NovelToon NovelToon
Galaxio

Galaxio

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:602
Nilai: 5
Nama Author: Itachi Wife

Ganteng ✔️
Kaya Raya ✔️
Pintar ✔️
Jago Olahraga ✔️
Jago Bela Diri ✔️
Orangtua Cakep ✔️
Kesayangan Semua Orang ✔️

Fajarendra Galaxio Nayanka, putra sulung dari pengusaha kaya raya, Aksara Langit Nalendra, dan mantan model terkenal, Wulandari Camelia Yovanka. Lahir & tumbuh dikeluarga konglomerat dengan segala kelimpahan harta & kasih sayang dari semua orang, membuat lelaki yg akrab disapa Galaxio itu merasa kehidupannya sudah sangat sempurna.

Namun siapa yg mengira bahwa semua sketsa-sketsa indah yg sudah ia rancang untuk masa depannya, harus hancur dalam sekejap. Dan yg lebih parahnya lagi, yang menjadi penyebab dari kehancuran itu adalah satu-satunya wanita yg berhasil menarik perhatiannya, bahkan menumbuhkan cinta dalam hatinya. Wanita yg ia kira akan menemaninya membangun kisah cinta romantis, justru memberinya luka yg amat tragis. Akankah kisah Galaxio berakhir bahagia seperti kisah orangtuanya dulu? Atau justru berujung pilu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itachi Wife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Keesokan paginya...

"Gala, hari ini mau nemenin Mami gak?" tanya Wulan saat mereka sedang sarapan bersama. "Kemana Mi?" tanya Gala. "Ada deh, kamu gak mau ya pergi sama Mami lagi?" tanya Wulan. "Mau kok Mi. Gala cuma nanya aja" ujar Gala. "Yaudah, nanti pulang sekolah Mami jemput ya" ujar Wulan. "Siap Mi" ujar Gala. "Yaudah Gala. Kamu berangkat sama Papi aja sekalian, biar nanti pulangnya sama Mami" ujar Langit. "Hmm,,, tapi Pi..." "Apa?" tanya Langit cepat. "Hmm itu,,, Gala biasanya berangkat sekolah bareng pacar Gala" ujar Gala pelan. "Yaudah, nanti kita jemput dia. Papi juga mau liat kayak apa pacar kamu" ujar Langit. "Mas" tegur Wulan membuat Langit menoleh. "Kenapa sayang? Aku cuma mau liat pacar Gala loh" ujar Langit. "Tapi kalo Gala-nya gak nyaman, jangan dipaksa Mas" ujar Wulan.

"Gapapa kok Mi" ujar Gala tersenyum. Setelah selesai sarapan, Gala dan Langit pun segera berangkat bersama. Gala menunjukkan arah dimana tempat ia biasa menjemput Aruna. Gadis itu tampak tegang saat melihat Langit di dalam mobil. "Kalo pacar kamu gak masuk sekarang, kalian bisa telat sampe sekolah" ujar Langit. "Hmm sayang. Ayo masuk" ujar Gala membuat Aruna dengan ragu masuk dan duduk di kursi penumpang. Setelahnya mobil itu pun segera melaju ke SHS. Saat Gala dan Aruna keluar dari mobil, Langit tampak ikut turun. "Luna" ujar Langit membuat gadis yang hendak berlalu itu sontak berhenti dan menoleh kaget. "Papi... Eh, maaf, maksudnya Om Langit" ujar Luna mendekat dan mencium tangan Langit. "Kenapa diganti panggilannya?" tanya Langit.

