Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Siang harinya, Diki membawa Dian makan di sebuah restoran searah dengan arah menuju rumah Dian.
Diki sengaja membawa Dian makan siang berdua karna Diki ingin bertanya siapa yang membawanya ke club' itu, Diki yakin Dian tahu karna tidak mungkin seseorang akan membawa orang yang tak di kenal untuk di jual.
Setelah makanan sudah terhidang Diki pun minta Dian makan terlebih dahulu sebelum ia bertanya karna kalo bertanya dulu pasti makan tidak akan di makan.
Setelah selesai makan Diki memesan kopi buat teman ngobrolnya agar tidak terlalu tegang.
"Dian, boleh saya bertanya sesuatu sama kami?" tanya Diki.
"Mau tanya apa tuan?" tanya Dian.
"Siapa yang membawa kamu ke club' semalam ke apa kamu bisa sampe di sana?" tanya Diki datar dan itu membuat Dian takut.
"Bu.... Bu Marta tuan." ucap Dian lirih menundukkan kepalanya.
"Kenapa dia membawa mu kesana?apa kamu akan buahnya?" tanya Diki dingin. karna sebenarnya tidak ingin Dian menjawab pertanyaannya dengan 'iya'.
"Bu... Bukan tuan, Bu Marta menjual saya karna saya belum bisa membayar hutang saya tuan." jawab Dian lirih karna mengingat di mana semalam hampir saja kehilangan apa yang ia jaga selama ini.
Mendengar jawaban Dian seketika Diki mengetatkan kepalan tangannya, dia sangat marah saat mendengar Dian akan di jual karna hutang, harinya sangat panas dan ia tak suka itu.
"Berapa hutang kamu?" tanya Diki dingin.
"Li... Lima puluh juta tuan." jawab Dian tak berani menatap Diki karna takut tatapan Diki yang menusuknya itu.
Tanpa banyak kata Diki langsung mengetik sesuatu di handphone nya dan setelah itu dia kembali lagi pada mode dingin menatap Dian bagaikan menelanjangi tubuhnya dengan tatapan mata elang Diki.
"Sudah berapa lama kamu punya hutang sama dia?" tanya Diki.
"Sudah satu tahun tuan, dan dua hari lalu adalah jatuh tempo yang di berikan Bu Marta pada saya, tapi karna saya belum
bisa membayar saya meminta waktu satu Minggu lagi dan Bu Marta memberikan tapi kemarin saat saya masih di tempat kerja anak buah Bu Marta datang dan langsung membawa saya kesana dan Bu Marta bilang kalo saya melayani laki laki itu Bu Marta bilang hutang saya lunas." jawab Dian jujur menceritakan semuanya saat tak sengaja ia melihat tatapan mata Diki tadi seolah meminta ia untuk bercerita jujur padanya.
Deg..
Seketika darah Diki mendidih, membayangkan ke adaan Dian kemarin di tindih laki laki itu seketika membuat ia marah, meski kemarin Dian masih berpakaian lengkap tetap saja ia tak terima.
Berbeda dengan Clarisa dulu saat ia melihat Clarisa sama laki laki di hotel sedang bercinta ia merasa kecewa karna di khianati ia marah karna kecewa dan marah yang ia rasakan sekarang sama dulu ia merasa kali ini darahnya benar benar mendidih dan sungguh ia tak rela ada yang menyentuh Dian selain dirinya.
"Kita ke rumah kamu sekarang." ucap Diki dingin.
Sungguh Diki tak mengerti dengan dirinya sekarang, ia tak suka ada yang menyentuh Dian membayangkan saja rasanya darahnya mendidih, Diki tidak suka suasana hatinya sekarang yang resah dan berdebar saat memandang mata indah Dian yang berkilau serta senyum nya yang membuatnya tertular untuk senyum meski tak ada yang melihat tapi cukup bisa membuat hati Diki bahagia.
.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..