NovelToon NovelToon
Cintaku Luar Biasa

Cintaku Luar Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Permintaan Rumi untuk mutasi ke daerah pelosok demi menepi karena ditinggal menikah dengan kekasihnya, dikabulkan. Mendapatkan tugas harus menemani Kaisar Sadhana salah satu petinggi dari kantor pusat. Mereka mendatangi tempat yang hanya boleh dikunjungi oleh pasangan halal, membuat Kaisar dan Rumi akhirnya harus menikah.

Kaisar yang ternyata manja, rewel dan selalu meributkan ini itu, sedangkan Rumi hatinya masih trauma untuk merajut tali percintaan. Bagaimana perjalanan kisah mereka.

“Drama di hidupmu sudah lewat, aku pastikan kamu akan dapatkan cinta luar biasa hanya dariku.” – Kaisar Sadhana.

Spin off : CINTA DIBAYAR TUNAI

===
follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CLB - Sambutan Keluarga

“Nggak jelas banget tuh cewek. Baru punya laki manajer aja banyak gaya, pake minta diantar. Apa lakinya si Ardi bawahan gue ya,” gumam Kaisar. Ia sudah berada dalam mobil meninggalkan perusahaan. “Kalau bener Ardi bawahan gue, sompral juga. Anak baru udah bikin ulah.”

Jalanan ibukota di sore hari cukup padat, Kaisar bahkan sering mengumpat karena menjalankan mobil dengan pelan dan beberapa kali menginjak rem.

“Astaga, pake ketahan pula. Nggak tahu udah kangen istri, argh.”

Kaisar menekan klakson karena lampu lalu lintas sudah memperbolehkan untuk jalan, tapi kendaraan di depan belum bergerak juga. Perjalanan memakan waktu dua kali dari biasanya. Padahal ia sudah pulang lebih cepat nyatanya sama saja.

Tante Mae dan Mihika sempat menghubungi saat masih dalam perjalanan, hanya dijawab dengan on the way.

Tiba di unit, Kaisar bersiul saat membuka pintu lalu mengganti sepatu dengan sandal rumah.

“Rumi … sayang,” panggilnya lalu kembali bersiul. “Where are you?”

Ternyata Rumi masih mematut dirinya di depan cermin, saat Kaisar masuk ke kamar.

“Sudah siap ya, ayo. Kita sudah ditunggu.”

“Tapi pak, saya nggak pede.” Rumi berbalik dan menunduk. “Dressnya bagus, tapi kayak nggak pas dipake saya.”

Berbeda dengan pendapat Rumi, Kaisar menatap dari kaki sampai kepala lalu ke kaki lagi bahkan dengan mulut terbuka.

“Nggak pas apanya, apalagi kalau dressnya dilepas pasti lebih pas,” sahut Kaisar lalu menelan saliva.

Penampilan Rumi tanpa cela, wajahnya dipoles make up tipis dengan rambut digerai dan ujungnya dibuat bergelombang. Dress yang dikenakan Rumi model A-line sederhana, tapi terlihat elegan.

“Pak, saya serius.”

“Aku juga. Kamu udah oke, oke banget.” Kaisar menunjukan dua ibu jarinya. “Yuk, nanti kemaleman. Aku ‘kan mau kenalin kamu sama kembaranku.”

“Pak Kaisar punya saudara kembar?” tanya Rumi, belum mengenal betul suaminya ada rasa bersalah. Seharusnya ia banyak tanya dan menceritakan tentang diri masing-masing.

“Ada, dia selalu ikut kemana pun.”

“Hah, masa sih?” tanya Rumi heran.

“Iya, nih.” Pandangan Kaisar tertuju pada arah selangk4ngannya.

“Dasar mesum,” gumam Rumi dan Kaisar malah terbahak.

Dalam perjalanan Kaisar fokus dengan kemudi, padatnya kendaraan dan motor yang seliweran membuatnya harus berhati-hati.

“Kamu ngapain aja seharian ini?” tanya Kaisar yang sempat menoleh lalu kembali menatap ke depan.

“Hm. Habis belanja, terus beres-beres dapur. Susun barang-barang di lemari yang baru. Sempat masak untuk makan siang juga sih.”

