Dyah permata baru saja menyelesaikan sekolahnya dia hanya berdua dengan adiknya yang berusia tujuh tahun. Dia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Bagaimana jika dia bertemu dengan anak perempuan yang berusia tiga tahun memanggilnya bunda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutia al khairat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjauh
Kejadian ditaman disaksikan oleh orangtua Azka dan pelayan yang melewati taman.
" Dad ini salahnya lihat putrinya sendiri tidak mau bersamanya" kata Mommy Atika melihat mereka dari jendela kamarnya.
" Beri waktu untuk cucu kita untuk menerima kehadiran Azka disampingnya" kata Daddy Ammar. " Semoga saja ini tidak akan lama" kata mommy Atika mengambil pakaian untuk suaminya.
Dyah menemani Aquira di kamarnya bermain boneka, Aquira menjadi diam sejak pertemuannya dengan Azka, Dyah tidak dapat berbuat apa yang bisa membuat Aquira kembalu senyum dia hanya memberi waktu untuk Aquira.
Tak terasa sudah waktunya Fathan pulang sekolah dan makan siang.
" Nona ayo kita kebawah sudah waktunya kak Fathan pulang sekolah" kata Dyah, Aquira menanggukann kepalanya. Dyah tersenyum dan memegang tangan mungil Aquira dan turun ke bawah.
" Cucu oma mau kemana sayang" kata mommy Atika sedang duduk di ruang tengah. " K as mi ingin menunggu Fathan di luar nyonya, sudah waktunya dia pulang" kata Dyah, melihat Aquira tak menjawab.
" Bunda ayo" kata Aquira, menggoyangkan tangan Dyah yang terus bicara dengan omanya, tanpa melihatnya karena ada Azka disana.
" Pergilah Dyah" kata Mommy Atika. " Permisi tuan, nyonya" kata Dyah, meninggalkan ruang tengah dan menunggu Fathan di luar.
Mommy Atika hanya melihat putranya diam dan dia menggekengkan kepalanya.
" Nyonya, tuan Azka ini minumannya" kata Bubi Ina mengantar minuman untuk majikannya.
Taklama Aquira masuk ke dalam dengan tangannya di pegang oleh Fathan sedangkan Dyah berjal as n di belakang sambil membawa tas Fathan.
" Nona tunggu kak Fathan harus memberi salam pada tuan dan. nyonya dulu" kata Fatha., Aquira menanggukan kepalanya dan melepas tangannya. Aquira mendekati Dyah dan memegang ujung pakaiannya.
" Salam tuan, nyonya" kata Fathan, mommy Atika tersenyum sedangkan Azka dengan dinginnya.
" Asssalamualaikum " kata Akbar, masuk ke dalam setelah dibuka pintu oleh pelayan. Akbar merasakan ketegangan sekitarnya.
" Selamat siang nona" Akbar menyapa Aquira. Melihat Aquira hanya diam membuat Akbar tersenyum tipis.
" Nona tidak boleh begitu jika ada orang yang yang lebih tua dari kita, maka kita harus menghormatinya" kata Dyah, mengelus rambut Aquira.
" Maaf bunda" kata Aquira, tertunduk, Dyah tersenyum sedangkan Akbar tidak menyangka bahwa putri sahabatnya sangat mematuhi pengasuhnya.
" Tidak kenapa nona" kata Akbar sedangkan Dyah merasa tak enak dengannya. Kemudian Fathan mengajak mereka ke kamarnya karena harus ganti pakaian.
Akbar menuju ke tempat Azka untuk menyershkan berkas.
" Tuan ini berkas yang anda minta" kata Akbar. " Bukankah baru besok kamu mengurus perusahaan, Azka? " Mommy Atika.
" Ya mom ini hanya laporan yang dikirim oleh Putra" kata Azka. Mommy Atika menanggukan kepalanya dan melihat putranya masuk ke ruangan kerja.
" Semoga kamu dapat mengambil hati putrimu, nak" kata Mommy Atika, melihat punggung putranya yang sudah menjauh.
Dalam kamar Dyah.
Dyah menemani adiknya untuk berganti pakaian dan merapikan kamarnya, Aquira sudah tertidur di sebelahnya.
" Kak Fathan merasa kasihan melihat tuan Azka yang diacuhkan oleh nona" kata Fathan, memakai pakaiannya, Dyah tersenyum sambil mengelus punggung Aquira.
" Tapi nona beruntung kak masih memiliki daddy walau mereka berjauhan" kata Fathan dengan sedih.
" Fathan teringat ayah dan ibu" kata Dyah, menatap kesedihan adiknya. Fathan menanggukan kepalanya dan tersenyum pada Dyah.
" Tapi Fathan tak sedih kak karena Fathan selalu mendoaakan mereka, dan ada kakak di samping Fathan"memeluk Dyah. Kemudian mereka tertidur bersama dengan Aquira di tengah.