NovelToon NovelToon
Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Anime / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:762
Nilai: 5
Nama Author: Rodiat_Df

Aditiya Iskandar, seorang Menteri Pertahanan berusia 60 tahun, memiliki satu obsesi rahasia—game MMORPG di HP berjudul CLO. Selama enam bulan terakhir, ia mencuri waktu di sela-sela tugas kenegaraannya untuk bermain, bahkan sampai begadang demi event-item langka.

Namun, saat ia terbangun setelah membeli item di game, ia mendapati dirinya bukan lagi seorang pejabat tinggi, melainkan Nijar Nielson, seorang Bocil 13 tahun yang merupakan NPC pedagang toko kelontong di dunia game yang ia mainkan!

dalam tubuh boci
Bisakah Aditiya menemukan cara untuk kembali ke dunia nyata, atau harus menerima nasibnya sebagai penjual potion selamanya?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiat_Df, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

item di pakai, defense +5

[Di Dalam Gubuk Terbengkalai]

Mereka bertiga mulai mencari di antara tumpukan barang-barang tua yang dipenuhi debu. Laba-laba dan serangga kecil berserakan di sana-sini, membuat Jay terus berjingkrak ketakutan.

Jay (berteriak sambil melompat ke belakang): "Ugh! Apa itu?! Sesuatu baru saja merayap di kakiku!"

Nijar (tertawa kecil): "Hanya serangga, Jay. Jangan terlalu drama."

Sementara Jay masih sibuk menepis imajiner serangga dari tubuhnya, Reiner berjalan ke sudut ruangan dan melihat sebuah lemari kecil yang tertutup debu tebal.

Reiner: "Ah, mungkin di sini…"

Ia meraih gagang lemari itu dan menariknya. Engsel tua berdecit keras saat lemari terbuka, memperlihatkan beberapa benda di dalamnya.

Reiner (tersenyum puas): "Nah! Aku menemukannya."

Nijar dan Jay segera menghampiri dan melihat beberapa item sihir di dalam lemari itu. Ada sebuah cincin yang berkilauan samar, belati kecil dengan ukiran aneh di gagangnya, serta sebuah kristal berwarna kebiruan yang tampak seperti menyimpan energi di dalamnya.

Nijar: "Ini… benar-benar item sihir?"

Reiner: "Ya. Ini adalah beberapa item yang tidak terpakai. Ayahku menyuruh membuangnya, tapi aku menyimpannya di sini."

Jay, yang masih sedikit ragu, mengamati item-item itu dengan penuh waspada.

Jay: "Apa tidak berbahaya menyentuh barang-barang ini?"

Reiner (tertawa kecil): "Tentu saja tidak. Kalau pun berbahaya, aku yakin kita akan tahu dengan cara yang tidak menyenangkan."

Nijar mengambil salah satu item dan mengamatinya dengan penuh rasa ingin tahu. Entah mengapa, ia merasa ada sesuatu yang berbeda dari benda-benda ini.

Mereka membawa semua item sihir itu ke luar, dan Reiner mengeluarkan salah satu dari mereka—sebuah belati dengan ukiran merah di gagangnya.

Reiner (mengangkat belati itu): "Baiklah, kita mulai dari belati api ini. Ini item sihir sederhana yang biasanya dibawa orang saat berkemah."

Ia kemudian menggesekkan belati itu ke sepotong kayu di tanah. Dalam sekejap, api kecil menyala, cukup besar untuk memasak makanan sederhana.

Reiner (tersenyum): "Jika seseorang yang memiliki bakat sihir menggunakannya, apinya bisa langsung menyala lebih besar dan stabil. Tapi kalau hanya memiliki sedikit mana, apinya kecil dan cepat padam."

Jay berdecak kagum, sementara Nijar mengambil belati itu dengan ekspresi penasaran. Dalam pikirannya, ia teringat notifikasi yang muncul di dalam kepalanya—tentang roti, tentang notifikasi pelajar kemiren. Apakah ini berarti ia memiliki mana?

Ia menggesekkan belati itu ke kayu, menunggu sesuatu terjadi. Namun, tidak ada api yang muncul.

Jay (tertawa kecil): "Haha! Sepertinya kau tetap manusia biasa, Nijar."

Reiner (menggelengkan kepala): "Kalau kau memang tidak punya mana, hasilnya ya begini."

Nijar terdiam, menggenggam belati itu lebih erat. Ia mencoba lagi dan lagi, tapi tetap tidak ada percikan api.