"Hmm gapapa kok Om. Cuma,,, gak enak aja sama Aruna" ujar Luna tersenyum segan. "Yang dipanggil Papi kan saya, bukan dia. Papi gak mau ya panggilannya diganti Om gitu. Kalo Mami tau, dia pasti sedih loh karena kamu gak mau manggil kami dengan sebutan 'Papi-Mami' lagi" ujar Langit. "Hmm,,, gimana ya Om. Luna ga..." "Gapapa kok, kalo Papi emang mau lo manggil dia dengan sebutan itu, turutin aja. Itupun kalo lo gak keberatan" ujar Gala cepat. "Yaudah deh Pi. Luna minta maaf ya" ujar Luna membungkuk. "Itu yang bikin Papi sama Mami suka sama kamu. Sifat kamu itu tulus" ujar Langit. "Pi! Maksud Papi apaan sih! Seenggaknya hargai Aruna dong Pi!" bentak Gala. "GALA" bentak Luna balik membuat lelaki itu terdiam. "Semarah-marahnya kamu, itu gak bisa dijadiin alasan kamu bentak Papi kamu sendiri" ujar Luna membuat Gala tersadar.

"See? Bahkan kamu udah bisa bentak Papi kamu sendiri cuma karena dia" ujar Langit menatap Aruna. "Dan jangan kamu pikir, Papi gak tau semua tingkah laku berandal kamu selama ini" ujar Langit membuat Gala membelalak. "Kenapa? Kaget kamu Papi bisa tau ha?" ujar Langit. "Baru Papi yang tau aja rasanya udah kecewa banget, apalagi Mami kamu yang tau kelakuan kamu sebenarnya selama ini" ujar Langit membuat Gala menggeleng ribut. "Gak Pi. Gala mohon jangan kasih tau Mami, Gala... Gala akan lakuin apapun yang Papi mau, tapi please, jangan kasih tau Mami Pi" ujar Gala memohon. "Papi kecewa sama kamu! Oke, kalo kamu bolos-bolos, Papi masih bisa maafin. Tapi balapan? Bikin geng? Tawuran? Bahkan bully? Siapa yang ngajarin kamu gitu ha?" bentak Langit membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Papi... Papi tau semua itu dari mana?" tanya Gala. "Kamu gak lupa kan kalo anak-anak DK ada dimana-mana" ujar Langit menatap Gala dengan pandangan yang sulit diartikan. "Pi, Gala minta maaf. Gala janji akan berhenti, tapi please Pi,,, jangan kasih tau Mami. Gala... Gala gak mau bikin Mami sedih, dan ngerasa gagal mendidik Gala" ujar Gala dengan mata berkaca-kaca. "Kamu..." ujar Langit hendak melayangkan tamparan pada Gala. "Papi jangan" ujar Luna menahan lengan Langit dengan gemetar dan ikut berkaca-kaca. "Luna mohon Pi. Jangan pake kekerasan. Ini,,, ini juga masih di sekolah" ujar Luna pelan. "Kamu masih bela laki-laki brengsek ini?" tanya Langit. "Gala... Gala gitu juga karena Luna Pi. Luna yang ninggalin Gala tiba-tiba, sampe bikin Gala cari pelarian yang salah" ujar Luna menunduk.

"Kalo ada yang harus disalahin, salahin Luna aja Pi" ujar Luna pelan. Gala menatap gadis itu dengan dalam, "Gak Pi... Di sini Gala yang salah, jadi Gala mohon, cukup Gala yang nanggung semuanya. Jangan bawa-bawa Luna" ujar Gala. "Lucu ya,,, udah pisah, tapi masih saling bela dan saling melindungi" ujar Langit pelan, namun tetap bisa didengar oleh Luna dan Gala, sedangkan Aruna berdiri agak jauh. "Papi cuma gak mau Mami kamu kecewa karena kelakuan kamu. Papi udah banyak dapat laporan tentang kamu Gala, kamu boloslah, ngebully murid lainlah, inilah, itulah" ujar Langit. "Hm Pi... Kalo Papi ngizinin, gimana kalo Luna yang jadi mentor Gala. Luna akan pastiin Gala gak bikin ulah lagi, dan Luna juga akan pastiin Gala gak akan cabut lagi" ujar Luna membuat Gala membelalak. "Luna, ini bukan tanggung jawab kamu sayang. Ini ul..." "Tapi Luna juga sedikit banyaknya jadi penyebab Gala gitu Pi" potong Luna.

