Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tau kelemahan
"Tuan Kenan, apa anda tidak kepikiran akan di periksa lagi, ke RS?" tanya Kinara.
"Untuk apa?" ucap Kenan.
"Bukannya apa-apa, tapi saya curiga, kalo kepala anda juga cedera, jadi bukan hanya kaki. Siapa tau dokter kurang meriksa anda," kata Kinara.
"Jangan sembarangan kalo bicara, dokter yang saya pakai, dokter terbaik, jadi tidak mungkin salah memeriksa," jawab Kenan.
"Berarti bukan dokternya yang salah," lirih Kinara.
"Apa maksudmu, tiba-tiba menyuruhku periksa lagi?" tanya Kenan.
"Aneh aja, kalo di depan mommy Amira, tuan sangat manis, dan terlihat menganggap keberadaanku sebagai istri anda, tapi kalo dibelakang buset, marah-marah mulu," ucap Kinara.
"Jadi karena itu, kamu menyuruh saya periksa ke dokter lagi?" tanya Kenan.
Kinara mengangguk.
"Menurut kamu, saya gila gitu?" ucap Kenan.
"Wah, aku tidak mengatakan hal itu, tuan Kenan. Anda sendiri yang mengatakan itu," ujar Kinara.
"Dasar menyebalkan!" gerutu Kenan.
"Ya, kan. Saya cuman khawatir gitu, sebagai istri, saya harus mengingatkan suaminya," ucap Kinara.
"Sebagai istri , ya," ucap Kenan.
"Kalo gitu, layani aku sebagai suamimu," kata Kenan.
"Bukan seperti itu maksudku," jawab Kinara.
"Jadi seperti apa maksudmu?" tanya Kenan.
Kenan menarik tangan Kinara, lalu Kinara duduk di paha Kenan.
"Ayo katakan, seperti apa maksudmu?" ucap Kenan, menatap Kinara dengan sangat intens.
Jantung Kinara berdegup kencang, saat ia berdekatan dengan suaminya, munafik kalo Kinara tidak mengagumi ketempanan Kenan.
"Di mau bermain-main denganku, ayo kita bermain, tuan Kenan!" gumam Kinara.
"Mungkin melayani di atas ranjang, dan mencium anda setiap pagi," jawab Kinara, ia menatap penuh hasrat kearah Kenan.
Mendengar ucapan Kinara, dan melihat ekspresi wajah Kinara, Kenan tak bisa menahannya, ia juga seorang laki-laki yang normal.
Lalu Kenan melepaskan tubuh Kinara, ia tidak mau khilaf melakukan diluar batasnya, meskipun mereka sudah menikah.
"Saya lapar," ucap Kenan.
"Mau makan apa, tuan Kenan?" tanya Kinara.
"Mau makan saya di ranjang?" lanjut Kinara lagi.
Kenan langsung meninggalkan Kinara, kalo berlama-lama, ia akan khilaf.
"Sekarang aku tau kelemahan dia," gumam Kinara, ia tersenyum senang, karena ia bisa menggoda suami arogannya.
Kinara menyusul suaminya.
"Hati-hati, nanti jatuh. Seperti yang udah-udah," kata Kinara.
"Ambilkan saya makan!" titah Kenan.
"Baik tuan Kenan," jawab Kinara.
Hari pertama melayani sang suami, mengambilkan makannya, mungkin akan ada drama lainnya.
"Kamu tidak makan?" tanya Kenan.
"Kenapa tuan sangat mencemaskan saya?" kata Kinara.
"Jangan terlalu percaya diri," jawab Kenan.
"Kalo kamu pingsan di sini, saya tidak bisa mengangkat kamu," lanjut Kenan.
"Bilang saja tuan Kenan khawatir dengan saya," ujar Kinara.
"Semakin kesini, dia semakin bar-bar," gumam Kenan, tak percaya dengan kelakukan istrinya.
Kenan kira, Kinara adalah wanita yang gampang tertindas, dan gampang menurut, tapi kenyataannya, Kenan lah yang harus menurut dengan Kinara.
"Saya tau kok, saya memang sangat cantik paripurna tiada duanya, tapi sekarang waktunya makan, cepatlah makan. Jangan menatapku," ucap Kinara.
"Bisa gila saya hidup dengan kamu, Kinara!" kesal Kenan.
Kinara hanya tertawa melihat Kenan, yang sepertinya tertekan.
"Aku tau kelemahan anda sekarang, jadi anda tidak akan semena-mena dengan saya," gumam Kinara.
"Saya jadi tambah ngeri, melihat kamu makan sambil senyum-senyum tidak jelas," kata Kenan.
"Kan sudah aku katakan, jangan menatapku!" ujar Kinara.
"Saya punya mata, dan kepala masih berfungsi," jawab Kenan.