“Hah, kamu masak kenapa nggak kasih aku?”

“Ya, bingung aja nganterinnya gimana. Lagian belum tentu kamu suka,” tutur Rumi. ia belum tahu apa saja yang disukai oleh Kaisar dan yang tidak termasuk juga selera makanan pria itu.

“Apa saja yang bisa dimakan, apalagi masakanmu pasti enak ya.”

“Belum tentu juga,” jawab Rumi malu-malu. Beruntung suasana sudah temaram, tidak terlihat kalau wajahnya merona karena ulah Kaisar.

“Pasti enak, dibuat dengan resep cinta.” Rumi mengulum senyum dan jantungnya berdebar mendengar Kaisar menggombal. “Rum, keluargamu … kapan kita bis bertemu mereka?”

“Bapak mau bertemu keluarga saya?”

“Hm.” Kaisar kembali menoleh karena lampu lalu lintas mobil kembali berhenti. “Kita sudah menikah, paling tidak kita harus sampaikan hubungan ini.”

“Keluarga saya hanya tinggal paman dan mereka tinggal di Surabaya, ah iya ada juga sepupu saya tinggal di Jakarta juga,” jelas Rumi tanpa minat. Kaisar menyadari kalau istrinya seperti tidak terlalu antusias membahas keluarganya.

“Kita bicarakan nanti, mungkin saja kita kunjungi setelah kamu bertemu Mama. Ish, gemes banget. Nanti di sana, nggak usah lama-lama ya. Nggak sabar mau cepat pulang.”

“Cepat pulang gimana sih, nyampe juga belum.”

Akhirnya mobil yang dikendarai Kaisar memasuki kawasan perumahan. Termasuk kawasan elite karena hunian di sana terlihat mewah dengan pagar tinggi dan penjaga keamanan setiap rumah.

“Kita akan bertemu om Johan, Adik mamak. Setelah aku lulus kuliah langsung ikut beliau di perusahaan. Kalaupun jabatanku sekarang bagus, bukan berarti dikasih Cuma-Cuma. Ada proses yang aku ikuti dari bawah.”

Kaisar menjelaskan agar Rumi tahu lebih banyak tentang dirinya.

“Tante Mae, istri Om Jo. Anaknya sudah tiga.”

“Om Jo dan tante Mae,” Rumi mengulang penjelasan Kaisar.

 Membunyikan klakson, tidak lama pintu gerbang rumah Johan terbuka. Ternyata dari gerbang masih agak jauh ke dalam. Mobil sudah terparkir rapi di carport, Kaisar melihat mobil selain miliknya juga keluarga Johan.

“Kayaknya ibu Mihika sudah datang.”

“Ibu Mihika?” tanya Rumi.

“Hm. Ibu Mihika, pemilik iniland property. Suaminya Om Arka, dia pegang kantor cabang tapi bukan property. Aku biasa panggil dia ibu ratu,” ungkap Arka lalu terkekeh. “Ayo, turun,” ajak Kaisar.

Melangkah ke area berada, tangan Kaisar menggenggam tangan Rumi. Meski sempat menolak, tapi Kaisar memaksa.

“Kamu gugup banget ya, ini sampai berkeringat.”

“Saya takut, pak. Takut saya tidak pantas dan buat Pak Kaisar malu.”

Kaisar menghentikan langkahnya lalu memegang bahu Rumi menatap wajah gadis itu. Entah apa yang membuat Rumi seperti trauma dan tidak percaya diri, sepertinya ia harus mencari tahu latar belakang gadis ini.

“Aku tidak tahu masa lalu apa yang kamu alami, yang jelas bagiku kamu hebat. Aku akan buat Rumi Zara Keswari menjadi istri yang luar biasa, gadis paling beruntung dan bahagia sebagai nyonya Kaisar Sadhana.”

“Sungguh?”

“Hm.”

Suasana mendukung mereka untuk berlanjut adegan romantis. Wajah Rumi agak menengadah karena perbedaan tinggi mereka. Kaisar mendekat dan bibir mereka hampir bertemu.

“Kaisar!”

Karena terkejut, Rumi mendorong wajah Kaisar menjauh.

