HATI YANG KAU SAKITI

 Di pengadilan agama, Sofia, Tina, Anton dan pak Setyo yang baru datang bersama dengan pengacara handal yang Anton sewa begitu mahal.

 "Wah, kebetulan sekali kita bertemu disini perempuan jalang!" Sindir Beta kepada menantu nya sendiri, di depan Tina dan Anton.

 "Kurang ajar!" apa maksud mu, menghina anak ku!" teriak Tina.

 Dia tak terima anak nya, di caci maki di depan wajah nya sendiri, dia saja sebagai ibu, tak pernah memaki anak nya sendiri.

 "Cukup Mah," jangan buat keributan disini!" cegah Dimas kepada ibu nya.

 "Diam Dimas," perempuan ini memang bener bener jalang! lihat lah dia?" ingin bercerai tapi membawa laki laki yang lebih tua dari nya!" ketus Beta yang salah paham terhadap pak Setyo.

Tina yang mengerti ucapan mertua anak nya itu mengepalkan tangannya dengan tatapan penuh dendam.

  "Wah, kau menuduh ku, seperti ini ibu mertua?" apa kau tak malu?" sindir Sofia yang membuka suara nya.

 Tina puas dengan ucapan anak nya, dia merasa Sofia nya sudah kembali seperti Sofia yang kuat.

  "Cih, dasar menantu kurang ajar! berani berani nya kau, menghina ibu mertua mu seperti itu!" ketus Romlah yang ikut membantu besan nya.

  "Hahaha, kalian bener bener orang sampah yang ga berguna, mencibir orang lain, tanpa berkaca lebih dahulu?"

 "Apa maksudmu! ha?" bentak Beta.

 Sedangkan Anton, Tina dan pak Setyo hanya melihat perdebatan yang mereka lakukan terhadap anak nya sendiri, dia ingin liat seperti apa mertua anak nya ini.

  "apa ibu mertua ku ini, tak melihat kelakuan putra mu sendiri yang begitu menjijikan nya?" berselingkuh di belakang ku?''

  "Hei sialan!" asal kau tau anak ku ini, pantas berselingkuh dibelakang mu! lagi pula Surti dan Dimas Udah menikah beberapa hari yang lalu!" ketus Beta.

  "Deg"

 Mendengar ucapan Beta membuat pandangan Sofia mengarah ke arah suami nya, betapa kecewa nya dia melihat tingkah laku Dimas yang bener bener menjijikan.

  "Kurang ajar!! Desis Anton yang ingin sekali menonjok wajah menantu nya yang tak tau malu itu.

 Tapi dicegah oleh pak Setyo, agar tak membuat perkara selama masa persidangan nona nya itu.

Apalagi mereka dengan bangga nya mendukung anak nya yang telah berbuat salah, Sofia merasa terkekeh miris melihat itu.

  "Sudah cukup!" apa kalian tak malu membenarkan perilaku anak mu ini Beta?" aku menyesal, aku sangat menyesal!" memberikan restu ku kepada mu Dimas! bahkan dulu saat meminta putri ku, bersanding dengan mu, anak ku menerima mu apa ada nya, anak ku menerima segala kekurangan mu, anak ku lah yang menemani mu dari nol!" hingga kau menjadi manager di perusahaan tempat kau bekerja!" teriak nya.

  "Tapi sekarang aku bener bener kecewa, hati ku sebagai seorang ibu merasa sakit, demi tuhan aku mengutuk mu Dimas!" kau tak akan pernah bahagia di sepanjang hidup mu!"

 "Apa yang kau katakan terhadap putra ku sialan!" bentak Beta yang tak terima anak nya di sumpahin oleh Tina.

 "Sudah, Bu, ayok kita masuk!" jawab Sofia dengan menggandeng lengan sang ibu agar tak terlalu terpancing emosi melawan keluarga Dimas.

 Dimas mematung mendengar ucapan ibu nya Sofia, yang menurut nya bisa sabar, dia tak berkutik saat wanita itu tengah menangis mencaci maki dirinya.

 Anton merasa bersalah perasaan yang sama, dia juga merasa sakit melihat putri nya yang di sia sia kan seperti ini, tunggu balasan selanjutnya.

  "Bu," sudahlah aku gpp!" keputusan untuk berpisah dengan laki laki munafik ini, sudah tepat! ayok kita masuk, aku tak mau ibu terlalu menanggapi orang gila seperti mereka!" sindir nya dengan memeluk bahu ibu nya

Kemudian Sofia dan keluarga nya masuk ke dalam pengadilan terlebih dahulu, dia sudah berusaha kuat Selama ini, sudah cukup kehilangan putri nya yang begitu menyakitkan, dia tak ingin kehilangan ibu nya gara gara laki laki bajingan seperti dimas

  "Sial!" wanita itu pandai bersilat lidah, aku bener bener membenci nya." gerutu Beta dengan wajah memerah.

Sedangkan Romlah tersenyum smirk melihat rumah tangga Dimas hancur, ini yang diinginkan nya selama ini, dia menatap putri nya Surti yang juga menatap nya dengan pandangan penuh arti.

  "Mas," ayok kita masuk, mereka sudah di dalam!" Ucap Surti dengan nada lembut nya.

  Dimas yang tersadar pun segera beranjak ke dalam tanpa jeritan dari ibu nya itu.

"Dimas," tungguin Mama dan istri mu!" teriak Beta.

Beberapa orang bahkan melihat ke arah mereka dengan pandangan yang berbagai macam umpatan, mereka tak sengaja melihat perdebatan dua keluarga itu tadi.

 "Kasihan ya istri tua nya, dasar laki laki ganjen.

  "Iya bener, padahal istri nya jauh lebih cantik dibandingkan dengan pelakor itu."

  "Sudahlah ga perlu cantik untuk jadi pelakor." ketus teman nya.

"Maksud nya?"

 "Ya ga perlu cantik, kalau mau jadi pelakor,yang penting servis nya enak, jaman sekarang kan, selalu begitu, dimana mana pelakor muka nya kayak kodok, sedangkan yang diselingkuhi, malah kayak bidadari, amit amit deh dapat cowo yang kayak gitu."

"Ya bener, ga perlu cantik, tapi modal telanjang, juga selera mereka." kekeh mereka yang tengah bergosip di ruangan pengadilan.