Seorang gadis dari keluarga kaya jatuh cinta pada pria biasa. Dia memalsukan identitas dan menikah dengan pria itu. Tidak hanya itu, karena dia secara diam-diam meminta bantuan keluarga untuk membantu karir suaminya.
Sayangnya, setelah sang suami sukses, wanita itu di selingkuhi dan bahkan di ceraikan.
Untuk membalas dendam, dia kembali ke keluarganya dan menjadi putri salah satu dari 10 keluarga terkaya di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dava hanafisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Aku gak berfikir untuk memanfaatkan Alisha atau pun keluarga nya kak. Maksud ku mungkin saja keluarga Alisha bisa menerima kamu kembali. Aku sadar kok kalau dulu aku sangat jahat kepadanya."
"Sudah.. Sudah.. Kenapa kalian jadi bertengkar seperti ini. Kita memang dulu pernah jahat kepada Alisha, jadi jangan sampai kalian mengulangi kesalahan itu. Keluarga mereka sangat baik kepada kita, Nak.".
"Iya, Bu." kedua nya menjawab secara bersamaan.
Satu tahun kemudian...
"Reno aku mau ketemu kamu?." ucap Winda kepada Reno diujung telfon.
"Untuk apa lagi, enak saja kamu dengan sengaja menjebak ku dan sekarang kamu memanfaatkan situasi yang ada."
"Pokoknya kita harus bertemu, aku tunggu kamu di kafe aku jam 7 malam. Awas saja kalau kamu sampai tidak datang."
"Sial! Mau apa lagi wanita itu." gumam nya kesal dalam hati.
Malam hari nya Reno menemui Winda dikafe tersebut.
"Akhirnya kamu datang juga Ren." tutur Winda lembut.
"Gak usah banyak basa-basi kamu, langsung to the point saja untuk apa kamu menyuruh aku kesini." imbuh Reno kesal.
"Aku hamil Ren." ucapnya singkat.
"Apa! Terus kenapa kamu malah menemui aku, Winda apa kamu lupa saat kejadian malam itu kamu menjebak ku? Masa kamu bisa langsung hamil! Mungkin saja bayi itu anak dari laki-laki lain bukan hanya dari aku."
Winda langsung memberikan tamparan keras kepada lelaki dihadapan nya itu. "Kurang ajar sekali kamu Reno, tolong jaga ucapan kamu. Aku bukan perempuan murahan seperti yang kamu kira. Aku hanya melakukan ini sama kamu malam itu."
Reno terdiam. "Kenapa aku harus terperangkap dalam rencana nya Winda saat itu. Sial! Tapi aku tak percaya anak yang dikandung nya itu adalah anakku.". gumam nya dalam hati.
"Kamu gugur kan saja anak itu." ucap Reno singkat.
"Tidak! Aku tidak akan pernah menggugurkan anak ini. Aku hanya minta pertanggung jawaban dari kamu."
"Beri aku waktu untuk berfikir."
"Aku gak bisa memberi kamu waktu yang lama Ren."
"Ya terserah kamu, kalau kamu tidak mau menunggu ku ya sudah." Iya langsung berdiri dan pergi meninggalkan kafe tersebut.
Namun saat akan melangkah, tangan nya ditahan oleh Winda. "Kamu mau kemana?."
"Semua sudah selesaikan, apa lagi yang ingin kamu bicarakan."
"Harus berapa lama aku menunggu kamu?."
"Nanti aku hubungi kamu saat aku sudah siap." Pungkas lelaki itu. Iya segera bergegas pergi meninggalkan Winda dikafe tersebut.
Winda terdiam dan menetes kan air mata di wajahnya. "Kenapa sih Ren, saat aku sedang hamil anak kamu, kamu pun masih gak percaya dan malah semakin bersikap dingin kepadaku. Aku harus berbuat apa lagi untuk meluluhkan kamu. Apa aku harus menyingkirkan Alisha dari dunia ini, supaya kamu tidak terus memikirkan nya. Harusnya kamu memikirkan aku Ren, apa lagi sekarang ini aku sedang hamil anak kamu." lirih Winda dalam hatinya.
Disisi lain...
"Sial! Aku tak yakin itu anak ku. Apa bisa aku melakukan tes DNA saat bayi masih dalam kandungan? Bagaimana kalau kedua orang tua ku tau. Hah sialan sekali wanita itu! Seharusnya saat malam itu aku tak menemui nya. Bagaimana kalau Alisha tau tentang ini, gagal lagi aku untuk mendapatkan nya." gumam Reno dalam hatinya.
Iya langsung mengambil ponselnya dari saku celana dan menghubungi seorang teman nya. "Hallo, Gas kamu lagi dimana? Bisa kita bertemu sebentar?."
"Masih dirumah sakit Ren, ada apa?."
"Kira-kira bayi dalam kandungan bisa tes DNA gak ya?."
"Maksud kamu Ren, memang siapa yang mau melakukan itu?."
