NovelToon NovelToon
Belenggu Ikatan Sahabat

Belenggu Ikatan Sahabat

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Calistatj

Ares dan Rara bersahabat baik dari kecil. Tidak mau kehilangan Ares membuat Rara mempertahankan hubungan mereka hanya sebatas sahabat dan memilih Arno menjadi pacarnya. Masalah muncul saat Papa Rara yang diktator menjodohkan Ares dan Rara jatuh sakit. Sikap buruk Arno muncul membuat Rara tidak mempertimbangkan dua kali untuk memutus hubungan seumur jagung mereka. Ares pun hampir menerima perempuan lain karena tidak tahan dengan sikap menyebalkan Rara. Namun demi melindungi Rara ,memenuhi keinginan papa dan membalas Arno. Akhirnya Rara dan Ares menikah. Hari - hari pernikahan mereka dimulai dan Rara menyadari kalau menjadi istri Ares tidak akan membuatnya kehilangan lelaki itu. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka yang sebelumnya sahabat menjadi suami istri serta bagaimana jika yang sakit hati menuntut balas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

[Hai guys ini sudah memasuki babak akhir dari cerita belenggu ikatan sahabat… final chapter ini ada mini series untuk kehidupan pernikahaan Ares dan Rara juga tentang Donna]

...****************...

Author Pov

Pagi hari yang cerah sungguh tidak kontras dengan perasaan Rara yang rasanya lelah sekali. Reza sudah memasuki usia 8 bulan yang sudah bisa merangkak dan mencoba berjalan. Sementara Rara sibuk membuatkan makan pagi untuk Reza dan Ares masih sibuk dengan pekerjaannya. Reza mulai menangis meminta diturunkan dari kursi ke lantai. Rara akhirnya mengangkat Reza dari kursi dan melepasnya di lantai. Rara memandangi putra mereka yang sedang berusaha merangkak kesana kemari mencoba mengacak - acak rumah dengan senyum jail. Ares tidak bergeming dari tempatnya

“Res, liatin anak kamu juga!” Teriak Rara sebal. Belakangan ini kerjaan Ares melampaui batas normal karena perusahaan papanya sedang membangun perumahaan baru di luar Jakarta dan membuat Ares

sibuk bukan kepalang.

Ares mendongak dan menatap Rara. “Ra, kerjaan aku banyak banget. Tolong kamu aja”

Rara mendengus sebal, dia merasa seperti gurita sekarang tangannya sibuk membuat sarapan untuk Reza dan Ares sementara matanya mengawasi gerak - gerik Reza. Ares memandang Rara dan mengalah. Dia menutup laptop dan mengawasi Reza sambil menghela nafas. Siapa yang mengira memiliki anak di usia pernikahaan seumur jagung sangat - sangat melelahkan apalagi ketika anak itu sudah bisa merangkak dan mencoba berjalan. “Kita sewa pembantu aja” Usul Ares

“Kata kamu nggak mau kalau ada pembantu. Kamu bilang kita berdua bisa urus Reza sendiri” Rara menimpali sambil mengaduk - aduk bubur.

“Reza mulai besar dan kerjaan aku lagi banyak - banyaknya… aku mulai nggak sanggup”

“Menurut kamu aku sanggup? Aku harus cek laporan akonting, mengurus Reza, mengurus rumah!”

“Ya makanya, sayang. Kita harus sewa pembantu buat bantuin kamu jagain Reza…”

“PRAANG” suara barang pecah membuat Ares dan Rara menghentikan perdebatan mereka dan menoleh ke arah suara.

Sebuah vas bunga keramik jatuh berkeping - keping. Reza tertawa, Rara berjongkok hampir menangis, Ares memijat pelipisnya yang belakangan ini terasa dihantam palu terus menerus. Rara dengan sigap mengendalikan perasaannya dan mendekati Reza.

“Reza, jangan nakal dong mama pusing” Keluh Rara frustasi. Reza usia 3 bulan dan Reza di usia sekarang sudah berubah terlalu jauh. Reza mulai menangis. Rara menepuk - nepuk punggungnya menenangkan anaknya.

“Aku akan ke kantor penyalur pembantu secepatnya” kata Ares tidak tahan lagi. Ares meliril jam dinding yang mengharuskannya segera meninjau proyek, tapi dia tidak bisa meninggalkan Rara yang frustasi dan rumah yang berantakan.

