Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Academy
Setelah ribut kecil dengan Jargan, kini berada di kamarnya tengah memandangi senjata yang berhasil dia buat. Arlina begitu tidak sabar untuk besok.
"Aku tidaknya sabar untuk besok. Aku tidak tahu apa yang terjadi nantinya. Berharap semua berjalan lancar. " gumam Arlina.
"Kenapa seperti ini saja kau tidak bisa! "
"Cepat serang! Jika terus merasa kasihan sampai kau mati, kelinci itu tidak akan mati."
"Tapi kelinci itu masih hidup. Dia masih memiliki keluarga, tidak adakah objek lain? "
"Apa kau melawan ku hah! Tidak ada objek lain. Cepat bunuh, jika kau tetap bersikap lembek seperti ini jangan tunjukan didepan mataku! "
"Maaf ya kelinci, kau pasti ketakutan. Maafkan aku, sekarang pergilah. Aku membebaskan kamu. "
"Apa kau melepaskan kelinci itu! "
"I-iya.. "
"Bodoh! Cepat cari buruan lain. Jika kau tidak berhasil mendapatkan buruan jangan pernah untuk kembali sebelum kau menganti buruan yang kau lepas! "
" Haha.. Lihatlah tuan putri kita. Malang sekali. "
"Cih sok baik banget. Orang seperti itu ingin menjadi kesatria, membunuh kelinci saja kasihan apalagi manusia. "
"Sudahlah biarkan saja lagian ini bukan urusan kita. Selama bukan kita yang dihukum."
"Benar juga. Kita lihat bagaimana dia bisa melakukannya. Sejujurnya pergi kehutan untuk berburu adalah hal berbahaya. Jika dia tidak bisa melukai satu hewan sekalipun. Maka dia akan mati dengan cepat. "
"Aku setuju hal itu. Lagian aku yakin dia akan langsung kabur saat melihat monster. "
"Hahaha.. lemah tetaplah lemah. Dasar pecundang sampah tidak berguna! "
Arlina terbangun dengan terengah-engah dengan keringat membasahi dahinya.
"Mimpi ini? Sebenarnya ingatan apa ini. Apa ini ingatan dari masalalu aku? " gumam Arlina mengusap wajahnya frustasi.
"Ah sudah pagi. Lebih baik aku bersiap saja. " Arlina beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan diri dan bersiap.
"Kau terlihat pucat sayang. Apa kau sakit? " tanya Hikari khawatir melihat putrinya. Hal itu membuat Hikosi dan Jargan juga melihat kearah Arlina.
"Aku baik-baik saja bunda. " sahut Arlina.
"Kau yakin? " tanya Hikosi.
"Iya Ayah, aku tidak papa. " jawab Arlina.
Hikosi, Hikari dan Jargan mengangguk percaya. Memutuskan menghentikan pertanyaan meski mereka khawatir. Mereka tidak ingin membuat Arlina tertekan diawal masuk ke academy.
"Oh ya Arlina nanti kau langsung saja berkumpul di aula. Disana akan langsung pembukaan. " ucap Jargan.
"Baiklah Kak. "
****
PALACE KLINGHT ACADEMY
Arlina memasuki gerbang akademi bisa dilihat jika bukan hanya dirinya tapi banyaknya murid baru yang baru datang.
"Aish.. Ini aula nya dimana sih. Dari tadi tidak ketemu juga. Apa jangan-jangan aku nyasar? " gerutu Arlina.
Saat menyusuri koridor tak sengaja berpapasan dengan seorang pria. Terlihat pria itu melihat ke arah Arlina yang nampak kebingungan.
"Kau! " panggil pria itu.
Mendengar seruan seseorang, Arlina menoleh. Melihat seorang pria yang dia yakini senior disini menghampiri dirinya.
"Iya. " jawab Arlina.
"Apa kau tersesat? " tanya pria itu.
"Ah, iya. Aku sedang mencari aula tapi tidak tahu letaknya. " jawab Arlina.
"Aku akan mengantarmu. "
"A-ach.. Baiklah. "
Arlina mengikuti pria didepannya. Sepanjang jalan hanya kesunyian, karena memang pria itu dingin dan Arlina yang juga memilih diam karena tidak tahu ingin berbicara apa. Saat tengah sibuk dengan isi pikirannya akhirnya sampai. Terlihat pintu yang tercantum name ruang aula.
