NovelToon NovelToon
Loud But Loved

Loud But Loved

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Addinia

Alena adalah seorang gadis ceria yang selalu berbicara keras dan mencari cinta di setiap sudut kehidupan. Dia tidak memiliki teman di sekolah karena semua orang menganggapnya berisik. Alena bertekad untuk menemukan cinta sejati, meski sering kali menjadi sasaran cemoohan karena sering terlibat dalam hubungan singkat dengan pacar orang lain.

Kael adalah ketua geng yang dikenal badboy. Tapi siapa sangka pentolan sekolah ini termasuk dari jajaran orang terpintar disekolah. Kael adalah tipe orang yang jarang menunjukkan perasaan, bahkan kepada mereka yang dekat dengannya. Dia selalu berpura-pura tidak peduli dan terlihat tidak tertarik pada masalah orang lain. Namun, dalam hati, Kael sebenarnya sangat melindungi orang yang dia pedulikan, termasuk gadis itu.

Pertemuan tak terduga itu membuatnya penasaran dengan gadis berisik yang hampir dia tabrak itu.

"cewek imut kayak lo, ga cocok marah-marah."

"minggir lo!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addinia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perang kertas

Ghost Riders keluar dari kelas. Dikoridor yang riuh, suara tawa, dan canda memenuhi udara. Mereka berjalan santai menuju kantin. Ada Kael yang memimpin dengan langkah santai, diikuti Ronan yang asyik bercerita tentang momen lucu di kelas. Luka dan Bayu, dua teman lainnya, sibuk bercanda, saling goda tentang tugas yang belum selesai. Ezra dan Leo yang hanya mendengar candaan teman-temannya.

"Tadi di kelas, si Dedi jawab soal kimia, tapi tuh anak malah nyebut nama-nama bahan makanan. Gue sampe bingung, dia lagi ujian apa lagi buat dapur!" Ujar Ronan.

Kael tersenyum sambil menatap ke depan, pura-pura serius. "Itu sih bukan soal kimia, Itu namanya eksperimen kuliner."

Luka berjalan kedepan. "Kalian liat ekspresi Alena nggak tadi?"

Kael menoleh. "Kenapa?"

Mereka semua tertawa, melihat ekspresi tak biasa yang di tunjukan seorang Kael.

Bayu menyenggol Leo "Ada yang.."

Dengan kompak mereka berlima menjawab. "Jatuh cinta nih!"

Kael menendang satu-satu kaki temannya. Suasana santai itu tiba-tiba terhenti ketika terdengar suara teriakan dari belakang. Sebuah bola kertas melayang dan tepat mendarat di kepala Kael. Kael menoleh ke belakang, rahangnya mengeras melihat kelompok anak-anak kelas sebelah tertawa terbahak-bahak.

"Siapa yang berani ngelempar ini!" Teriak Kael, wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seram. Orang-orang yang melihat pun menatap Kael dengan ketakutan.

Ronan mengepalkan tangannya. "Kelas sebelah, El."

Satu bola kertas lagi meluncur ke depan Kael. Ia menghela nafas, lalu tersenyum kecil.

"Balas!"

Mereka mengangguk setuju. Mulai mengumpulkan kertas dari sekitar dan melemparkan kembali ke arah kelas sebelah. Dalam hitungan detik, perang kertas pecah.

Luka melempar bola kertas. “Nice shot! Ronan, awas belakang lo!”

Ronan berkelit dari lemparan. "Aman."

Semua mata tertuju pada mereka. Pertarungan antar kelas makin memanas, dan hampir semua anak kelas ikut terlibat, kecuali beberapa orang yang memilih untuk duduk tenang. Koridor yang sebelumnya tampak santai kini berubah jadi medan perang yang riuh.

Tiba-tiba, Sherly, gadis dari kelas sebelah muncul di tengah keributan. Ia berdiri di antara dua kelompok dengan tangan di pinggul, mencoba menghentikan mereka.

"BERHENTI!!!" teriaknya, berusaha menghentikan keributan. Namun, tanpa sengaja kakinya tersandung dan Sherly terjatuh, hampir terinjak bola kertas yang berserakan.

Kael langsung sigap, berlari mendekat, dan menolong Sherly untuk bangkit. "Lo nggak papa?" Kael memberikan tangan untuk membantunya berdiri.

"Makasih, El."

Dari kejauhan, Alena menyaksikan kejadian itu dengan ekspresi malas.

"Dasar bocah. Ribut cuma gara-gara kertas," gumamnya.

Namun, justru setelah kejadian itu, peperangan bola kertas malah semakin parah. Semua anak kelas kembali berperang, tak peduli siapa yang menghalangi mereka. Suasana semakin kacau, hingga suara teriakan keras terdengar dari jauh.

"PAK MAMAT!" suara keras itu memecah suasana.

Pak Mamat, guru yang terkenal tegas, muncul di tengah keributan. "APA INI?! KENAPA BISA BEGINI?!" dia memarahi mereka semua dengan suara yang menggelegar.

"Saya nggak ngerti lagi! Kalian mau jadi apa? Ini bukan tempat buat main perang-perangan! Semuanya, ngumpul!" Pak Mamat melotot, memaksa mereka berhenti.

"SEMUA DUA KELAS BERANDALAN INI PERGI KE LAPANGAN, SEKARANG!"

Semua siswa, termasuk yang tidak ikut perang, digiring ke lapangan. Alena mengangkat tangan dengan protes.

"Pak, saya nggak ikut-ikutan. Kenapa ikut dihukum juga?!" protes Alena.

