Ronald Leo, seorang remaja berbakat dari desa kecil di Kediri mendapatkan kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepak bola profesional. Setelah mencuri perhatian pelatih selama seleksi Borussia Dortmund ||, Leo berkembang pesat dengan bantuan sebuah Sistem misterius yang meningkatkan kemampuan fisik dan tekniknya diatas rata- rata. Ditengah persaingan ketat dan berbagai tantangan, Leo memimpin timnya menjadi juara liga remaja Jerman dan mencetak prestasi luar biasa. Namun, perjalanan Leo baru saja dimulai, karena ia kini harus membuktikan kemampuannya di panggung yang lebih besar ~ Liga Profesional.
Dengan penuh aksi, persahabatan, dan impian besar, "SISTEM SEPAK BOLA" adalah kisah seorang remaja Indonesia dalam meraih kejayaan di dunia sepak bola internasional.
Novel ini tidak menganut jadwal dan regulasi liga Eropa secara menyeluruh, demi perkembangan jalan cerita, jadi mohon dimengerti bila ada jadwal yang melenceng jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Star24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Dalam perjalanan pulang ke penginapan, Leo tak henti-hentinya tersenyum. Akhirnya, setelah segala rintangan dan kesulitan, sebuah peluang emas terbuka untuknya.
*****
Pagi itu terasa sangat berbeda bagi Leo. Sejak matahari belum sepenuhnya terbit, semangat membara sudah menguasai dirinya. Pikirannya terus terpaku pada tes yang akan dilaluinya hari ini, tes yang bisa menentukan masa depannya sebagai pemain sepak bola profesional di Borussia Dortmund II. Setelah mandi cepat, Leo mengenakan pakaian olahraga dengan sigap, memasukkan sepatu sepak bolanya ke dalam tas kecil yang selalu dibawa ke mana-mana. Dengan antusias, ia keluar dari penginapan lebih awal dari biasanya.
"Semoga hari ini berjalan lancar," gumamnya pada diri sendiri sambil melangkah dengan penuh percaya diri menuju tempat latihan.
Sesampainya di markas Borussia Dortmund II, hanya penjaga yang ditemuinya kemarin yang sudah berada di sana. Leo menyapa dengan ramah. "Selamat pagi, Pak. Sudah sibuk dari pagi, ya?"
Penjaga itu tersenyum hangat. "Oh, kamu lagi! Sudah datang lebih awal rupanya. Yang lain belum ada yang datang, tapi tunggu sebentar, asisten pelatih pasti segera menjemputmu."
Leo mengangguk. "Terima kasih, Pak. Saya memang nggak sabar untuk memulai.
Setelah menunggu sebentar, benar saja, asisten pelatih yang ia kenal sebagai Jacob datang menyapanya. "Leo, sudah siap untuk tes hari ini?"
"Siap, Pak. Saya nggak sabar untuk memulai."
Jacob tersenyum kecil. "Bagus! Ayo, kita ke lapangan dan mulai pemanasan."
Setibanya di lapangan, Jacob memberikannya rompi latihan. Leo menatap lapangan dengan antusiasme tinggi. Ia mengenakan sepatu sepak bolanya dengan hati-hati, memastikan semuanya pas sebelum mulai berlatih. Namun, saat kaki kanannya menyentuh lapangan, sesuatu yang aneh terjadi.
Tiba-tiba, sebuah suara misterius terdengar di kepalanya, seperti suara yang datang dari luar dimensi nyata.
(Host terdeteksi memasuki lapangan profesional. Sistem telah diaktifkan.)
(Selamat kepada host telah mendapatkan hadiah pemula berupa Random box, sepatu khusus SPEEDSTER, random box berisi skill, item atau pun poin atribut.)
Leo terperanjat mendapatkan rentetan pesan yang berdengung di dalam kepalanya. Ia mencari sumber suara tersebut, namun tak ada hal yang sama. Matanya bergerak cepat, dan tiba-tiba di hadapannya muncul sebuah layar hologram yang hanya bisa ia lihat sendiri. Di layar tersebut tercantum rincian mengenai kekuatan, level, dan keterampilan yang dimilikinya.
"Apaan ini?" gumamnya sambil melirik sekeliling, memastikan tak ada yang melihat anomali ini.