"Kamu jangan banyak bertanya, jawab dulu pertanyaan ku." ucap nya kesal.
"Setau ku sih gak bisa Ren, harus menunggu sampai bayi itu lahir dulu baru bisa melakukan tes itu."
Dengan cepat Reno langsung mengakhiri panggilan tersebut. "Hah sial! Mana mungkin Winda mau menunggu bayi itu lahir dulu baru aku nikahkan setelah hasil tes DNA tersebut keluar. Aarrrggghhh kenapa semua ini harus terjadi padaku."
Sementara itu...
"Alhamdulillah ya kak, akhirnya kita bisa membeli rumah baru dan lebih layak untuk kita tempati."
"Iya Yas, makanya kamu lebih giat lagi dibutik ya."
"Lalu tugas kamu apa kak, enak sekali kamu kalau bicara."
"Sudah lah aku malah debat." pungkas Elenoa berlalu meninggalkan Yasmin kedalam kamar.
Yasmin segera menghubungi Alisha. "Assalamualaikum Sha, kamu sibuk gak?."
"Waalaikum salam. Ada apa Yas."
"Apa sore ini kita bisa ketemu?."
"Bisa Yas, nanti aku kebutik kamu ya tempat biasa. Sampai ketemu nanti sore."
Panggilan berakhir. Yasmin segera bersiap-siap untuk menuju butik nya dan bertemu dengan Alisha sore nanti.
Sore harinya Alisha langsung menemui Yasmin dibutiknya itu. "Hai Yas." sapa Alisha ketika tiba disana.
"Hai Sha, makasih ya sudah mau menemui aku. Yu, kita ngobrol dimana?."
Kedua meninggalkan butik tersebut dan mencari kafe untuk tempat mengobrol bersama.
"By the way, ada apa sih Yas. Tumben lho kamu ngajakin aku ketemu."
"Maaf ya Sha sebelum nya kalau ganggu waktu kamu. Sha, tiga bulan lagi aku akan menikah. Aku mau kamu terlibat diacara bahagia ku nanti ya."
"Wahhh, aku ibu senang mendengar nya. Aku harus apa Yas, pasti aku senang sekali direpotkan seperti ini." jawab nya tersenyum.
"Sha, mulia sekali hati kamu. Seharusnya keluarga aku sangat bangga punya kamu Sha, tapi sayang nya semua itu hanya tinggal kenangan. Sha, semoga kamu bisa mendapatkan lelaki yang benar-benar baik dan tulus menyayangi kamu ya." gumam nya dalam hati dan tanpa disadari air mata nya menetes di kedua pipi Yasmin.
"Yas, kamu kok malah nangis. Ada apa? Mungkin kamu bisa cerita ke aku."
Yasmin langsung mendekati Alisha dan memeluknya. "Sha, maafkan atas sikap ku dulu ke kamu ya, seharusnya aku sangat bangga memiliki keluarga seperti kamu. Aku menyesali semua perbuatan ku dulu kepada mu."
"Yasmin, aku sudah memaafkan kamu sejak lama. Sudah ya jangan dibahas lagi masa lalu itu, sekarang kita fokus saja ke hari pernikahan kamu. Apa yang bisa aku bantu diacara kamu nanti." tanya nya lembut.
Tanpa disadari kedua nya. Ada Alea yang sudah memperhatikan mereka disana. "Pemandangan apa lagi ini, mereka bisa sedekat ini sekarang, Hahaha. Memang dasar Alisha wanita bodoh, mau saja dia dimanfaatkan dengan keluarga itu." tutur Alea dalam hati diiringi senyum sinisnya.
Tak berselang lama iya langsung menghampiri kedua nya.
"Wah tidak disangka-sangka ya, akhirnya kalian bisa berdamai. Yasmin, semoga kamu berdamai dengan tulus ya jangan hanya pura-pura baik saja lalu memanfaatkan nya." ucap Alisha tertawa.
Yasmin yang emosi mendengar ucapan Alea langsung bangun dari duduknya. "Heh perempuan gila, jaga ucapan kamu ya."
Alisha langsung bangun dari duduknya dan menenangkan Yasmin. "Alea, kamu ini kenapa sih selalu mengganggu kenyamanan hidup orang. Bisa gak kamu gak usah ganggu hidup kami lagi?."
"Alisha, kamu ini bagaikan ibu peri ya, memiliki hati yang begitu lembut sehingga mudah dimanfaatkan oleh orang lain. Ayo lah buka mata hati kamu Alisha jangan mudah dibodohi orang lain, apalagi sama keluarga mereka ini, apa kamu lupa kalau kamu dulu nya disakiti mereka?."
"Alea bisa aku mohon dengan sangat, tolong tinggalkan kita disini. Aku masih sangat menghargai kamu dan aku tidak mau berbuat kasar dengan kamu. Tolong silahkan pergi!." ucap Alisha dengan lembut. Padahal dalam hati nya sudah sangat kesal melihat sikap dan tingkah laku nya.