Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Pakai sayap peri
Fitra malam ini tidak bisa ikut tahlilan karena harus masuk kerja jam delapan malam, sedangkan mulai tahlil saja sekitar jam itu juga. pokok nya di mulai selepas isya, sehingga dia pun tidak bisa ikut kerumah Tuan Tomo. yang penting dari pagi hingga siang sudah membantu acara penguburan, sebagai satpam memang jam kerja nya begitu.
Tomo juga memaklumi yang tidak bisa datang karena mereka memang punya kesibukan sendiri, apa lagi soal kerja maka sudah pasti tidak bisa di ganggu gugat. karena meteka semua juga butuh makan, bila tidak kerja nanti yang ada malah di potong gaji pula, maka mereka memutuskan untuk kerja.
Dan lagi yang datang lebih banyak dari pada yang tidak datang, Tomo orang nya cukup terkenal sehingga banyak rekan dan tetangga yang datang untuk berbela sungkawa. semua nya mengucapkan duka cita yang amat dalam, sebab dalam waktu satu hari saja dia sudah kehilangan anak sebanyak dua orang, bisa di bayangkan bagai mana rasa nya.
"Agak merinding begini ya." batin Fitra saat mulai memasuki kebun sawit.
Fitra memang bekerja sebagai satpam kebun sawit yang sangat luas ini, sebenar nya dia tidak sendirian apa bila sudah di dalam pos sana, tapi di perjalanan nya ini yang sendirian dan sama sekali tidak ada lampu apa bia sudah masuk lorong begini.
Grosaaak.
"Ya Allah!" Fitra kian merinding di buat nya.
Motor pun laju nya juga kian berat, padahal motor nya masih baru karena baru enam bulan yang laku ia ambil kredit. jadi tidak mungkin pula bila tidak punya tenaga, hingga hal yang paling Fitra takut kan malah terjadi juga.
"Kenapa harus mogok sekarang!" keluh Fitra saat mesin mati.
Selain takut akan hantu, di pertengahan sawit begini pun dia takut dengan hewan buas yang tidak lain adalah macan. sudah berulang kali mencoba di hidupkan, namun motor nya tetap saja bandel sehingga tidak mau hidup.
KRAAAAK.
"Malah kau sambar pula ranting itu, Ran! tambah takut lah dia." Nilam memukul besty nya.
"Eh kau tadi mendengar suara dari sebrang sana tidak?" Maharani mendengar suara lain.
"Ya itu yang membuat motor dia mogok, kau lihat arwah pria yang duduk di atas motor itu!" Arini menunjuk Razi yang boncengan.
"Kata Purnama yang mati kan wanita, kok itu laki laki?" Nilam memperhatikan dengan seksama.
Maharani melirik sahabat nya yang punya penampilan berbeda lagi, Nilam sebelum nya tidak punya sayap karena dia memang bukan ras hewan kekuatan yang di ambil nya. namun sekarang malah punya sayap sehingga membuat Rani heran, entah dapat dari mana dia mendapatkan nya.
"Kau dapat sayap dari mana, Lam?" Maharani memegang sayap Nilam.
"Tidak usah kau urus sayap ku, lihat itu Arini sudah datang kesana." Nilam tidak mau membahas.
"Aku mau tanya sayap mu pokok nya, ini punya Zahra yang sering untuk mainan jadi peri itu kan." tuding Maharani.
"Enggak kok!" Nilam cepat menggeleng dan mau menyusul Arini.
Namun Maharani sudah menarik nya lebih dulu, sehingga karet yang di sandang seperti tas tertarik kencang sampai putus. Maharani tertawa terbahak bahak karena ini memang sayap peri nya Zahra yang sering untuk mainan, tapi malah di ambil oleh Nilam.
"Sialan kau, Ran!" kesal Nilam tak habis habis merutuk.
"Gila ya kau, untuk apa kau pakai sayap pelangi begini?" Maharani tetap tertawa.
