NovelToon NovelToon
Hot Apocalypse

Hot Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Persahabatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Toko Interdimensi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Aditia

Pada tahun 2050, bumi dilanda kekeringan dan suhu ekstrem. Keitaro, pemuda 21 tahun, bertahan hidup di Tokyo dengan benteng pertahanan anti-radiasi. Namun, tunangannya, Mitsuri, mengkhianatinya dengan bantuan Nanami, kekasih barunya, serta anak buahnya yang bersenjata. Keitaro dibunuh setelah menyaksikan teman-temannya dieksekusi. Sebelum mati, ia bersumpah membalas dendam.

Genre
Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama

Tema
1. Pengkhianatan dan dendam.
2. Kekuatan cinta dan kehilangan.
3. Bertahan hidup di tengah kiamat.
4. Kegagalan moral dan keegoisan.

Tokoh karakter
1. Keitaro: Pemuda 21 tahun yang bertahan
hidup di Tokyo.
2. Mitsuri: Tunangan Keitaro yang mengkhianatinya.
3. Nanami: Kekasih Mitsuri yang licik dan kejam.
4. teman temannya keitaro yang akan
muncul seiring berjalannya cerita

Gaya Penulisan
1. Cerita futuristik dengan latar belakang kiamat.
2. Konflik emosional intens.
3. Pengembangan karakter kompleks.
4. Aksi dan kejutan yang menegangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Aditia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17: DOKTER TERPERCAYA

Kenta membawa Keitaro memasuki benteng yang baru saja selesai dibangun. Ayane yang berjalan di belakang masih tampak cemas, matanya tertuju pada beruang besar yang mengikuti mereka. Walaupun terlihat menakutkan dengan ukuran tubuhnya yang besar dan taring yang tajam, beruang itu tampak lebih perhatian pada Keitaro daripada pada mereka.

"Keitaro, hati-hati... beruang ini..." Ayane masih merasa tegang, suaranya bergetar saat ia berbicara. "Bagaimana kamu bisa..."

Namun, sebelum Ayane selesai berbicara, Keitaro berhenti sejenak dan menoleh ke arah beruang itu. Dengan lembut, ia mengulurkan tangannya, dan beruang besar itu mendekat, seolah memahami maksud Keitaro. Keitaro mengelus kepala beruang itu dengan penuh kasih sayang, sementara beruang itu menyentuh tubuh Keitaro dengan hidungnya, seolah memastikan keadaannya.

"Aku hanya luka kecil, tenang saja," kata Keitaro dengan suara rendah, mencoba menenangkan beruang itu. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Melihat itu, beruang itu tampak lebih tenang, bahkan menggoyangkan ekornya dengan senang. Ayane menatap kejadian itu dengan mata terbuka lebar. Ia tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

"Bagaimana bisa...?" Ayane bergumam, masih tercengang. "Beruang itu... begitu buas, dan kamu bisa menjinakannya?"

Keitaro hanya tersenyum tipis, meski masih sedikit terengah karena luka di kakinya.

Kenta, yang sudah lebih dulu masuk ke dalam benteng, menoleh ke arah mereka. "Ayo, Keitaro. Kita harus segera masuk. Situasi di luar belum aman."

Keitaro mengangguk, dan dengan bantuan Kenta, ia melangkah lebih lanjut menuju benteng yang kini terasa seperti tempat perlindungan paling aman. Beruang besar itu mengikuti mereka, dan Ayane yang masih terpesona mengikuti di belakang, mencoba mencerna apa yang baru saja ia saksikan.

Di dalam benteng, Ayane dengan cekatan mulai melanjutkan perawatan pada luka di kaki Keitaro. Ia membersihkan area luka dengan sisa antiseptik yang dibawanya, tetapi raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

"Antiseptikku hampir habis, dan aku tidak membawa salep antibiotik atau perban steril," ujar Ayane sambil memeriksa persediaannya. "Kalau tidak segera dirawat dengan benar, bisa terjadi infeksi."

Keitaro, yang duduk bersandar di dinding, menatap Ayane dengan tenang. "Apa saja yang kamu butuhkan? Sebutkan semuanya."

Ayane menghela napas dan menyebutkan beberapa jenis obat dan peralatan medis. Keitaro mendengarkan dengan saksama, lalu menutup matanya sejenak. Dalam diam, ia mengaktifkan kemampuannya untuk melihat aura Ayane. Aura putih bersih yang terpancar dari Ayane membuatnya yakin bahwa ia dapat mempercayai gadis itu sepenuhnya.

"Sistem, buka toko," bisik Keitaro dalam pikirannya. Antarmuka digital yang hanya bisa dilihatnya muncul, menampilkan berbagai pilihan barang. Ia mencari obat-obatan yang Ayane butuhkan dan menemukan semuanya dalam satu paket, meskipun harganya mencapai 15 koin sistem. Tanpa ragu, ia membelinya.

Dalam sekejap, obat-obatan dan peralatan medis yang lengkap muncul di tangannya. Ayane, yang masih sibuk dengan kain perbannya, tersentak kaget.

"Apa... dari mana kamu mendapatkan ini?" Ayane menatap Keitaro dengan ekspresi penasaran.

Keitaro tersenyum kecil, mencoba menjelaskan dengan sederhana. "Ini adalah sesuatu yang hanya aku bisa akses. Aku menyebutnya sistem. Semacam... alat yang membantuku bertahan di dunia ini. Sistem ini muncul setelah aku diberi kesempatan kedua"

Ayane menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, "Sistem? Kamu serius? Maksudmu benda-benda ini muncul begitu saja dengan cara ajaib?"