"Sudah sampai, kau masuklah. " ucap pria itu.
"Terimakasih. " ucap Arlina. Sementara pria itu pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata.
"Uh.. Cuek banget. Biarin lah bukan urusanku. " gerutu Arlina lalu memasuki aula.
Tanpa tau jika pria itu belum sepenuhnya pergi. Pria itu berdiri dibalik tembok yang ada ditikungan sebelah kiri dan pria itu tersenyum tipis mendengar gerutuan Arlina.
"Aku menemukanmu. " bathinnya.
*
*
*
Ceklek
"Oh Keandra kau baru datang. " ucap Andrean.
"Hm. " sahut Kendra dingin langsung duduk ditempatnya.
"Darimana saja kau. Tumben baru datang? " tanya Anshel.
"Ada murid tersesat mencari ruang aula, jadi aku membantunya. " jawabnya.
"Murid? Seperti apa? " tanya Fasya.
"Gadis. "
"Ciri-ciri nya? " tanya Vincent.
"Tinggi 162, rambut hitam panjang dengan kepangan kecil di rambut kiri, dan tubuh kecil."
Mendengar itu Jargan tadinya fokus dengan perkerjaan nya menoleh.
"Apa gadis itu membawa pedang di punggungnya? " tanya Jargan.
"Iya, gadis itu membawa pedang dipunggungnya."
"Kenapa? Apa kau kenal dengan gadis itu? " tanya Nikolas.
"Iya, dia adikku. " jawabnya membuat semuanya menatap Jargan kecuali Keandra.
"Eh, serius. Jadi beneran datang. " ucap Leandro.
"Kalau begitu apa kau tidak mengatakan letak aula kepada adikmu itu? " tanya Vincent.
Jargan nyengir menatap Vincent.
"Aku lupa. " jawabnya.
Mendengar itu membuat sahabatnya menghela nafas pasrah.
"Sudahlah kita pergi sekarang. Acara penyambutan murid baru akan segera dimulai. Kita harus pergi ke aula sekarang." ucap Nikolas.
Mendengar itu tujuh sahabatnya mengangguk. Keandra, Jargan, Fasya, Anshel, Nikolas, Vincent, Leandro, dan Andrean pergi dari ruangan mereka menuju aula.
****
Diruang Aula
Terlihat murid baru memenuhi kursi yang tersedia. Saat tengah tenang-tenangnya tiba-tiba terdengar suara bergemuruh dengan teriakan saat melihat delapan pria memasuki aula dimana dekapan pria itu dijuluki kesatria terkuat, yang terdiri satu pangeran dan tujuh bangsawan. Hingga kedelapan pria itu duduk di kursi khusus mereka sebagai kedudukan kesatria tertinggi.
"Astaga tampan sekali. "
"Apakah mereka itu pangeran? "
"Lihatlah, aura yang sangat mahal. "
"Aku dengar-dengar mereka kesatria terhebat loh. Bahkan mereka punya teknik dan keahlian yang berbeda."
"Mereka juga sangat tampan sekali. "
"Lihatlah cool banget. "
Suara bisikan-bisikan terdengar dari para murid baru kecuali Arlina nampak acuh. Namun matanya melihat kearah pria yang tak jauh dari kakaknya berada, dimana pria itu membantunya saat tersesat mencari ruangan aula.
"Bukankah pria itu yang membantu aku tadi? Jika dilihat tempat dan seragamnya, mungkin dia memiliki kedudukan yang sama dengan kakak Jargan. " bathin Arlina.
Hingga Arlina tersadar begitu mendengar seruan sapaan dari kepala sekolah.
"Selama datang semua diPalace Knight Academy. Perkenalkan aku Raymond Arvel kepala sekolah di academy ini. " sapa kepala sekolah.