Reiner (menghela napas): "Yah, tidak semua orang bisa menggunakan sihir, Nijar. Tapi kau tetap kuat tanpa itu, bukan?"

Reiner (mengangkat kedua tangannya dengan semangat): "Baiklah, sekarang aku akan latihan boxing dulu. Jay, kau ikut denganku!"

Jay (terbelalak): "Hah? Aku? Sejak kapan aku setuju untuk ini?"

Reiner (tertawa kecil): "Sejak kau datang bersamaku ke sini. Ayo, kau akan jadi partner latihanku hari ini!"

Jay (melirik Nijar, lalu kembali menatap Reiner dengan curiga): "Tunggu dulu… latihan macam apa ini? Kau tidak akan menghajarku habis-habisan, kan?"

Reiner (menepuk pundak Jay dengan keras): "Tentu saja tidak! Aku hanya ingin melatih teknik dasar. Jangan khawatir, aku tidak akan memukulmu terlalu keras… mungkin."

Jay (mengerutkan alis, mundur selangkah): "Mungkin? Aku makin tidak yakin!"

Nijar (tertawa kecil, lalu mengangkat belati api): "Jay temani saja reiner aku masih ingin mencoba benda ini."

Jay (menghela napas dalam, lalu menunjuk Nijar): "Baiklah, Nijar, aku akan latihan. Tapi kalau aku babak belur, kau harus membelaku!"

Reiner (menarik tangan Jay ke arah lapangan latihan): "Haha! Jangan terlalu banyak alasan, Jay. Ini akan menyenangkan!"

Jay (berusaha melepaskan diri): "Tidak! Aku belum siap mental!"

Sementara itu, Nijar tersenyum kecil dan kembali fokus pada belati api di tangannya, mencoba memahaminya lebih dalam.

BEBERAPA JAM KEMUDIAN

Nijar menghela napas panjang. "Kenapa tidak berhasil juga?" pikirnya sambil memandang belati api yang kini terasa dingin di tangannya. Berkali-kali ia mencoba menggunakannya, tapi tetap saja tidak ada reaksi.

Ia mulai menyerah, meletakkan belati itu ke tanah, lalu mengalihkan pandangannya ke item sihir lainnya. Di antara beberapa benda yang dibawa Reiner, matanya tertuju pada sebuah cincin kayu sederhana.

"Apa ini?" gumam Nijar, mengambil cincin itu dan memasukkannya ke jari.

Tiba-tiba, sebuah notifikasi muncul di dalam kepalanya.

> [Defense +5]

Mata Nijar membelalak kaget. "Apa ini? Kenapa aku bisa mendapatkan efek dari item ini?"

Ia menatap cincinnya dengan takjub, lalu mengepalkan tangannya, mencoba merasakan perubahan di tubuhnya. Apakah ini berarti dia bisa menggunakan sihir?

Sementara itu, tak jauh dari sana, Jay sedang menghadapi penderitaan terbesarnya hari ini.

"Urgh! Itu sakit, Reiner!" keluhnya, meringis sambil memegangi lengannya.

Reiner hanya tertawa santai, memasang posisi bertarung lagi. "Kau yang bilang ingin mencoba sparing denganku, jadi jangan mengeluh!"

Jay menghela napas panjang. Sebenarnya, dia tidak pernah mengatakan ingin bertarung, tapi Reiner sudah memaksanya sejak tadi. Sekarang tubuhnya dipenuhi bantalan pelindung, mulai dari dada, lengan, hingga kaki, membuatnya terlihat seperti samsak tinju berjalan.

Reiner meninju ke arah Jay lagi. "Ayo, coba tangkis ini!"

"Aku tidak bisa! Aku bukan petarung!" Jay mencoba mundur, tapi tinju Reiner tetap mengenai perutnya—meskipun dengan kekuatan yang sudah dikurangi.

"UGH! Kenapa aku masih merasa sakit meskipun pakai pelindung ini?!"

Reiner hanya terkekeh, "Itu karena aku tetap lebih kuat darimu!"

Jay mendesah lemah. "Aku tidak akan selamat dari latihan ini..."

Di sudut lain, Nijar hanya bisa mengamati mereka dengan ekspresi bingung. Tapi yang ada di pikirannya sekarang bukan pertarungan mereka, melainkan cincin kayu yang baru saja ia kenakan. Ada sesuatu yang aneh tentang dirinya—dan dia harus mencari tahu lebih lanjut.

1
Rosita Rose
seru nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!