebelah Daniel.

"Kau sepupunya Pricilla, kan? Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan perihal Pricilla padamu." ucap Maxwell to the point.

"Tentang Pricilla?" Daniel menyeringai.

"Apa yang ingin kau tanyakan tentang dia? Kau tertarik padanya?" tanya Daniel dengan wajah mengejek.

"Apakah Pricilla memiliki kekasih? Atau dia pernah dekat pria lainnya selain Ayah Zayden?" tanya Maxwell.

"Setahuku Pricilla bukan tipe wanita yang suka berkecimpung dalam dunia asmara. Dia bukan wanita murahan, dia tak pernah dekat dengan sembarang lelaki. Hanya Ayah Zayden saja yang pernah berhubungan dengannya, dan sialnya pria itu malah kabur." tutur Daniel.

"Apa yang akan kalu lakukan pada pria yang sudah merusak Pricilla?" tanya Maxwell pelan.

"Ya apalagi? Dia sudah mati, apa yang bisa aku lakukan pada si brengsek itu? Aku masih waras untuk tidak mengobrak - abrik kuburan orang." jawab Daniel.

"Kenapa kau tiba - tiba menanyakan Pricilla?" lanjut Daniel menatap Maxwell memicing.

"Tidak, aku hanya penasaran saja tentang dia." jawab pria itu.

Maxwell memikirkan tentang bagaimana nasib dirinya setelah dia mengaku bahwa dialah yang sudah merusak Pricilla. Maxwell membayangkan dia mungkin akan di lempar ke kandang Hoshi dan Woozi oleh Daniel, itu mengerikan.

"Niel." panggil Maxwell di jawab deheman.

"Ada sebuah rahasia yang harus aku buka sekarang."

"Apa itu?"

"Sebenarnya, aku juga ragu kalau Zayden itu adalah anakku atau bukan. Aku ragu kalau Pricilla tak hanya melakukannya denganku saja. Aku-"

"Apa maksudmu, sialan?!" desis Daniel.

Maxwell mulai menceritakan apa yang telah dia dan Pricilla perbuat dimalam itu. Mereka melakukannya bukan karena keterpaksaan, meskipun berada dibawah kuasa alkohol. Maxwell menceritakan keraguannya tentang status Zayden juga.

Dia berpikir mungkin jika memang Zayden adalah anaknya, seharusnya Pricilla datang sejak dulu bersama Jasper untuk meminta pertanggung jawabannya. Tapi nyatanya Pricilla justru malah menghilang dan bersikap seolah mereka tak saling mengenal. Kenapa Pricilla selama ini malah diam dan menutupi semuanya.

"Bajingan" desis Daniel sebelum melayangkan satu bogeman mentah di rahang Maxwell.

"Sialan! Jadi kau yang sudah merusak Pricilla?!"

Daniel memukul Maxwell lagi, tapi pria itu tak melawan, dia hanya menahan serangan Daniel.

Mungkin Daniel memanglah pria brengsek, tapı dibalik kebrengsekannya itu, dia adalah pria yang mencintai keluarganya, termasuk Pricilla. Pricilla adalah sepupunya dan itu artinya dia adalah keluarganya.

Daniel mengenal baik Pricilla, gadis itu bukanlah gadis nakal yang suka mabuk - mabukkan bahkan hingga melakukan hubungan bebas. Pricilla bukan wanita yang seperti itu, bahkan Daniel tak percaya ketika Pricilla mengatakan dia tak tahu siapa Ayah Zayden. Daniel yakin bahwa Pricilla mengetahuinya tapi dia menyembunyikannya.

"Dengarkan aku dulu, sialan!" seru Maxwell yang sudah babak belur oleh Daniel.

"Apa yang harus aku dengarkan lagi darimu, brengsek?!"

"Aku memang salah, tapi malam itu kami benar - benar mabuk. Aku tak tahu kalau Pricilla hamil. Dia memang sudah datang padaku dan mengatakan bahwa Zayden adalah anakku, tapi-"

"Tapi kau tak mempercayainya?" potong Daniel dengan nafas berburu.

"Biarkan aku membuktikannya sendiri." jawab Maxwell.

"Apa tak cukup bukti nyata yang Pricilla berikan padamu?"

"Pricilla tidak memberikanku bukti apapun, dia hanya mengatakannya tanpa menuntut supaya aku percaya. Dia hanya memberitahuku tanpa memberikan bukti, karena itulah aku ingin mencari buktinya dulu." jelas Maxwell.

"Goddam it! Zayden sudah jelas anakmu, sialan! Perlu aku tekankan sekali lagi bahwa Pricilla adalah wanita berkelas, dia tidak mudah untuk disentuh oleh pria." seru Daniel.

Maxwell menatap Daniel, apa benar apa yang Daniel ucapkan itu? Haruskah Maxwell percaya begitu saja dan menghentikan kegilaannya untuk mencari bukti?

