Karya ini hanya imajinasi Author, Jangan dibaca kalau tidak suka. Silahkan Like kalau suka. Karena perbedaan itu selalu ada 🤭❤️
Perjodohan tiba-tiba antara Dimas dan Andini membuat mereka bermusuhan. Dimas, yang dikenal dosen galak seantero kampus membuat Andini pusing memikirkan masa depannya yang harus memiliki status pernikahan.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Perkenalkan saya Citra, mantan Dimas" ucap Citra.
"What? kenapa mantan pak Dimas menelpon dan apa harus gitu memperkenalkannya lengkap, mantan?" gerutu Dini dalam hati.
"Halo, apa kamu masih disana Dini?" tegur Citra karena Dini tidak ada jawaban lagi.
"Iya" jawab Dini membalas pertanyaan Citra.
"Heum, saya menelpon kamu ingin mengajak bertemu. Apakah bisa?"
"Eits, apalagi ini mantan ngajak ketemu?" Dini membatin lagi.
"Buat apa ya, mb?"
"Saya ingin menjalin hubungan baik saja dengan kamu. Bisa ya, please" desak Citra.
"Heum, baiklah"
"Alhamdulillah, kamu besok ada jadwal kuliah?"
"Ada" jawab Dini mengikuti jawaban Dimas yang seperlunya.
"Baguslah, besok info saja kamu selesai jam berapa ya. Nanti kita ketemu di cafe dekat kampus"
"Oke"
"Terima kasih dan sampai bertemu. Assalamualaikum"
"Walaikumsalam" salam Dini mengakhiri perbincangan dengan Citra.
"Eh, pertemuan ini boleh bilang ke Pak Dimas ga seh" Dini malah lupa menanyakan hal penting.
Belum lama mematikan panggilan Citra, panggilan masuk ke handphone kembali hadir. Sekarang nama " Dosen galak" yang terpampang di layar.
"Apa jodoh ya mereka, barusan ceweknya sekarang lakinya" gerutu Dini. Saat ini, Dini sendirian dikantin, Gina yang tadi menemani ada bimbingan ke dosen.
"Halo, Assalamualaikum"
"Walaikumsalam, kamu dimana?"
"Kantin, Pak. Kenapa?"
"Jam berapa pulang?"
"Sejam lagi mungkin"
"Keruangan saya, kita pulang bareng" suruh Dimas.
"Ga usah, Pak. Saya bisa naik taksi" tolak Dini Tadi pagi mereka berdua pergi bareng karena ajakan Dimas.
"Saya tidak nerima penolakan, Dini dan tidak ada salahnya sepasang suami istri pulang bareng" ucap Dimas.
"Uhuuukk.. Uhuuuukkk" Dini terbatuk mendengan kata sepasang suami istri mengingatkan kejadian tadi pagi.
"Are you ok, Dini?"
"Ehmm, saya baik-baik saja kok, Pak"
"Ya sudah saya tunggu diruangan. Jangan berani-berani kamu melanggar ya, saya bisa melakukan yang lebih dari yang kita lakukan tadi pagi" ancam Dimas.
"Pak" tegur Dini dan Dimas hanya tertawa. Receh banget dah!
***
Baru saja mau sampai ke ruangan Dimas, seorang laki-laki dengan perawakan tinggi tersenyum ke arah Dini.
"Hai, Din?" sapa laki-laki itu ketika sudah saling berhadapan satu sama lain.
"Hai, Vin" balas Dini.
"Mau kemana?"
"Ehhmmm, mau.. Mau jalan-jalan aja keluar"
"Sudah ga ada remedial?"
"Alhamdulillah, nilai gue diatas rata-rata, Vin" kata Dini tersenyum
"Syukurlah. Temanin gue makan yuk kalau Lo ga ada kegiatan"
"Ha? Tapi gue dah makan, Vin'.
"Ayolah, Din. Gue jomblo nih ga ada teman masa Lo tega" bujuk Alvin.
Dini jadi bingung, "kira-kira Pak Dimas marah gak ya kalau gue nemenin Alvin makan."
"Jangan kebanyak melamun, Din. Gue cuma minta ditemanin ga minta dinikahin" ucap Alvin ngasal.
"Ya sudah, ayo" ucap Dini akhirnya.
Tanpa izin, Alvin menarik tangan Dini ke kantin dan sayangnya kebetulan Dimas keluar dari ruangan dekan yang berada didekat ruangannya.
"Pagi, Pak" sapa Alvin sopan ketika berpapasan dengan Dimas.
"Pagi" balas Dimas sambil menatap Dini dengan tatapan tajam.
Alvin tetap menarik tangan Dini membuat Dimas kesal sambil mengepalkan tangan.
"Mampus dah gue" batin Dini.
"Loh, masih disini Pak Dimas" tegur Pak Dekan keluar dari ruangannya.
"Iya, Pak. Ini saya mau kembali keruangan. Permisi, Pak" pamit Dimas sambil masih melihat sosok Dini yang semakin menjauh meninggalkan Dimas yang masih memandang.
"Silahkan, Pak Dimas" balas Dekan.