"Jadi tolong, izinin Luna untuk tebus kesalahan Luna. Dan juga,,, Luna siap nerima hukuman dari Papi untuk setiap kesalahan Gala" lanjutnya membuat Gala terkejut. "Lun, gak per..." "Oke, Papi setuju" ujar Langit. "Pi,,, ini kesalahan Gala, kenapa Luna harus dibawa-bawa juga" ujar Gala. Langit mendekat dan berbisik, "Silahkan membuat ulah, maka kamu akan liat Luna yang menanggung akibatnya" ujar Langit membuat Gala meneguk ludah. "Luna, Papi percaya sama kamu. Titip Gala ya" ujar Langit mengelus kepala Luna. "Yaudah, Papi berangkat ke kantor dulu" ujar Langit. "Hati-hati ya Pi" ujar Luna mencium tangan Langit diikuti Gala. "Ingat Gala. Perjanjian tadi mulai berlaku hari ini. Satu kesalahan yang kamu buat, Luna yang akan dapat hukumannya" ujar Langit.

"Jadi kalo kamu gak mau Luna kena hukuman,,, maka jangan membuat ulah" lanjut Langit seraya masuk ke mobilnya. "Kenapa lo lakuin itu? Kenapa lo senekat itu ha?" tanya Gala saat Luna berbalik, membuat langkah gadis itu terhenti. "Saya lakuin semua itu bukan demi kamu, tapi demi Mami. Saya gak mau Mami kecewa karena anak yang selama ini dia bangga-banggain,,,, justru jadi laki-laki berandalan" ujar Luna kembali beranjak. Sedangkan Gala hanya dapat menghela nafas pelan, lalu mendekati Aruna dan menggandeng gadis itu ke kelas. "Maafin sikap Papi tadi ya sayang" ujar Gala. "Gapapa kok, mungkin Papi emosi karena tau sikap nakal kamu selama ini" ujar Aruna mengelus lengan Gala.

Sepulang sekolah...

"Sayang, maaf ya aku gak bisa antar kamu pulang hari ini. Soalnya aku udah ada janji sama Mami" ujar Gala yang diangguki oleh Aruna. "Iya sayang. Gapapa kok, titip salam buat Mami ya" ujar Aruna. "Pasti sayang. Yaudah aku duluan ya" ujar Gala mengecup pipi Aruna singkat, lalu berlari meninggalkan kelas. "Halo Mi. Mami dimana? Gala udah keluar kelas nih" ujar Gala menelfon Maminya. "Mami di kantin nih, kamu ke sini aja ya" ujar Wulan. "Yaudah deh, Gala ke sana sekarang" ujar Gala memutus panggilan dan segera menuju ke kantin. Langkah Gala melambat saat melihat Maminya duduk di meja yang dikelilingi banyak siswi, dan jangan lupakan Luna yang duduk persis di sebelah wanita itu.

"Tante,,, bagi tips dong, gimana caranya bisa dapat suami seganteng Om Langit" ujar salah seorang siswi yang disambut tawa oleh yang lain. "Iya Mi. Luna iri tau, Mami sama Papi tuh romantis banget. Kan Luna juga pengen kayak gitu" ujar Luna. "Ututututu, anaknya Mami mau digituin juga ya?" tanya Wulan tersenyum seraya mencubit gemas pipi Luna. "Mami masih sesayang itu sama Luna, bahkan dia gak segan-segan manggil Luna sebagai anaknya di depan banyak orang" gumam Gala. "Luna, kamu udah punya pacar kan?" tanya Wulan membuat Luna terdiam dan mengangguk pelan. "Kapan-kapan kenalin ke Mami ya, Mami mau ngasih tau ke dia, kalo dia berani nyakitin kamu, dia akan berurusan sama keluarga Nalendra" ujar Wulan.

"Mi,,, jangan gitu dong,,, Luna kan jadi makin sayang sama Mami" ujar Luna tersenyum malu. "Ulululu,,, putri cantik Mami gemes banget sih" ujar Wulan memeluk Luna. "Ih, Luna beruntung banget ya, disayang sama keluarganya Gala" "Gua iri sumpah, Tante Wulan sesayang itu sama Luna" "Perasaan pacarnya Gala itu Aruna deh, kok Maminya malah lebih sayang sama Luna ya" dan masih banyak lagi bisik-bisik yang terdengar. "Ekhm,,," deham Gala membuat kerumunan itu membelah. "Hai Nak" ujar Wulan. "Hai Mi" ujar Gala mencium tangan dan pipi Maminya. "Kamu udah selesai kan? Kita berangkat sekarang?" tanya Wulan yang diangguki oleh Gala. "Luna mau pulang bareng gak? Biar Mami anterin" ujar Wulan.

