NovelToon NovelToon
SETELAH KAU JANDAKAN

SETELAH KAU JANDAKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Penyesalan Suami
Popularitas:760k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mama Mia

Ina meninggalkan keluarganya demi bisa bersama Ranu, dengan cinta dan kesabarannya, Ina menemani Ranu meski masalah hidup datang silih berganti.

Setelah mengarungi bahtera selama bertahun-tahun, Ranu yang merasa lelah dengan kondisi ekonomi, memutuskan menyerah melanjutkan rumah tangganya bersama Ina.

Kilau pelangi melambai memanggil, membuat Ranu pun mantap melangkah pergi meninggalkan Ina dan anak mereka.

Dalam kesendirian, Ina mencoba bertahan, terus memikirkan cara untuk bangkit, serta tetap tegar menghadapi kerasnya dunia.

Mampukah Ina?
Adakah masa depan cerah untuknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

“Kamu mau ke mana Sayang?” Nyonya Sukhana yang melihat putrinya telah berganti dengan pakaian rapi merasa penasaran.

“Itu, Ma. Ina mau pergi ke restoran. Sekalian mau ajak Andre jalan-jalan. Soalnya kalau besok kan Ina mau kembali ke desa, lusa adalah hari pertama sidang.” Ina menjelaskan tujuan dia hendak keluar.

Restoran yang dimaksud oleh Ina adalah restoran yang dia bangun bersama dengan Jenayra. Sebenarnya sudah sejak beberapa hari yang lalu dia bermaksud untuk pergi ke sana, akan tetapi dia disibukkan oleh urusan Andri dan juga urusan dirinya sendiri yang sedang mengurus perceraian.

Bersama dengan surat keterangan dari kepala desa yang dikirimkan oleh Adnan, dikirim juga oleh saudara sepupunya itu berkas-berkas kepindahan sekolah Andri. Karena itu dia sibuk mencari sekolah baru yang cocok dan disukai oleh putranya. Dan baru hari ini dia memiliki waktu senggang.

“Baiklah, hati-hati di jalan ya sayang!” Pesan Nyonya Sukhana pada putrinya.

“Iya, Ma.” Ina memeluk sebentar wanita yang telah melahirkannya kemudian mencium pipi ke kanan dan kirinya. “Ayo Andri. Salim dulu sama Oma,” tutur Ina pada putranya.

“Andri pergi sama ibu dulu ya, Oma?” bocah itu meraih tangan Omanya dan mencium punggung tangan wanita tua itu.

Nyonya Sukhana mengusap pucuk kepala cucunya dan mendaratkan ciuman di sana. “Tidak boleh nakal dan tidak boleh lari-lari ya. Restoran ibumu ramai, takut nanti bertabrakan dengan orang yang beli.” Nyonya Sukhana menasehati cucunya sebelum melepas kepergian mereka.

“Siap, Oma!”

Ina dan mamanya tertawa melihat tingkah Andre yang membuat gerakan layaknya memberikan penghormatan pada bendera pusaka. Ina segera menggandeng tangan Andri untuk keluar rumah.

“Ibu bisa mengendarai mobil?.” Bocah itu nampak excited benar-benar takjub akan kemampuan ibunya yang baru saja dia ketahui. “Jadi ini mobil Ibu sendiri?” tanya bocah itu lagi.

“Iya, Sayang. Mobil ini memang milik ibu, hadiah dari Opa dulu waktu Ibu berulang tahun. Tetapi Ibu tidak pernah mengendarainya. Malah Ibu tidak tahu kalau ternyata mobil ini masih ada. Ibu pikir sudah dijual sama Opa,” jawab Ina.

Tiba-tiba saja hati wanita itu kembali sendu jika mengingat semua kesalahan yang pernah dia lakukan. Tetapi sejenak kemudian dia menggelengkan kepalanya. Apa yang sudah berlalu hanya boleh dijadikan pelajaran, tidak boleh terlalu dijadikan beban pikiran.

“Kalau ibu punya mobil kenapa dulu tidak dibawa ke rumah Ayah, Bu? Andri kasihan dulu Ibu sering ke pasar dengan berjalan kaki. Apalagi sambil menggendong sekarung kangkung. Pasti punggung ibu sakit.” Andri menatap sendu ke arah ibunya. Terngiang dalam ingatan bocah itu bagaimana hanya ibunya seorang diri yang membanting tulang setiap hari, sedangkan ayahnya hanya sibuk bermain dengan ponselnya.