"Yakin kepalanya masih berfungsi?" tanya Kinara.
"Maksudmu, apa?" ucap Kenan.
"Soalnya agak-agak sedikit sih," jawab Kinara.
"Dia benar-benar sudah kelewatan, tapi kenapa aku tidak bisa berkutik saat dia mengatakan apapun," gumam Kenan.
"Setelah makan, ganti bajumu, kita akan ke RS," kata Kenan.
"Mau ngapain?" tanya Kinara.
"Berenang!" jawab Kenan.
"Berarti aku harus bawa baju renang, ya?" kata Kenan.
"Kinara Aulia!" teriak Kenan.
Kinara hanya tertawa melihat eksprsi wajah Kenan, terlihat sangat muak!.
"Sekalian bawa baju saya, kita menginap disana," titah Kenan.
"Baju renang?" tanya Kinara, menatap dengan tatapan mengejek.
"Sekali lagi, kamu membuatku kesal, aku akan mengurungmu di kamar!" ucap Kenan kesal.
"Ah maaf, tuan Kenan. Anda sangat lucu sekali kalo marah-marah seperti itu," kata Kinara.
Mendengar ucapan Kinara, ada perasaan senang dalam hati Kenan.
"Kirain mau ngajak meriksa otaknya," lirih Kinara.
"Apa maksudmu?" tanya Kenan, dengan tatapan kesal.
"Ah tidak," jawab Kinara.
"Aku akan mengganti bajuku, dulu. Tunggu disini," kata Kinara.
Lalu Kinara berlari seperti anak kecil, memasuki kamar Kenan.
"Dia sangat menggemaskan sekali."
Kenan tak sadar mengucapkan pujian kepada Kinara.
"Apa yang aku katakan," ucap Kenan, menggelengkan kepala.
Cukup lama Kenan menunggu istrinya bersiap-siap.
"Ck, lama sekali dia, masa iya dia membawa baju renang," ucap Kenan.
"Ayo tuan Kenan, maaf menunggu lama," ucap Kinara.
Kenan menatap Kinara tanpa berkedip, Kenan melihat istrinya berbeda dari hari-hari biasanya.
Kinara menggunakan dress pendek, yang memperlihatkan kaki panjangnya, dan bagian tangannya kelihatan. Kenan dibuat tak berkedip dengan penampilan Kinara.
"Bagaimana cantik, gak?" tanya Kinara.
"Sangat cantik, sekali," jawab Kenan, ia tak sadar memuji istrinya.
"Coba katakan sekali lagi," pinta Kinara.
"Apa yang aku katkan, aku tidak mengatakan apapun," jawab Kenan, yang tersadar akan ucapannya tadi.
"Alah jangan gengsi, tadi anda mengakui kecantikan aku," ujar Kinara.
"Kamu salah dengar," jawab Kenan.
"Ya terserah anda saja," ujar Kinara.
Lalu mereka bersiap, akan pergi ke RS.
"Tidak memberitahu mommy dulu?" tanya Kinara.
"Gampang itu, nanti kita hubungi mommy," jawab Kenan.
"Yasudah," kata Kinara.
Selama diperjalanan, hening tidak membicarakan apapun, Kinara sibuk sendiri dengan ponselnya.
"Ada apa sih di ponsel, kayak nya seru," ujar Kenan.
"Kepo sekali," jawab Kinara menyembunyikan ponselnya," jawab Kinara.
"Sombong sekali," kata Kenan.
"Fokus saja dengan urusan anda, jangan melirik kesini," ujar Kinara.
Kenan berdecak kesal.
Setelah memakan waktu beberapa menit, akhirnya mereka sampai.
"Sebentar, aku siapkan dulu kursi rodanya," kata Kinara.
Kinara keluar terlebih dulu dari dalam mobil, karena ia harus membantu suaminya turun.
"Ayo."
Kinara mendorong kursi roda Kenan.
"Kamu berdandan rapih seperti itu, karena mau bertemu dengan teman laki-lakimu itu'kan?" celetuk Kenan.
"Kalo memang iya, kenapa?" tanya Kinara.
"Tidak masalah juga, hak kamu sih," jawab Kenan.
"Aku berpenampilan rapih karena bersamamu, aku takut kalo bertemu dengan kolega bisnismu, dalam keadaan penampilanku acak-acakan," jawab Kinara.
"Kan kata anda, aku harus menjaga nama baik keluarga anda," lanjut Kinara.
Kenan tersenyum sumringah mendengar perkataan Kinara.
"Baguslah, kau tau diri juga," ujar Kenan.
"Aku memang tau diri, tidak seperti anda," jawab Kinara.
"Baru saja dibuat senang, sekarang sudah dibuat kesal lagi, mulut dia memang sangat bar-bar," gumam Kenan.
***