"Gak usah Mi. Luna masih ada rapat OSIS juga soalnya" ujar Luna tersenyum. "Yaudah, jangan lupa makan ya sayang. Jaga kesehatan, jangan sampe kecapean ya cantik" ujar Wulan. "Siap Mami cantik" ujar Luna. "Yaudah, Mami pulang dulu ya sayang" ujar Wulan memeluk Luna dan mengecup singkat kening gadis itu. "Hati-hati bawa mobilnya ya Mi" ujar Luna. "Iya cantik" ujar Wulan mengelus rambut Luna, lalu beralih menggandeng sang putra beranjak dari kantin. Setelahnya Luna pun kembali menuju ke ruang OSIS,  meninggalkan kantin yang masih heboh dengan kedekatan Wulan dan Luna.

Sementara di sisi lain...

Wulan membawa Gala ke sebuah perusahaan dengan bangunan yang sangat besar, bahkan bisa dibilang lebih besar dari perusahaan Papinya. Saat ini mereka berada di sebuah ruangan yang dipenuhi foto-foto Ganendra (Fajar) dan Wulan, hingga dapat Gala terka bahwa ruangan ini adalah ruang kerja lelaki itu. "Om, ini pengeluaran apa? Kenapa jumlahnya besar banget dan selalu rutin tiap bulan?" tanya Wulan, membuat Gala diam-diam turut memasang telinga. "Hmm untuk yang itu,,, dilaporan tertulis bahwa Pak Langit langsung yang melakukan transaksi Buk" ujar Nicholas yang masih menjadi orang kepercayaan Wulan di perusahaan G Comp tersebut. "Suami saya ambil uang perusahaan sebesar ini tiap bulannya, dan gak ada yang ngasih laporan ke saya?" tanya Wulan.

Gala dapat melihat raut emosi di wajah Maminya. "Maaf Buk. Tapi Pak Langit bilang kalo dia sendiri yang akan bilang ke Ibuk" ujar Nicholas. "Om,,, tolong selidiki untuk apa suami saya ambil uang sebanyak ini tiap bulannya, dan mulai sekarang,,, saya mau laporan keuangan apapun, laporkan pada saya juga. Tapi jangan sampe suami saya tau" ujar Wulan. "Baik Buk. Saya sendiri yang akan melaksanakan perintah Ibuk tanpa sepengetahuan Pak Langit" ujar Nicholas. Gala mengernyit saat mendengar pembicaraan tersebut. Ia bukan anak kecil lagi, tentu ia paham apa yang membuat Maminya semarah itu. Gala langsung memasang airpods di telinganya, agar Maminya tak tau jika ia mendengar pembicaraan tadi.

Gala melepas airpods-nya saat merasakan sentuhan di bahunya. "Kita berangkat ke rumah Oma yuk sayang" ujar Wulan tersenyum. "Apa Mami selalu gini ya? Baru aja tadi Mami marah karena ulah Papi, tapi sekarang Mami masih bisa senyum seolah gak terjadi apa-apa" gumam Gala dalam hati. "Hey,,, malah bengong" ujar Wulan. "Maaf Mi. Abisnya Mami cantik banget" ujar Gala menutup album yang tadi ia lihat dan meletakkannya kembali di tempat semula. Setelahnya mereka pun segera berangkat menuju mansion Fajar, karena kebetulan saat ini Zheva juga sedang berada di Indonesia. Tak lama kemudian, mobil Wulan memasuki pekarangan mansion Fajar.