Ina menoleh. Kalau saja dia membawa mobil itu ke desa, atau dia menunjukkan sedikit saja kalau dia memiliki segalanya, mungkin sikap ibu mertua dan saudara-saudara iparnya tidak akan sejulid itu. Akan tetapi bukankah itu artinya mereka hanya menerima Ina karena mobil tersebut. Bukan itu yang diinginkan oleh Ina. Dia ingin diterima dengan tulus hanya dirinya saja bukan apa yang dia punya. Tetapi ternyata itu tidak tercapai.

“Nanti sepulang dari restoran, bagaimana kalau kita membeli sepeda untuk Andri?” Ina mencoba mengalihkan ingatan Andri dari segala sesuatu yang berbau ayah dan keluarganya. Dia tahu putranya itu memendam kebencian dan kekecewaan. Dan dia tidak ingin putranya terlalu larut dalam hal yang hanya akan membuat psikis bocah itu terluka.

Sedikit demi sedikit dia akan mengobati luka putranya. Dan sebisa mungkin dia harus membuat putranya itu memaafkan segala masa lalu. Tidak ingin putranya menyimpan dendam, Karena bagaimanapun Ranu adalah pengukir jiwa raganya.

“Mau, Bu. Mau.” Andri berseru girang. Ina merasa miris dalam hatinya. Dia memiliki banyak uang akan tetapi dia menyembunyikan itu dari keluarga suaminya. Sepeda yang dia belikan untuk Andri ketika di desa pun, dia dapatkan itu dari tukang rongsok barang bekas. Miris bukan? Tetapi itu adalah dulu. Mulai saat ini dia berjanji akan menebus semua kesusahan dan kekurangan yang pernah dirasakan oleh putranya.

***

Beberapa menit berkendara, mobil Ina telah terparkir di halaman restoran miliknya dan Jena.

“Ayo kita turun Sayang!” Ina melepas sabuk pengaman yang melingkar di tubuh putranya, membuka pintu mobil kemudian turun lebih dulu. Berjalan melingkar ke tempat kursi penumpang di mana putranya duduk. Kemudian membuka dan membantu anaknya untuk turun.

Andri yang baru pertama kali melihat restoran semewah itu, mengedarkan pandangan dan menatap takjub. “Kita akan beli makanan di sini Bu?” tanya bocah itu. “Pasti harganya mahal. Kalau uang Ibu tidak cukup bagaimana?” Rasa khawatir menyeruak ke dalam hati bocah itu.

Ina tertawa geli mendengarnya, tetapi juga cukup bangga dengan pemikiran putranya. “Pasti cukup Sayang. Nanti Andri boleh memesan apapun di dalam sana ya!” digandengnya tangan Andri dan dibawa masuk ke dalam restoran.

“Rame sekali restorannya,” gumam Ina ketika mereka telah sampai di dalam. Matanya memindai ke sekeliling nya mencari tempat duduk, dan mendapati satu meja kosong di salah satu sudut.

“Selamat datang ke restoran kami, Nyonya. Apa yang ingin Anda pesan?” Seorang pelayan melayaninya dengan ramah ketika mereka baru saja duduk.

“Andri mau pesan apa?” Ina menunjukkan buku menu kepada putranya agar bocah itu memilih apapun yang disuka.

“Andri tidak tahu Bu. Ibu saja yang pilih,” Bocah itu merasa bingung melihat banyaknya gambar makanan yang ada di buku yang ditunjukkan oleh ibunya. Semua terlihat enak. Dia tidak tahu harus memilih yang mana. Dia ingin semua.

Ina pun segera menunjuk beberapa menu yang sekiranya disukai oleh putranya, dan memberikan itu kepada waitress. Hanya beberapa saat menunggu sambil berbincang dengan putranya pesanan mereka pun datang.

“Selamat menikmati, semoga Anda suka.” Waitress menundukkan kepalanya sebelum berlalu.

Ina tersenyum, ingin segera merealisasikan kejutan yang telah dia rencanakan sejak dari rumah.

“Bu, tidak boleh begitu. Kata ustadz Ali kita tidak boleh jahat!” Andri yang melihat ibunya mengeluarkan sebuah bungkusan dari saku dan menaburkannya di atas makanan.

“Ssst, Andri tenang saja. Ibu hanya ingin memberi sedikit kejutan pada teman ibu. Tidak akan apa-apa. Andri tahu kan kalau ibu bukan orang jahat?” Ina mencoba memberikan pengertian pada putranya agar rencananya tidak berantakan. Andri pun mengangguk meskipun dia tidak mengerti tetapi Dia percaya pada ibunya.

Ina mengangkat tangannya ke atas lalu memetik jari. Sekian detik kemudian pelayan yang tadi membawakan pesanan mereka datang menghampiri.