"Perlu kalian ketahui. Ada beberapa tingkat di Academy. Mulai dari Rabbit untuk pemula, Rose blue untuk tingkat keunggul dasar, Snack Greenpeace untuk tingkat menengah, Silver Angel adalah tingkatan atas dan Golden Lion untuk tingkat khusus. "
"Untuk tingkat kalian bisa dibilang masih ditingkat rabbit atau pemula layaknya murid baru pada umumnya. Untuk tingkat rose blue dimana kalian lolos di ujian dasar untuk mengukur tingkat kemampuan kalian. Lalu tingkat Snack Greenpeace adalah tingkat dimana kalian memenangkan turnamen dengan berhasil mengumpulkan setidaknya satu koin emas sebagai bukti di setiap turnamen atau ujian antar academy. "
"Untuk tingkat silver angel adalah tingkat tertinggi di academy dan kebanyakan dari tingkat silver angel akan lebih sering menerima misi dan tingkat level Golden Lion adalah tingkatan kusus dimana tingkat itu lulus dan akan langsung diangkat sebagai kesatria kerajaan. "
"Setelah ini akan dilakukan ujian dasar untuk membuktikan kelayakan kalian untuk sampai ke tingkat rose blue. Dimana kemampuan pemula kalian akan diakui dan jika diantara kalian tidak lolos, tidak papa. Akan ada ujian setiap tahunnya dan kalian bisa berpatisipasi untuk itu. Tentu dengan ujian yang berbeda. Begitupun untuk sampai ke level tingkat Snack Greenpeace juga akan memiliki ujian level atas dan dengan ujian yang lebih sulit untuk menunjukkan kalian layak menjadi kesatria menengah. "
"Untuk ujian dasar kalian akan diuji langsung oleh mereka. " Semua murid langsung melihat kearah kedelapan pria yang sempat mencuri perhatian dan kehebohan sejak kedelapan pria itu masuk kedalam aula.
"Silahkan untuk kalian memperkenalkan diri dan posisi kalian untuk ujian dasar ini. " ucap Raymond.
Ketujuh pria itu bergilir berdiri satu-satu untuk perkenalan. Dimulai dari bagian kanan.
"Hai Anshel Ezio Margaret, panggil saja Anshel. Posisi sebagai pengukur kemampuan dalam cekatan dan tipu daya. "
"Andrean, Andrean Garra Shankara. Posisi penguji mental. "
"Nikolas Sanchez. Posisi sebagai ahli strategi. "
"Ravindra Vincent Alexander. Panggil saja Vincent posisi sebagai pelatih penunggang kuda. "
"Jargan Duke Rasanya Kimendra. Posisi uji beladiri. "
"Hai, Leandro Rashi Margenta dan panggil saja Leandro. Posisi pemanah atau penembak. "
"Rafasya Ocean. Posisi sebagai ahli peledak. " Ketujuh pria itu telah memperkenalkan diri mereka.
Lalu Tatapan mereka beralih kepada pria ditengah yang diam dari tadi dengan ekpresi datar dan dingin namun berwibawa.
"Silahkan pangeran. " ucap Raymond.
Keandra berdiri dari duduknya.
"Aku pangeran Keandra Kyle Minerrand. Aku menguji kalian dalam ketangkasan berperang pengunaan senjata terutama pedang. Namun aku hanya melakukan pengamatan dan untuk ujian kalian akan ada pelatih tersendiri yang melakukannya. " ucap Keandra dengan tatapan datar, suara dingin namun tegas dan berwibawa.
Sementara itu murid baru akademi terperangah dengan kagum bahkan tidak percaya.
"Wah ternyata benaran pangeran. "
"Pangeran melihat langsung kita akan diuji. Aku jadi tidak sabar untuk menunjukan kemampuan aku dihadapan pangeran. "
Sementara Arlina memandangi pria itu.
"Tidak aku sangka dia pangeran. Entah kenapa rasanya tidak asing " bathin Arlina.
"Jadi kalian sudah tau nama dan posisi mereka yang akan melihat sejauh mana kemampuan kalian. Bagaimana hasilnya tergantung kalian masing-masing dan penilaian kelayakan dari mereka."
Mendengar itu semua murid baru antusias tidak sabar untuk pengujian.
"Dari ujian dasar ini menentukan dimana level kalian. Semakin bagus nilai kalian dalam ujian maka class kalian akan naik, meski kalian masih murid baru di academy ini. "
"Selain itu di academy telah memiliki banyak fasilitas, mulai dari tempat istirahat, perpustakaan, area latihan dan banyak lagi yang bisa kalian tempati. Jadi kalian tidak akan terbebani selama berada disini. "
"Kalau begitu setelah ini kalian akan langsung berada dihalaman untuk memulai pengujian dasar dan kalian semua diminta berkumpul dilapangan. Jadi persiapkan diri kalian dan kita ke lapangan sekarang. "
"Baik! " ucap para murid bersamaan.
Setelah itu para murid termasuk Arlina berhamburan keluar aula menuju lapangan untuk ujian dasar.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