Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal di Tempat baru
Setelah berkemas dan semua barangnya telah siap pergi, tiba-tiba Neneknya datang menghampiri nya sambil menangis,
"Jangan tinggalkan nenek nak, bawah nenek pergi sama kamu, nenek tidak mau disini!! ". Sang nenek menangis tersedu-sedu mengemis kepadanya untuk tidak ditinggal kan.
" Bawah saja nenek kak, biarkan nenek ikut sama kita!! ". Ucap Rosyid yang tidak tegah melihat neneknya seperti itu.
" Nenek yakin mau ikut??, ini kan rumah nenek, nanti apa yang dikatakan tante jika kami membawa nenek!! ". Ucapku dengan gamang.
" Nenek mohon nak, nenek ikut kamu, nenek tidak mau pisah dari kamu!! ". Ucapnya memeluk kakiku.
Shofiyah mengangkat tubuh sang nenek karena dia tidak tega neneknya memohon seperti itu.
" Ya sudah, nenek naik mobil ya, aku akan ambil pakaian nenek dan juga berkas-berkas nenek". Ucapku mengkode adikku untuk mengangkat nenek untuk naik ke mobil.
Shofiyah kembali masuk kerumah tepatnya kamar sang nenek mengambil pakaian nenek dan berkas-berkas nya kemudian membungkusnya dengan sarung.
"Apa yang kau lakukan ha!!, saya sudah mengusirmu, kenapa kau masih ada disini??". Hardik sang tante.
Shofiyah tidak menjawab apapun pertanyaan sang tante tapi membawa bungkusan itu keluar menuju mobil truk yang ada didepan rumah karena lorong masuk rumahnya sempit. Bahkan motornya pun sudah ada didepan lorong.
"Mau dibawah kemana nenek kamu shofiyah, dia harus tinggal disini!! ". Teriaknya dengan lantang.
Para tetangga yang menyaksikan pertengkaran itu menggelengkan kepalanya, mereka tidak menyangka ternyata anak dari nenek baik hati itu adalah manusia serakah.
Shofiyah naik keatas motornya bersama sang adik sedangkan sang nenek duduk disamping sopir truk sedangkan para pekerja yang membantu mereka duduk dibelakang tepatnya tempat barang.
Sang Sopir mulai menjalankan mobilnya meninggalkan rumah itu. Begitu juga dengan shofiyah menjalankan motornya Disambut teriakan dari sang tante yang tidak digubris sama sekali oleh mereka.
"Kita mau kemana kak?? Tanya Rosyid yang berada dibelakang sang kakak.
" Kita cari kontrakan dan kita singgah makan malam dulu, kasihan pak sopir dan kawan-kawan nya". Ucap Shofiyah kemudian dibalas anggukan oleh sang adik.
Shofiyah mendahului mobil truk didepannya kemudian memberikan tanda untuk berhenti. Tepat di hadapan mereka ada warung coto besar untuk bisa mereka bersantap bersama.
"Kalian tidak keberatan kalau kita makan malam disini?? Tanya Shofiyah begitu melihat sang sopir dan teman-temannya turun dari mobil.
" Nak makanan disini mahal, tidak usah yah!! ". Ucap sang sopir tidak enak.
" Tidak perlu sungkan pak, setelah kita makan disini, bapak-bapak semua bisa istirahat sambil menunggu saya mencari kontrakan kebetulan disamping rumah makan ini ada mesjid". Ucapku dengan senyum lebar sehingga mataku menyipit.
"Tapi nak, nanti bagaimana denganmu??, kasihan kamu, kamu pasti perlu uang yang banyak!! ". Ucap pak Sopir memandangmu ibah.
" Alhamdulillah pak sopir, kakakku ini memiliki tabungan lumayan banyak, dia sudah berjualan sejak dia masih Kelas 1 SMA jadi tenang saja" Ucap Rosyid memandang mereka dengan senyuman menenangkan
"Kamu yakin nak?? ". Tanyanya dengan ragu.
" Benar yang dikatakan cucu lelaki saya pak, jangan melihatnya jika cucu saya ini masih kuliah, walau dia kuliah dia memliki uang yang cukup untuk hidup kami bahkan untuk kontrak rumah dan makan kami bahkan dengan bapak-bapak se RT juga". Nenek Shofiyah turun dari Mobil dibantu Rosyid.