Sistem itu memberikan rincian yang mengejutkan.
Nama: Ronald Leo
Umur: 15 Tahun
Tinggi: 168 cm
Berat: 64 Kg
Kecakapan kaki kiri/kanan: 45/100
Atribut teknik
Passing: 45
Shooting: 50
Dribbling: 40
Shot accuracy: 50
Heading: 30
Atribut fisik:
Kekuatan: 55
Kecepatan: 60
Stamina: 57
Serangan: 41
Inventory:
Random box
Sepatu khusus speedster [fungsi meningkatkan kecepatan dan akurasi tembakan]
"Misi baru tersedia: berhasil melewati tes dan masuk seleksi Borussia Dortmund II."
Leo tercengang, mulutnya hampir terbuka lebar. Sepatu? Sistem? Bagaimana mungkin? Di antara kebingungan itu, tiba-tiba ia ingat bahwa ini mungkin hal yang sama dengan pengalaman luar biasa yang dialaminya di masa lalu, saat tiba-tiba mendapat dorongan kekuatan yang tak ia ketahui dari mana asalnya.
Tanpa berpikir panjang, Leo segera meminta izin kepada Jacob. "Pak, boleh saya ke toilet sebentar?"
Jacob yang belum menyadari apa pun, hanya mengangguk. "Silakan, tapi jangan terlalu lama. Kita akan mulai dalam lima menit."
Setelah mendapat izin, Leo segera berlari ke toilet. Di sana, dengan tenang ia membuka inventori sistem dan menemukan sepatu baru yang dijanjikan. Sepatu itu terlihat lebih canggih, ringan, dan ramping dibanding sepatu yang ia kenakan sebelumnya. Dengan antusias, Leo mengganti sepatunya dengan sepatu dari sistem. Saat mengenakannya, ia merasakan energi yang luar biasa mengalir ke kakinya. Kakinya terasa lebih ringan, seolah ia bisa berlari lebih cepat dari sebelumnya.
"Wow, ini luar biasa..." gumamnya.
"Status," Leo bergumam dalam hati dan layar hologram muncul di depan penglihatannya.
Nama: Ronal Leo
Umur: 15 Tahun
Tinggi: 168 cm
Berat: 64 Kg
Kecakapan kaki kiri/kanan: 45/100
Atribut teknik
Passing: 45
Shooting: 50
Dribbling: 40
Shot accuracy: 50 +10
Heading: 30
Atribut fisik
Kekuatan: 55
Kecepatan: 60 +10
Stamina: 57
Serangan: 41
Inventory:
Random box
***
"Haahhh kecepatan dan akurasi ku bertambah 10 poin, ini akan sangat membantu."
Setelah selesai, ia segera kembali ke lapangan. Di sana, para pemain lain sudah berkumpul, termasuk pelatih kepala, Roger, yang nampaknya sedang memperhatikan Leo dengan seksama.
Sven, teman barunya, segera menghampiri Leo dan menepuk pundaknya. "Leo, ayo, bergabung sama yang lain. Kamu nggak perlu tegang, main saja seperti biasa."
Leo tersenyum tipis. "Terima kasih, Sven. Aku sedikit gugup, tapi aku siap."
Sementara itu, pelatih Roger menatap Leo dari kejauhan. Dari sudut pandangnya, ia bisa melihat bahwa Leo memiliki postur tubuh yang tinggi untuk anak Indonesia rata-rata, tapi ototnya masih terlihat kurang terbentuk. "Anak ini masih harus bekerja keras, terutama untuk meningkatkan kekuatan fisiknya agar bisa bersaing di Eropa," pikirnya.
Sesi latihan dimulai, dan atas rekomendasi Jacob, Leo menjalani tes fisik secara terpisah dari yang lain. Leo diberi beberapa tes dasar seperti kecepatan lari, daya tahan, dan kemampuan dribbling. Setiap gerakannya terasa jauh lebih mudah dengan sepatu baru yang ia kenakkan.
"Bagaimana rasanya?" tanya Jacob sambil mencatat hasil tes Leo.
"Lebih mudah dari yang aku pikirkan, Pak," jawab Leo jujur.