"Ayo sayang" ujar Wulan membawa Gala keluar dari mobil. Tak selang beberapa lama setelah memencet bel, pintu utama tersebut akhirnya terbuka. "Astaga Princess... Mami kangen banget sama kamu" ujar seorang wanita yang langsung memeluk Maminya. "Aku juga kangen banget sama Mami" ujar Wulan balas memeluk Zheva. "Eh, yang ganteng ini siapa?" tanya Zheva saat melihat Gala. "Ini Galaxio loh Mi. Mentang-mentang udah lama gak ketemu ya, muka cucu sendiri sampe lupa" ujar Wulan. "Sini sayang" ujar Zheva meminta Gala mendekat dan langsung memeluknya. "Kamu ganteng banget sih, persis kayak Papi kamu" ujar Zheva. "Tapi aku maunya kayak Om Fajar Oma" ujar Gala membuat Zheva melerai pelukannya dan mengernyit.

"Loh? Kenapa pengen kayak Om Fajar?" tanya Zheva. "Supaya aku bisa jagain Mami kayak Om Fajar jagain Mami dulu" ujar Gala membuat dua wanita itu tertegun. "Dia makin ngefans sama Kak Ganen setelah baca buku novel yang diangkat dari kisah aku itu loh Mi" ujar Wulan. "Oalah,,, kamu beneran sesuka itu sama Ganen? Eh maksudnya Fajar" ujar Zheva yang diangguki oleh Gala. "Yaudah, kalo gitu ayo masuk. Oma bakal tunjukin ke kamu foto-foto dan kamarnya Fajar" ujar Zheva semakin membuat Gala sumringah. Setelahnya Zheva benar-benar menunjukkan kamar Fajar pada Gala, sedangkan anak  laki-laki itu tampak bersemangat mengelilingi setiap sudut kamar.

"Di sini banyak foto Mami ya Oma" ujar Gala merebahkan tubuhnya di kasur yang sudah sangat lama tak dipakai oleh pemiliknya itu. "Ya gitu deh, mau Papi kamu atau pun Fajar, sama-sama bucin sama Mami kamu" ujar Zheva. "Tapi Om Fajar lebih bucin, itu juga yang bikin aku kagum banget" ujar Gala. "Kamarnya nyaman. Mi, Gala mau ganti kamar jadi kayak ini boleh gak?" tanya Gala. "Boleh kok sayang. Nanti Mami bantu urus ya" ujar Wulan. "Kamu kalo mau main ke sini tinggal ke sini aja Nak. Oma udah bilang ke semua orang di sini kok untuk bebasin kamu di mansion ini. Jadi kalo kamu mau nginap sekali pun, gapapa. Kamu bisa pakai kamar ini" ujar Zheva.

"Wooaahhh,,, beneran nih Oma? Gala boleh main dan nginep di sini sepuasnya?" tanya Gala yang diangguki oleh Zheva. "Yeaayy,,, makasih Oma. Gala sayang Oma" seru Gala langsung memeluk Zheva. "Yaudah, Mami mau ngobrol sama Oma dulu. Gala mau di sini atau ikut?" tanya Wulan. "Gala di sini aja deh Mi. Boleh kan?" tanya Gala. "Boleh kok sayang" jawab Wulan. "Anggap aja kamar sendiri ya, kalo mau nonton atau mau ngapain, silahkan. Kamar ini punya kamu sekarang" ujar Zheva. "Nanti kalo udah puas di sini, susul aja Mami ke bawah ya sayang" ujar Wulan yang diangguki oleh Gala. Setelahnya Wulan dan Zheva pun beranjak dari kamar tersebut, sedangkan Gala benar-benar memuaskan rasa penasarannya dengan menelusuri kamar tersebut.

1
Maya Sari
gala slalu bilang maaf n takut kehilangan Luna tp gk peka masih aja pacaran sama Aruna Maruk gala ini ya.
pihak sekolah nya gmna ada tauran di sekolah kok gk panggil polisi sampai ada kasus penusukan bgtu kok anteng aja 🤦
Shadow Girl: pukul aja Gala-nya pukul 😌😌
total 1 replies
Max >w<
Characternya bikin terikat! 😊
paulina
Wajib dibaca!
Mưa buồn
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!