Tidak! Maxwell tetap harus mencari bukti.

***

Jam istirahat tiba, Pricilla kali ini bisa menemani Chelsea sebab Zayden sedang bersama Gavin. Biasanya Pricilla akan membawa Zayden bersamanya dan menitipkannya di area bagian anak kepada salah satu sahabatnya. Dan Pricilla biasanya menghabiskan waktu istirahatnya bersama Zayden disana.

"Wajahmu kenapa di tekuk terus, Chel?" tanya Pricilla setelah menyeruput bihun pesanannya.

"Kau sudah tahu jawabannya, tidak perlu sok - sokan bertanya." jawab Chelsea sinis kembali memanyunkan bibirnya.

Pricilla terkekeh. "Jadi, Dexter yang mana yang akan menikahımu itu? Edric Dexter atau Austin Dexter?"

"Austin Dexter." gumam Chelsea.

"Kau yakin dia?" tanya Pricilla di jawab anggukan Chelsea.

Gadis itu menenggelamkan wajahnya sedangkan tangannya dia luruskan dimeja. "Oh My, pangeran tampan impianku." lirih Chelsea, karena kini impiannya untuk mendapatkan pangeran tampannya sirna gara - gara Austin Dexter itu.

"Paman tua menyebalkan itu rupanya jatuh cinta padamu ya. Berapa usianya? Kau akan di jadikan istri yang keberapa?" ledek Pricilla.

Chelsea mendengus, Chelsea di beritahu Damian kemarin bahwa calon suaminya bernama Austin Dexter, meskipun Damian mengucapkannya dengan ragu. Tentu saja dia ragu, dia pasti menyesal karena telah menerima lamaran itu. Nyatanya yang akan menikahi anak gadisnya adalah pria tua tampan menyebalkan.

Usia Austin tidak terlalu jauh sebenarnya dari Edric. Kakak beradik itu hanya berpaut usia 5 tahun. Edric 29 tahun, sedangkan Austin berusia 34 tahun. Ya belum terlalu tua, tapi bagi Chelsea dia sudah tua. Usia Chelsea baru 23 tahun sekarang, itu artinya dia dan Austin terpaut usia 11. Aish, benar-benar pria tua tampan menyebalkan, Bisa-bisanya dia menikahi anak muda seusia Chelsea..

"Hei, bukankah itu bagus? Itu artinya kau mendapatkan sugar daddy." itu bukan Pricilla yang berbicara, tapi adik dari Austin lah yang berbicara, Edric Dexter.

"Aku bukan pemburu sugar daddy, aku lebih suka memelihara sugar glider" jawab Chelsea.

Pricilla terkekeh, begitu pun Edric melihat tingkah menggemaskan Chelsea. Gadis itu merengek tak ingin menikah dengan Austin, bahkan kini Chelsea mulai memaki Austin dihadapan Edric. Dia tak peduli Jika mulut lemes Edric akan mengadukan makiannya pada Austin, justru dia berharap seperti itu agar Austin membatalkan pernikahan mereka.

"Kenapa bukan kau saja sih yang melamarku? Kenapa harus paman tua tampan menyebalkan itu? Ish!" dumel Chelsea.

Edric terkekeh. "Jadi kau ingin aku yang menjadi suamimu, begitu?"

Chelsea mengangguk. "Ya, setidaknya kau sedikit lebih waras dari pada kakakmu."

"Kau tahu peraturan dalam Klan Dexter, bukan? Yang muda dilarang melangkahi yang tua. Jadi ya mau bagaimana lagi, kalau kau mau menikah denganku, itu artinya kau Poliandri saja. Setelah menikahı kakakku, kau nikahi aku." tutur Edric membuat Chelsea membulatkan matanya.

"Ya! Ya! Aku bukan wanita serakah seperti itu! Satu saja sudah cukup. Apalagi yang kaya raya." Chelsea memelankan suaranya dikalimat terakhir.

"Oh ya, aku memberitahu sekarang. Kau harus berhati - hati pada kak Austin. Dia penggila, mungkin kau akan di gempur olehnya setiap malam. Oh dan juga dia menyukai sesuatu yang ekstrem, mungkin dia akan mengajakmu melakukannya di tengah danau, di tengah lautan, di kandang harimau, atau bahkan di pinggir jurang."

Edric tertawa melihat wajah ketakutan Chelsea. Meskipun Pricilla awalnya kesal karena jadi obat nyamuk Edric dan Chelsea, tapi setelahnya dia ikut tertawa melihat rengekan Chelsea yang tak mau menikah dengan Austin.

"Persiapkan dirimu untuk malam pertama." bisik Edric sebelum pergi meninggalkan Pricilla dan Chelsea yang semakin merengek bak anak kecil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!