“Shittt, ganggu aja,” keluh Kaisar. “Kayak nggak pernah muda.” Johan yang berdiri di beranda rumah sambil bersedekap, terkekeh menangkap pasangan itu akan bersilaturahmi bibir mereka.

“Kamu Rumi?”

Rumi pun mengangguk.

“Ayo, masuk sini. Sudah ditunggu, kelamaan disitu kamu bisa habis sama Kaisar.”

Kaisar kembali menggandeng Rumi menghampiri Johan.

“Rumi ini om Jo dan Om Jo, ini Rumi istriku. Gimana, hebat ‘kan aku cari istri.”

Rumi meraih tangan Johan lalu mencium tangan sebagai tanda hormat pada orangtua. Tentu saja Johan senang diperlakukan begitu. Kaisar jangankan mencium tangannya, yang ada sering kurang ajar karena ide jahilnya.

“Apanya yang hebat,” sahut Johan membuat Kaisar dan Rumi saling tatap. “Istri kamu yang hebat karena mau dinikahi olehmu. Ayo masuk, kalian sudah ditunggu.”

Baru beberapa langkah memasuki rumah itu, Johan berteriak. “Mae, Mihika, ini yang kalian tunggu sudah datang!”

Tidak lama dua orang wanita tergopoh-gopoh menyambut kedatangan Kaisar dan Rumi.

“Ya ampun manisnya.”

“Ish, cantik. Kok mau sama Kaisar ya.”

“Astaga, kalian menjatuhkan harga diriku. Rum, ayo kita pulang saja.”

“Rumi, aku Mihika.”

“Aku Mae, istri Johan.”

Rumi tersenyum lalu menyambut jabat tangan kedua wanita tadi. Ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan. Malah ia disambut dengan hangat sebagai anggota keluarga baru.

“Kita makan dulu, setelah itu kamu ceritakan bagaimana kalian bisa bertemu lalu menikah. Aku pikir Kaisar bakal jadi bujang lapuk,” tutur Mihika lalu merangkul Rumi dan mengajak ke dalam.

“Hei, dia istriku … Rumi, ya ampun.” Kaisar menatap Johan dan Arka yang mengedikkan bahu.

Sepertinya niat untuk pulang cepat gagal melihat antusias keluarga itu menyambut Rumi.

"Kapan bisa mulai unboxing kalau gini terus."

\=\=\=\=\=\=

Kaisar : thor, kasihani gue dong

Pembaca : iya thor gak sabar

Author pura-pura gila 🤣🤣🤣🤣

 

1
Farida Razigi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Farida Razigi
Semoga berkah kaisai
Farida Razigi
Assalamualaikum thor salam kenal ya...aq ngikuti Ig km thor...
Siti Dede
Laaah kenapa aku baru tahu agda karya barumu thooor
aliifa afida
lanjut thor
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Eva Karmita
sabar ya Kai mungkin Mak otor masih belum seratus persen merestui mu jadi kamu harus berusaha lebih keras lagi untuk mengambil hati Mak otor 🤣🤣🤣🤣
Eva Karmita
mulai dah si Mela ganjen lupa tu perut udah kayak bola kaki , masih aja gatel so" kecantikan jadi orang 😏😏
Eva Karmita
Rumi sayang ngk tuuuuuhhhh...👻🙈😂😂😂😂😂😍
Dewi kunti
sakne kaisar, author edan 😤😤😤😤
CintaAfya
senang bgt Rumi mendapat layanan yg baik2 dari keluarga Kaisar..
Purnama Pasedu
kaisar tersingkir
aroem
bagus
Ilfa Yarni
Alhamdulillah sambutan yg menyenangkan
Mrs.Riozelino Fernandez
mulut mu pak 😅
Rini
sabar 😂😂
Adit monmon
😂😂lnjut thor
Dewi Purnomo86
ternyata keluarganya baik kan rum......kasian deh Mela....kayak gak di akui sama keluarga Ardi.....hehe....kalo Rumi jelas dong yaaa.....
𝙌𝙤𝙧𝙞𝙨𝙮𝙖
sangat bangus
𝙌𝙤𝙧𝙞𝙨𝙮𝙖
apes banget nasib loe kai🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!