"Aku pengen punya sayap seperti mu, maka nya ku ambil sayap mainan nya Zahra." Nilam tersenyum malu.
"Ini kalau Purnama tau kau bakal kena amuk." ujar Maharani.
Nilam tidak menggubris nya dan malah memakai sayap itu lagi, sayap dengan warna pelangi yang sangat indah bila di pakai oleh anak anak. kalau dewasa yang memakai maka akan aneh, mana yang memakai juga setan karena setan nya iri melihat besty terbang menggunakan sayap dan Arini terbang menggunakan kafan hitam nya.
"SETAAAAAAN!" Fitra berlari kencang meninggal kan motor nya karena mendengar suara tawa Maharani.
"Kenapa kalian tertawa, dia jadi ketakutan!" Razi malah memarahi tiga wanita cantik ini.
PLAAAAK.
"Aduh!"
Kepala Razi di sambar dengan sayap Maharani hingga dia jatuh dari jok motor, dan seketika motor nya Fitra hidup lagi karena tadi mati memang gara gara dia yang menumpang.
"Dia takut gara gara kau, kenapa juga kau malah ikut naik motor!" Maharani memarahi Razi.
"Jangan jangan kau pas hidup tidak pernah naik motor ya, jadi pas mati ikut naik motor!" tuding Nilam.
"Apa kau orang yang melarat?" tanya Arini pula sekarang.
Razi kena mental menghadapi tiga setan yang sudah senior ini, mana tiga setan ini juga sangat sembrono sehingga siapa pun ketemu dengan mereka wajib waspada. di tambah Razi adalah setan baru, entah bagai mana nanti nasib nya di tangan tiga wanita cantik namun mematikan ini.
"Jawab, apa kau mendadak bisu!" bentak Maharani.
"Ah anu, anu!" Razi tergagap.
"Anu, Anu! anu mu itu yang ku bakar nanti." ancam Nilam sudah siap dengan api nya.
"Bulu saja dulu yang di bakar, kan jadi bagus seperti hutan terbakar lengkap dengan pohon yang berdiri tegak." Maharani terkikik geli.
"Emang kalau sudah mati begini masih bisa berdiri tegak, Ran?" tanya Arini yang masih polos.
"Coba lah kau buka celana nya, apa sedang tegak sekarang." suruh Nilam.
"Jangan! ku mohon jangan nodai aku." Razi ketakutan.
"Heh setan perut bolong, aku tidak mau juga melihat punya mu!" bentak Arini kesal sekali pada Razi.
Nilam dan Maharani tidak bisa berhenti tertawa karena mereka senang sekali bila sudah mengerjai orang atau pun setan baru, sebab mereka memang sangat usil bila sedang keluar kandang.
"Sekarang jawab, kenapa kau gentayangan?" ulang Maharani.
"Aku mau mencari pembunuh ku, aku tidak tau siapa yang sudah membunuh ku." lirih Razi pelan.
"Kok goblok sekali kau! masa yang membunuh pun kau tidak tau." sengit Arini.
"Ya tidak tau, aku memang tidak tau siapa pembunuh ku." isak Razi sudah menangis.
"Jangan nangis!" bentak Nilam paling anti melihat cowok lemah.
"Aku sedih sekali, aku gentayangan begini karena tidak tau siapa yang sudah membunuh ku." Razi mengusap air mata nya.
"Baru ini ada setan yang tidak ingat siapa yang sudah membunuh nya." Nilam berdecak heran.
"Ingatan ku hanya sampai saat Sukma datang, setelah itu aku tidak ingat lagi." jelas Razi.
"Di mana arwah adik mu sekarang?" tanya Maharani.
Razi menggelengkan kepala karena dia memang tidak tau di mana Sukma berada sekarang, karena mereka memang sudah di jalan masing masing dan sibuk mencari siapa yang sudah membunuh mereka.
salah satu di antaranya atau ke duanya 🤔
tapi nanti takut salah,mlah bukan ke 2nya,,,kasihan yg di tuding 😁😁😁
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..