"Tidak perlu sungkan bapak-bapak semua, insya allah saya akan teraktir bapak makan sampai bapak puas dan bayaran kalian saya naikkan menjadi 2 kali lipat, jadi bapak bisa membawa pulang rejeki lebih banyak untuk keluarga". Ucapku tersenyum.
" Terima kasih ya nak, semoga rejekimu lancar dan bertambah".
"Terima kasih pak, ayo kita masuk!! ". Ajaknya kepada mereka.
Rosyid membungkuk untuk menggendong sang nenek dibelakangnya agar tidak kelelahan berjalan. Lelaki pendiam itu memang sangat menyayangi sang nenek.
Mereka pun makan bersama dengan lahap terutama para pekerja, mereka bahkan menambah makan mereka berkali-kali .
Setelah makan dan Shofiyah membayar makanan itu, mereka singgah dimasjid sebelah rumah makan itu untuk beristirahat sesuai arahan Shofiyah.
"Kalian istirahat dulu disini sambil menunggu ku mendapatkan rumah, aku akan menghubungi kalian jika sudah menemukannya!! ". Ucapnya kepada mereka semua.
" Iya nak, kamu hati-hati biarkan kami menjaga nenek kamu". Ucap sang sopir.
"Terima kasih pak, saya akan meninggalkan adik saya untuk menemani nenek saya karena takutnya nenek saya mau buang air kecil atau apalah nanti. Takutnya bapak-bapak semua kerepotan!! ". Ucapku dengan tersenyum senang.
Sungguh Shofiyah beruntung karena mendapatkan pekerja yang sangat pengertian dan baik kepada mereka.
" Iya nak, tapi kamu hati-hati, ini sudah malam!! ". Ucap teman pak Sopir mengingatkan
" Siap pak, tolong berikan saya nomor telpon kalian agar saya bisa menghubungi kalian nanti jika saya mendapatkan rumah". Shofiyah menyodorkan Handphonenya dengan sopan.
"Ini nak".
" Terima kasih pak, aku pergi dulu!!, Rosyid jaga nenek yah!! ". Ucap Shofiyah pergi meninggalkan mereka.
Sebenarnya dia sudah mendapatkan tempat hanya saja dia mau mensurvei untuk melihat pasti tempat yang akan mereka tempati yang dekat dengan kampusnya. Dan itu juga dekat dengan sekolah sang adik. Karena adik perempuannya juga sudah kuliah dan di kampus negeri tidak terlalu jauh dari kampusnya.
Setelah mendapatkan rumah, Shofiyah membeli peralatan untuk membersihkan rumah ini sambil menunggu sopir datang. Rumah dengan 3 kamar ini menjadi pilihan Shofiyah untuk tinggal bersama. Dia menghubungi sang tante dan juga ayahnya untuk mengabarkan tempat tinggal mereka.
"Rumah yang bagus nak, nenek suka rumahnya". Sang nenek tersenyum begitu dirinya masuk kedalam rumah.
" Syukurlah jika nenek suka, aku sudah menyewanya untuk setahun kedepan ". Ucap Shofiyah memeluk sang nenek dengan sayang.
" Benar kata nenek kamu nak, pilihanmu bagus, sekarang tunjukkan kami letak barang yang akan ditempatkan supaya kamu tidak repot nantinya".
"Terima kasih pak". Ucap Shofiyah kemudian mengatur letak barang-barang mereka agar rapi.
Setelah semuanya barang-barang selesai ditempatkan. Shofiyah memberikan mereka minuman dan juga beberapa cemilan untuk dimakan untuk istirahat sejenak sebelum mereka pulang.
"Ini bayarannya bapak-bapak, sesuai janji saya tadi". Shofiyah menyodorkan amplop kepada mereka dan membaginya sesuai gaji dan kesepakatan mereka tadi.
" Terima kasih ya nak, kalau begitu kami permisi, assalamualaikum!! ". Ucap Mereka meninggalkan Rumah Shofiyah.
" Waalaikumsalam pak, hati-hati dijalan". Ucap Shofiyah melambaikan tangan kepada mereka.
Shofiyah membereskan tempat tidur sang nenek, agar neneknya bisa istirahat dengan baik sedangkan dirinya dan sang adik merapikan semua sisanya. Inilah kehidupan baru Shofiyah bersama sang adik dan juga neneknya.
Dia akan berjuang sekuat tenaganya untuk memberi kehidupan yang layak pada adik dan juga neneknya. Dia tidak perduli jika tantenya murka kepadanya karena membawa sang nenek pergi dari rumah padahal neneknya memiliki rumah sendiri.