Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Tapi... tapi... aku rasa tidak mungkin. Dua orang manusia yang saling membenci dan tidak saling tertarik, tidak mungkin mereka bisa melakukan hubungan s3ks." Sadrina berkata dengan sedikit terbata-bata, dia sangat merasa gugup ketika Andra memeluk pinggangnya, membuat tubuh mereka menempel satu sama lain.
Andra tersenyum smirk, "Kamu yakin? Aku akan membuktikannya. Aku akan membuat kamu memohon agar aku tidak berhenti menyentuh tubuhmu."
Setelah berkata seperti itu, Andra langsung meraup bibir Sadrina.
Sadrina terbelalak ketika mendapatkan serangan ciuman dari Andra, dia ingin mendorong tubuh pria itu, tapi tubuh Andra sangat kuat, bahkan Andra melu-mat bibirnya dengan sangat bernaf-su sekali.
Andra sedikit menggigit bibir bawahnya Sadrina, membuat Sadrina membuka mulutnya, sehingga Andra berhasil meneroboskan lidahnya masuk ke dalam mulut Sadrina, memainkan lidahnya pada lidah Sadrina. Mengabsen setiap rongga mulut manisnya Sadrina.
Andra semakin mendorong tubuh Sadrina, membuat punggung Sadrina kini mengenai pinggiran dinding kolam renang, tubuh Sadrina kini telah benar-benar semakin terkunci. Ciuman Andra semakin terasa liar dan panas dan sangat memabukkan, berhasil mengosongkan pikiran Sadrina.
Andra semakin memperdalam ciumannya. Perlahan tapi pasti, ciuman Andra turun ke lehernya Sadrina. Sadrina berusaha untuk menjauhkan kepala Andra dari lehernya, tapi pria itu berhasil menenggelamkan kepalanya pada tengkuk leher Sadrina, menciumi lehernya dan memberikan gigitan kecil disana.
Kedua tangan Andra masih mengunci tubuhnya Sadrina, walaupun kini pemberontakan dari wanita itu semakin lama semakin terasa lemah, mungkin telah ikut terhanyut dengan sentuhan yang dilakukan oleh Andra kepadanya.
Sadrina tersentak kaget saat Andra tiba-tiba saja menggendong tubuh Sadrina ala karung beras, membawanya keluar dari kolam renang tersebut. Walaupun Andra sudah beberapa kali mencoba untuk menahan diri, tapi kini dia benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi. Entah suka atau tidak, entah dia menerima atau tidak, tapi faktanya hanya tubuh Sadrina yang mampu membuatnya berhasrat.
"Andra, lepaskan aku! Kamu mau membawa aku kemana?" Sadrina mencoba untuk memberontak, dia memukul-mukul punggung Andra dan terus menggerakkan kedua kakinya.
"Permainan kita belum selesai, Sadrina. Akan ku buktikan kepadamu, walaupun kita tidak saling mencintai, tapi aku bisa membuatmu mendes-ah di bawah kungkunganku." Andra berkata dengan nada datar walaupun nafasnya sedikit tersengal-sengal, mungkin karena pria itu siang ini sangat bernaf-su sekali.
Sadrina bergidik ngeri mendengarnya, apakah itu artinya hari ini dia akan menjadi mantan perawan? Sungguh dia tidak pernah membayangkan jika keperawanannya akan diambil oleh musuh bebuyutannya.
"Kamu tidak perlu membuktikannya kepadaku. Aku tidak akan pernah...."
Sadrina tidak meneruskan perkataannya, karena tiba-tiba saja Andra menjatuhkan tubuh Sadrina diatas kasur.
"Grandong, jangan kurang ajar. Aku akan melaporkan kamu karena sudah melecehkan aku!" Protes Sadrina.
Andra tersenyum smirk, dia sama sekali tidak peduli dengan protes dari wanita itu, dia menindih tubuh Sadrina, menonyor kepada wanita itu. "Laporkan saja! Yang ada polisi akan mentertawakan kamu."
Sadrina baru menyadari bahwa Andra adalah suaminya, tidak mungkin dia melaporkan Andra kepada polisi atas kasus pelecehan. "Tapi..."
Sadrina tidak diberikan kesempatan oleh Andra untuk bicara, pria itu dengan cepat mencium bibirnya dengan rakus dan sedikit kasar.
Sadrina berusaha untuk mendorong dan memukul dada Andra, tapi kekuatannya tidak seberapa dibandingkan dengan pria itu.
Semakin lama dorongan Sadrina pada tubuh Andra semakin terasa melemah, bahkan dia nampak membelalakkan mata ketika merasakan tangan Andra masuk ke dalam baju yang dia kenakan.
Tangan Andra menyelinap masuk ke dalam baju dan bra yang Sadrina pakai, pria itu mere-mas dengan sensual payu dara bagian kanannya.
Sadrina semakin dibuat tidak karuan ketika pria itu menciumi lehernya, membuat beberapa tanda kepemilikan disana.