“Ada lagi yang bisa saya bantu, Nyonya?” Pelayan bertanya ramah.

“Coba kamu icipi makanan ini! Apakah seperti ini cita rasa makanan dari restoran ini??” Ina mendorong piring yang berada di hadapannya.

“Apa maksud Anda, nyonya?” Pelayan itu tentu saja tidak mengerti.

“Icipi saja!” Tegas Ina.

Meskipun ragu pelayan itu mengambil sepucuk sendok makanan dari piring Ina kemudian meletakkan di telapak tangannya lalu memasukkannya ke dalam mulut. Bukan dari sendok langsung karena itu akan sangat tidak sopan. Ina memperhatikan pergerakan pelayan tersebut dan merasa cukup terkesan.

Beberapa saat kemudian tampak pelayan menyambar tisu yang berada di meja untuk memuntahkan makanan dari dalam mulutnya.

“Bagaimana?” Ina menata pelayan itu datar.

“Maaf, Nyonya. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Saya akan mengganti pesanan Anda dengan yang baru.” Pelayan itu berbicara sambil menundukkan sedikit kepalanya.

“Tidak. Panggil saja pemilik restoran ke sini. Biar dia yang bertanggung jawab atas kesalahan ini.” tolak Ina.

“Tapi…?”

“Panggil…!”

1
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
karma dibayar lunas ya, anton yuli dl bkne krjaane bonafide y kok ikut kere
Fitrian Delli
Hu serakah dasar jalang lo
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
mmng g nangis bayinya y? trus d smbykan dmn? terus apa g aneh tiba2 hadir seorang bayi pdhl tau b ani g hamil
〈⎳Mama Mia: akan ada penjelasan untuk itu
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
wah trnyata...wlpn berkat b ani ny sukhana bs melahirkan dg selamat tnpa biaya persalinan tp b ani sdh berbuat kriminal..mlh kl byr pake uang g sbrapa tmbg kl dia membeli bayi kl ada yg jual ea.krn g prnah usg jd g tau kl pnya anak kembar ya, pasti gelo bgt kl tau kenyataannya..cm rafli yg tau krn pernah hdp dg arini dan feelingnya kuat bhwa arini ina adra kmbr
Sri Rahayu
bu Ani bukan hanya malaikat penolong bu Shukana....tp juga penculik putri mu, kembaran Ina 😇😇😇
kaylla salsabella
ealah Ranu jangan aneh" lah ....
Fatimah Bajari
rasain ranu emang enak senjata🔫 makan tuan
kaylla salsabella
la bukanya Ranu punya rumah sendiri kenapa sekarang jadi rumah bambu
〈⎳Mama Mia: mungkin kelihatannya terlalu tragis ya? nanti aku usahakan revisi jika senggang kak
〈⎳Mama Mia: dulu jika ada yg rusak, Ina yg selalu keluar biaya buat perbaikan. setelah Ina tidak ada, dan uang pun tak punya, mereka hanya bisa menggantinya dengan bambu
total 2 replies
Fitrian Delli
mampus lo lobte hukum saja d penjara
Anonymous
bgs
Sukhana Ana lestari
Tuan & nyonya Wasupati masih menganggap klw bu Ani seorang malaikat penolong.. ntah nanti setelah tau siapa bu Ani yg sebenarnya..
Sukhana Ana lestari
Na'udzubillah mindzalik.. sampe segitu pendeknya tuh otak..🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Sukhana Ana lestari
Waras..???
Sukhana Ana lestari
Harus di kasuskan ini.. jngn sampai di maafkan gitu aja.. biar bu Ani tuai apa yg dia tabur...
Sukhana Ana lestari
Naaaah kan apa yg readers curigai.. akhirnya benar² klw bu Ani mengambil salah satu bayi kembar nyonya Sukhana.. Astaghfirullah orang yg selama di anggap penolong oleh bu Sukhana ternyata penjahat yg telah memisahkan salah satu anak kandungnya.. kayak apa perasaan bu Sukhana & pak Pasupati nanti setelah tau klw anaknya pun sudah meninggal.. pastinya sedih bngt..
Hafifah Hafifah
lw udah tau kenyataannya malaikat penolong yg kalian sematkan untuk bu ani udah g berarti deh
Hafifah Hafifah
itu namanya bunuh diri iya lw mereka ngasih uang ke keluargamu lw enggak kan kamu dan keluargamu yg rugi
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Jenong Nong
kenapa Raffi harus takut g masalah dong menikahi inna walau sebelomnya pernah menikahi saudara kembarnya... ❤❤🙏🙏
Jenong Nong
lahhh ijasahnya beli.... 😂😂❤❤🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!