Ares mengambil vakum dari gudang dan memvakum kepingan vas yang berantakan. Rara masih menenangkan anaknya. Setelah itu tercium bau gosong dari dapur. Rara menoleh dan mendapati bubur untuk Reza sudah mengepulkan banyak asap dan bau gosong. Setelah diperiksa masakan itu sudah gosong tanpa bisa dimakan.

“Kalau begini aku bisa mati muda!” Kata Rara frustasi. Bubur itu dibuat dari stok terakhir kaldu ayam kampung yang direbus selama beberapa jam dan irisan bahan makanan yang dia potong pagi - pagi buta sekarang menjadi tak terbentuk dan harus segera dibuang.

Ares menghela nafas yang entah sudah keberapa di pagi ini. Dia mendekat ke arah Rara. “Udah biarin, Ra. Hari ini aku cari pembantu secepatnya”

“Kenapaaa sesulit ini membesarkan anak satu. Mana kamu bilang mau punya anak lagi!”

“Nggak. Udah satu aja anak kita”

“Huek” Tiba - tiba Rara merasakan dorongan diperutnya untuk segera mengeluarkan isi perutnya. Rara memberikan Reza kepada Ares sementara dia segera berlari ke kamar mandi. Rara membersihkan muntahnya dan memandang cermin. Perasaannya seketika menjadi tidak enak. Rara mengambil test pack dari kotak penyimpanan kamar mandi. Dia menunggu dengan jantung berdebar - debar.

“Ra, nggak apa - apa kan?”

Rara keluar dari kamar mandi dan memandang Area frustasi. Dia melemparkan test pack pada Ares. “Aku udah bilang jangan di dalam”

Ares memungut test pack dan memandangnya. Matanya melotot memandangi testpack. “Kamu hamil lagi?” Ares mendekat dan memeluk Rara. “Dua anak masih oke, Ra…” hiburnya

“Kamu harus bantuin urus”

“Iya, hari ini aku cari pembantu untuk bantuin kita. Sesegera mungkin Rara” Reza tertawa - tawa di dalam pelukan Area seolah tau apa yang terjadi.

“Aku mau istirahat”

“Terus Reza gimana?”

“Kamu titip Ares di rumah papa pasti mereka senang banget” usul Rara.

...****************...

Ares membawa Reza ke rumah papanya. Bawaan yang disiapkan Rara sudah seperti melakukan persami. Papa Ares dengan senang hati menggendong cucu pertamanyqnri samping ada papa Rara yang memegang mainan untuk menghibur Reza.

“Rara hamil lagi”

Ucapan Ares membuat kedua papa mereka merasa sangat bahagia. Mata mereka sampai berbinar - binar.

“akhirnya kita akan punya cucu lagi”

“Hore.. hore…hore”

“Pa, satu anak aja pusing apalagi dua” keluhnya.

“Ares, anak itu rejeki”

“Ares sama Rara udah delapan bulan ini nggak pernah tidur benar”

“Ya mau di apain Ares?”

“Nggak. Ares sama Rara hanya frustasi sebenarnya Ares senang”

“Habis ini papa akan ucapin selamat ke Rara”

“Ares titip Reza ya,Pa. Ares mau ke proyek dan cari pembantu”

“Dengan senang hati!” Kata papa mereka berbarengan.

Ares keluar dari rumah dan menyulut rokok belakangan ini hidupnya sungguh membuat stres. Pekerjaan, istri dan anak. Ares mematikan rokok dan masuk ke dalam mobil. Dia harus mencari pembantu secepat - cepatnya sebelum Rara merasa ingin mati muda dan meninggalkannya sebagai duda keren.

...****************...

Rara merebahkan tubuhnya di kasur pikirannya mengawang. Dia merasa lebih sensitif belakang imi ternyata karena dia hamil lagi. Perasaannya terasa frustasi dan bahagia yang dicampur menjadi satu. Frustasi karena mengurus anak tidak semudah yang dibayangkan apalagi dua anak kecil sekaligus. Bahagia karena dia akan segera memiliki anak lagi.

Mengurus Reza selama ini sudah mengambil banyak hal dari Rara. Tapi, selanjutnya akan menjadi dua anak entah apa lagi yang harus Rara korbankan. Sementara Ares makin sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak banyak membantu. Untunglah kalau Ares bisa segera membawa pembantu. Itu harapannya. Karena Rara sudah sangat kuwalahan. Jadi, cepatlah datang.