Keitaro mengangguk. "Benar. Aku tahu ini terdengar aneh, tapi ini kenyataannya. Aku bisa membeli makanan minuman dan obat obatan selama punya koin yang cukup."

Meski masih bingung, Ayane memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya saat ini. Yang terpenting, mereka sekarang memiliki semua yang dibutuhkan untuk merawat luka Keitaro dengan benar. "Baiklah... kalau begitu, ayo lanjutkan. Kita tidak bisa membuang waktu."

Keitaro tersenyum, puas melihat keteguhan Ayane, sementara beruang besar itu duduk di sudut ruangan, mengamati mereka dengan mata yang penuh perhatian.

Tidak lama setelah Ayane selesai merawat luka Keitaro, Kenta masuk ke ruangan sambil membawa nampan berisi air minum dan makanan sederhana. Aroma makanan yang hangat mengisi udara, membuat perut mereka yang lelah mendadak merasa lapar.

"Aku bawa air minum dan makan malam. Kalian pasti butuh energi," kata Kenta sambil meletakkan nampan di lantai di antara mereka.

Ayane tersenyum kecil, merasa tidak enak. "Kenta, tak usah repot-repot. Aku sudah cukup merepotkan kalian."

Namun, sebelum Kenta bisa menjawab, Keitaro berbicara lebih dulu dengan nada tegas tapi santai. "Ayane, mulai sekarang kamu akan tinggal di sini bersama kami. Jadi jangan malu malu makanlah. anggap lah rumah sendiri."

Ayane menatap Keitaro dengan ekspresi terkejut. Keputusan itu terasa mendadak baginya. "Tinggal bersama kalian? Aku... aku tidak ingin membebani kalian."

Keitaro menatapnya dengan mata yang penuh keyakinan. "Kami tidak menganggapmu beban. Di sini, kita saling membantu untuk bertahan hidup. Lagipula, kamu sudah menyelamatkanku. Jadi, jangan berpikir terlalu banyak. ikut lah makan bersama kami."

Setelah beberapa saat hening, Ayane akhirnya mengangguk pelan. Di dalam benaknya, ia mulai merasa bahwa berada di dekat Keitaro membuatnya lebih tenang, bahkan aman, meski situasi di luar sangat berbahaya.

"Baiklah," kata Ayane dengan suara lembut, mengambil secangkir air dan sepiring makanan. "Terima kasih... untuk semuanya."

Kenta tersenyum, sementara Keitaro hanya menatap Ayane dengan santai, merasa lega karena Ayane sudah mempercayainya. Beruang mengeluarkan suara rendah seolah menyambut kedatangan keluarga baru, lalu melanjutkan menikmati makanannya

Ditengah tengah makan besar, Keitaro membuka toko sistem dan membeli beberapa makanan kaleng dengan total 20 koin sistem. Beruang besar yang sudah mengenali aroma makanan itu langsung mendekat, mengeluarkan suara rendah sambil mengibas-ngibaskan ekornya dengan tidak sabar.

"Heh, tenang dulu. Ini buat kita semua," kata Keitaro sambil membuka kaleng pertama.

Melihat itu, Kenta langsung meminta bagian. "Hei, aku juga mau. Kau tahu aku sangat suka makanan ini."

Ayane memandangi mereka dengan ekspresi bingung. "Kenapa kalian seperti rebutan? Itu kan cuma makanan kaleng."

Keitaro hanya tersenyum kecil sambil menyerahkan satu kaleng kepada Ayane. "Coba saja dulu. Kamu akan mengerti."

Ragu-ragu, Ayane mengambil makanan itu dan mulai mencicipinya. Begitu suapan pertama masuk ke mulutnya, matanya melebar. "Ini... ini luar biasa enak! Rasanya seperti makanan restoran mewah! Dari mana kamu membelinya?"

Kali ini, Kenta yang menjawab sambil membuka kalengnya sendiri. "Keitaro membelinya dari toko sistem. Tapi makanan ini mahal sekali, harganya 5 koin sistem per kaleng, atau setara 5 juta yen."

Ayane yang sedang memakan suapan berikutnya langsung tersedak mendengar harga itu. Ia memegang dadanya sambil berusaha menelan, wajahnya penuh keterkejutan. "Lima... lima juta yen?! Untuk makanan kaleng ini?!"

Keitaro segera menepuk punggung Ayane dengan lembut, mencoba menenangkannya. "Jangan terlalu dipikirkan anggap saja ini acara penyambutan kedatanganmu. dan tenang saja aku punya cukup koin untuk saat ini."

Kenta, menyadari keterkejutan Ayane, segera meminta maaf. "Maaf, aku tidak bermaksud mengejutkanmu."

Sementara itu, beruang besar sudah sibuk menikmati kalengnya sendiri, tampak sangat puas. Melihat itu, Ayane akhirnya tertawa kecil meski masih sedikit bingung. "Aku tidak tahu apakah harus merasa beruntung atau bersalah karena memakan sesuatu semahal ini..."

Keitaro tersenyum, merasa puas bisa membuat Ayane merasa sedikit lebih nyaman.

1
dewi_oetari14
bagus cerita nya. jarang ada cerita bencana gini, sama seperti cerita akhir jaman
Gear 5
Update bang
Mizuu
noo keitaroo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!