Jacob tersenyum tipis, menyadari bahwa Leo mungkin masih meremehkan kemampuan fisiknya. Setelah tes fisik, sesi mini soccer dimulai. Leo ditempatkan sebagai playmaker, posisi yang ia paling kuasai. Ketika peluit dibunyikan, permainan langsung berlangsung dengan intensitas tinggi.
Leo harus beradaptasi dengan gaya permainan yang jauh lebih cepat dan agresif dibandingkan dengan yang ia alami di Indonesia. Pada awalnya, ia sempat kesulitan, tapi berkat sepatu dari sistem dan adaptasinya yang cepat, ia mulai menunjukkan potensinya. Di menit 10', ia mencetak gol dari sudut sempit, memperlihatkan akurasi tembakan yang luar biasa. Tak lama kemudian, ia memberikan assist brilian yang memanjakan rekan satu timnya.
Di pinggir lapangan, Roger memperhatikan dengan penuh minat. "Anak ini punya potensi," katanya dalam hati. "Kecepatannya di atas rata-rata, dan insting golnya bagus. Tapi apakah dia bisa bertahan dengan intensitas seperti ini setiap hari?"
Setelah pertandingan mini selesai, Jacob dan Roger berkumpul bersama Leo di pinggir lapangan.
"Bagus, Leo," kata Roger dengan nada tegas. "Kamu punya kecepatan dan insting yang baik. Tapi, fisikmu masih harus ditingkatkan. Di sini, kompetisi sangat ketat. Kamu harus bisa bertahan dengan baik, bukan hanya menyerang."
Leo mengangguk, merasa senang mendapat masukan langsung dari pelatih kepala."Saya akan bekerja keras, coach. Saya siap melakukan apa pun yang diperlukan."
Jacob, yang sejak awal memperhatikan Leo, menepuk bahunya. "Aku suka semangatmu, Leo. Kamu bisa ikut latihan reguler mulai besok. Tapi ingat, proses ini panjang, dan hanya mereka yang bertahan yang akan lolos."
Leo merasa hatinya berdebar kencang. "Terima kasih banyak atas kesempatan ini, Pak. Saya tidak akan mengecewakan."
Hari itu berakhir dengan perasaan puas, tapi Leo tahu ini baru permulaan dari perjalanannya yang panjang. Malamnya, di penginapan, Leo duduk di kasur sambil menatap layar hologram yang muncul lagi.
(Misi terselesaikan: Lolos tes awal Borussia Dortmund II.)
(Hadiah diterima: atribut kekuatan naik 5 poin, atribut dribbling naik 3 poin, atribut passing naik 2 poin.)
Senyum tipis muncul di wajahnya. "Sistem ini mungkin aneh, tapi sepertinya akan sangat membantuku."
"Status"
Nama: Ronal Leo
Umur: 15 Tahun
Tinggi: 168 cm
Berat: 64 Kg
Kecakapan kaki kiri/kanan: 45/100
Atribut teknik
Passing: 47
Shooting: 50
Dribbling: 43
Shot accuracy: 50
Heading: 30
Atribut fisik:
Kekuatan: 60
Kecepatan: 60
Stamina: 57
Serangan: 41
Inventory:
Random box
"Ah masih ada random box, mari kita buka, semoga keberuntungan menyertaiku."
"Buka random box," Leo bergumam dalam hati.
(Membuka random box, semoga host beruntung)
Dalam layar hologram nampak box yang sedang terbuka dan menampilkan cahaya keemasan.
(Selamat host mendapatkan skill visi permainan, skill tendangan jarak jauh didapatkan)
(Visi permainan kemampuan untuk memindai lapangan dan mempertahankan bidang pandang yang luas. Visi lapangan yang baik sangat penting untuk meraih kesuksesan dalam sepak bola.)
(Tendangan jarak jauh, kemampuan untuk membantu host untuk dalam melakukan tembakan di luar kotak pinalti agar lebih kuat dan lebih terarah)
"Dua kemampuan ini sangat berguna untuk playmaker sepertiku".
Dengan optimisme tinggi, Leo bersiap untuk hari-hari berikutnya, berlatih keras dan menggapai impian yang selalu ia impikan sejak kecil.
******
ini copy paste atau karya asli?
sorry author bukannya meremehkan karyamu atau apalah tapi menurut saya pribadi jalan cerita yang author tulis tidak asing bagi saya🙏