...****************...

Donna berjalan menyusuri Time Square di kota New York dikelilingi bangunan - bangunan padat dan toko - toko yang masih buka yang dipenuhi oleh mereka yang mencari hiburan malam. Di musim semi bunga - bunga mulai menunjukan kembali eksistensinya setelah dibabat habis oleh musim gugur dan dingin. Sudah hampir 2 tahun dia menetap di New York, tapi perasaannya pada Ares belum sepenuhnya menghilang. Donna ingin memutar waktu dimana Ares masih berpeluang untuk dia miliki. Tapi, waktu tidak akan pernah berputar kembali ke tempat yang sama hanya manusia yang selalu berharap waktu bisa diputar.

“Hello, Donna?” Sapa seorang lelaki jangkung dengan rambut pirang dan mata coklat hazel. Salah satu teman kuliah Donna dan Ares yang meninggalkan New York dan kembali ke Texas setelah tamat kuliah. Siapa yang menyangka Mark kembali ke New York dan bertemu secara kebetulan dengan Donna.

“Mark? Apa kabar? Apa yang kau lakukan disini?”

Lelaki bernama Mark tersenyum dan memandang Donna yang terlihat cantik hari ini. Tidak, Donna selalu cantik di matanya.

“Aku baik - baik saja. Senang melihatmu kembali.Aku mau menonton teater di Broadway. Kau mau ikut, Nona?” Ajak Mark sambil tersenyum lebar.

Donna balas tersenyum dan menyambut uluran tangan Mark. “Sure” Dia juga tidak ingin melewatkan malam seorang diri memikirkan perasaannya dengan Ares yang tak akan ada titik terang.

“Aku suka kamu, Donna. Apakah kau telah melupakan Ares?” Tanya Mark terus terang. Mark tau kalau Ares telah lama meninggalkan New York dan tak pernah kembali, bahkan dari sosial media Ares, Mark tau kalau Ares telah menikah dan memiliki anak. Kali ini apakah Donna akan memberinya kesempatan?

Donna menghentikah langkah dan menatap Mark. “Belum tapi aku akan melupakan Ares, karena memang tidak pernah ada jalan untuk kami”

“Kita tidak harus buru - buru menjalin hubungan. Aku akan menunggu asalkan kau memberiku kesempatan” Mark tersenyum. Selama ini dia amat sabar menunggu hati perempuan cantik yang bertaut pada orang lain. Mark tidak menyangka keputusannya kembali ke New York menuntunnya kembali bertemu dengan Donna.

”Mark… aku memberimu kesempatan” kata Donna akhirnya. Melupakan Ares adalah keharusan. Donna sudah lama ingin perasaannya untuk Ares terhapuskan. Dia sudah berusaha memperjuangkan Ares selama ini. Bahkan membuang harga dirinya dan berubah terlalu jauh.

Mark meraih Donna ke dalam pelukannya “Kau tau berapa lama aku menunggumu?”

“Berapa?” Tanya Donna masih dalam pelukan hangat Mark.

“Sejak kita bertemu pertama kali di kampus. Sudah terlalu lama”

Donna mengeratkan pelukannya pada Mark. Cinta yang datang tanpa diduga. Mark menepuk punggung Donna.

“Terimakasih,Mark. Kau telah menunggu selama itu”

“Kamu layak untuk aku tunggu selama itu, Don”

Donna menatap mata indah Mark yang tidak dimiliki orang kebanyakan dan menangkup wajahnya.

...Finish...

...----------------...

1
MatchaLatte
Makanya ada ada aja papanya… makasih udh mampir sis hihi
Riiiiee
aduhhhh Rara terima ajaa dong
Riiiiee
aduhhhh raa
Riiiiee
ya ampun papa, hobi anak itu harus dikembangkan bukan malah di larang
Riiiiee
gemesss banget, jadi pengen punya sahabat cowo juga
Devie Varany
Sweet banget ares dan raraaa
MatchaLatte: Makasih kak stay tune untuk cerita berikutnya ya
total 1 replies
acc_.xm
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
MatchaLatte: Terimakasih kaka stay tune ya untuk part berikutnya
total 1 replies
BloodyKnuckles
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
MatchaLatte: Hai kak terimakasih hehe stay tune ya aku mau post lanjutannya hari ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!