Pak Mamat memandang Alena tajam. "Semua yang ada di lokasi kejadian kena hukuman. Ini pembelajaran buat kalian semua!"

Mereka semua, yang kini sudah capek dan merasa bersalah, berjalan dengan lesu menuju lapangan.

Alena mendengus kesal, sementara siswa lain berusaha menahan tawa.

Kael berjalan menghampiri Alena. "Ini bakal seru, nona dendam." bisik Kael.

Alena meremas tangannya kuat tepat di depan muka Kael. "Ini gara-gara lo dan geng bocah-bocah lo itu!"

Bukannya marah Kael malah tertawa melihat ekspresi marah Alena.

Dibelakang sherly melihat itu semua.

Pak Mamat mulai menceramahi mereka panjang lebar, sementara Alena tetap cemberut di belakang. Ghost Riders saling bertukar pandang, mencoba menahan tawa mereka di tengah ceramah.

...----------------...

Di tengah kesibukan dua kelas yang dihukum, tampak para anggota Ghost Riders sedang menjalankan tugas mereka dengan santai. Meski tengah bekerja, mereka masih sempat bercanda dan tertawa-tawa. Di sisi lain, Alena terlihat jelas kesal, dengan wajah cemberutnya. Ia sedang mencoba menyelesaikan tugas, namun dengan ogah-ogahan.

Kael berjalan mendekati Alena. "Kerjaan lo nggak bakal selesai, kalo lo cuma cemberut kayak gitu."

Alena menatap Kael kesal. "Harusnya ini bukan jadi kerjaan gue!"

Kael tertawa ringan, masih berdiri tegak di depan Alena. "Gue ngeliat lo tuh kayak orang yang lagi berperang sama dunia. Kalo lo butuh bantuan, bilang aja, gue siap bantuin"

Berhenti sejenak, menatap Kael tajam dengan ekspresi kesal. "Gue nggak butuh bantuan dari orang yang cuma bisa bikin masalah!"

Kael tetap mengamati Alena dengan penuh perhatian, tidak terganggu sama sekali. "Gue udah bilang, cewek imut kayak lo, nggak cocok marah-marah."

"Lo beneran mau ngajak gue perang ya?"

Kael tertawa kecil, berdiri santai di tempatnya.

Dalam hitungan detik, gadis itu..

"AAAaaaaaHHHHHHH!" Alena berteriak melengking.

Semua orang di halaman belakang langsung terhenti dari aktivitas mereka, menutup telinga mereka. Ghost Riders yang sedang duduk di bawah pohon terkejut, namun beberapa detik kemudian langsung meledak dalam tawa.

Ronan tertawa terbahak, memegangi perutnya. "Ini dia yang gue tunggu-tunggu!"

Luka berusaha menahan tawa, tapi gagal. "Ini akan menjadi momen bersejarah untuk anak bapak santoso."

Bayu tertawa sambil menunjuk ke arah Kael. "Liat muka Kael! Dia pasti gak nyangka Alena bakal meledak kayak gitu!"

Ezra menggeleng sambil tertawa. "Lagian berani banget ngelawan Alena, dia lupa Alena punya senjata pamungkas."

"Kasian kuping gue." Ujar Leo.

Kael berdiri mematung di depan Alena, jelas terkejut, tapi tidak menutup kuping seperti yang lain. Dia hanya menatap Alena dengan mata sedikit membelalak.

Kael berusaha tetap tenang, suaranya lebih rendah. "Nggak nyangka Suara lo bisa sekencang itu."

Alena menarik napas panjang, matanya menyipit penuh amarah. "Puas lo?! Pergi! Sebelum gue tambah gila!"

Kael tersenyum kecil. "Oke, gue pergi. Tapi lo harus tau, lo makin keren tiap kali lo marah."

Kael akhirnya mundur perlahan, meninggalkan Alena yang masih berdiri dengan napas tersengal. Ghost Riders terus tertawa terbahak di bawah pohon, menikmati kejadian tersebut.

Ronan menyeka air mata karena tertawa terlalu keras. "Kael kena mental!"

Bayu mengangkat tangan, menyemangati Alena dari jauh. "Hebat, Len! Gue dukung lo seratus persen!"

Alena berbalik ke arah Ghost Riders, mengangkat sapunya. "KALIAN SEMUA JUGA DIAM! Mau gue lempar sapu juga?!"

Ghost Riders langsung terdiam, lalu tertawa kecil sambil saling mendorong satu sama lain, sementara Alena kembali menyapu dengan ekspresi kesal.

1
Muhammad Rizkan
lanjut thorr
Fatimah Imah
semangat y kkk
Fatimah Imah
ok.q suka m alur cerita anak remaja yg seru dan keren
Addinia Azzahra: terima kasih banyak ya kak 💗✨
total 1 replies
IamEsthe
'sorry' ganti ke font italic atau pakai kata serapan jadi 'sori'
Addinia Azzahra: baik kakkk.. terima kasih yaaa 💗💗
total 1 replies
IamEsthe
Kata 'Menuding' karena bukan awal kalimat jadi 'menuding' dan 'riko' jika dia mengarah pada nama seseorang harusnya diawali huruf kapital. 'Riko'
yanah~
mampir kak 🤗 semangat 💪
Yoona
mampir
🍒⃞⃟🦅♕⃟ Ƙҽƚυα MTᴺᵀ【﷽】
Semangat ya, Jan kayak gua yang malas nulis /Determined/
Addinia Azzahra: hihihi okeeeyyy, kamu juga semangatttt
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅♕⃟ Ƙҽƚυα MTᴺᵀ【﷽】
mampir
Yoona
semangat💞💞
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!