Semua orang pasti memiliki pernikahan impiannya, begitu pula dengan Kaila Sasmita.
Seorang gadis cantik yang harus merelakan pernikahan impiannya yang sudah di depan mata hancur lebur berganti dengan rasa sakit yang teramat dalam. Pria yang di cintainya selama beberapa tahun belakangan ini nyatanya dengan tega bermain di belakangnya, dan lebih sialnya wanita itu tak lain adalah saudaranya sendiri. Di tengah rasa sakit hatinya, Kaila bertemu dengan seorang Brian Davis yang tiba-tiba saja menawarkan sebuah hubungan karena juga mengalami hal yang serupa.
Ingin hubungan yang normal seperti lainnya, namun apakah semua itu bisa sedangkan hubungan mereka saja berawal dari sebuah sandiwara.
*****
Bisakah hubungan Kaila dan Brian bertahan untuk selamanya? akankah kisah mereka berakhir dengan hubungan yang sebenarnya? Ikuti kisah pernikahan penuh drama dari Kaila dan Brian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DTMC 28
Resepsi pernikahan Nathan dan Ica di adakan di ballroom hotel ... pesta pernikahan yang mewah dan di hadiri oleh begitu banyak tamu undangan yang terdiri dari para kerabat, pejabat, artis juga para kolega bisnis baik dari tuan Bili maupun om Andreas dan Nathan sendiri serta tentu saja rekan dan kenalan dari Ica serta kedua orangtuanya.
Kali ini pengantin dan keluarga mengenakan pakaian dengan warna plum. Baik warna denim yang di pakai saat pemberkatan tadi maupun warna plum ini adalah dua warna dari beberapa warna favorit si pengantin wanita.
Ica di sini adalah seorang dokter gigi yang bekerja di rumah sakit yang merupakan rumah sakit keluarga Davis. Ayahnya adalah seorang pengusaha di bidang farmasi dan ibunya juga seorang dokter namun dengan spesialis yang berbeda. Begitu pula dengan kakak laki-lakinya yang ikut membantu usaha sang ayah ... ya bisa di bilang mereka adalah keluarga tim kesehatan.
"Keluarga kamu benar-benar keterlaluan mas." kata yang pertama kali ibu Yesi lontarkan saat baru saja masuk ke dalam tempat acara. Matanya langsung menatap ke arah keluarga mempelai yang berkumpul dan kembali menggunakan pakaian dengan warna senada.
"Sudahlah bu." sahut tuan Ferdian. Dalam hati pira patuh baya itu pun sangat kesal dengan keluarganya. Dirinya benar-benar sudah tak anggap di sini.
"Brian tampan banget." puji Isabela dalam hati dengan tatapan mata yang seolah tak bisa beralih dari sosok Brian yang ada di depan sana.
Lagi dan lagi tuan Ferdian dan keluarga mendengar bisik-bisik tak enak mengenai mereka. Semuanya sudah bisa menyimpulkan jika hubungan keluarga mereka tak baik hanya dari ketidak samaan warna pakaian yang di kenakan.
❤️
Saat keluarga berkumpul dalam satu meja yang sama untuk berbincang serta menikmati makanan mereka, tiba-tiba Kaila ijin untuk ke kamar mandi sebentar, rasanya kandung kemihnya sudah terasa begitu penuh dan tak bisa untuk di tahan lagi.
"Aku ke toilet sebentar ya by." pamit Kaila dengan berbisik di telinga Brian.
Sejak saling mengungkapkan perasaan dan aksi protes Brian akan panggilan yang di gunakan Kaila untuknya, Kaila mencoba untuk memanggil Brian dengan panggilan lain.
"Aku temani." kata Brian.
"Gak usah, aku bisa sendiri by ... cuma sebentar, oke." cegah Kaila saat Brian hendak bangun dari duduknya.
"Kamu yakin yank?" tanya Brian untuk memastikan.
"He'em." sahut Kaila dengan kepala mengangguk.
Melihat Kaila pergi dari sisi Brian membuat seseorang langsung menampilkan senyum licik di bibirnya. Dia pun lekas menyusul ke arah dimana Kaila berjalan.
Sengaja berdiri agak jauh sambil menunggu kondisi yang memungkinkan untuk memulai aksinya. Begitu sudah memastikan hanya Kaila seorang diri di dalam, barulah dirinya memulai.
Byur
Kaila yang baru saja baru beberapa langkah keluar dari toilet sambil membenarkan jam tangan yang di pakainya terkejut karena tiba-tiba ada seseorang yang menabrak dirinya di menyebabkan gaun yang dia pakai sedikit basah kerena terkena minuman.
"Oups basah." ucap Isabela dengan tangan yang berada di depan mulutnya.
"Kamu ... " kata Kaila dengan geram setelah tau siapa pelakunya. Dia sangat yakin jika wanita itu melakukannya dengan sengaja.
Tak ingin membuang waktu untuk meladeni mantan dari kekasihnya itu, Kaila lebih memilih untuk kembali lagi ke toilet guna membersihkan noda yang ada di pakaian miliknya.
"Semoga aja bisa ilang." gumam Kaila dengan mengambil tisu yang di beri sedikit air untuk membersihkannya. Karena minuman yang tumpah ke pakaiannya berwarna merah jadi sangat begitu kentara.
Setelah melakukannya berulang-ulang akhirnya noda itu benar-benar hilang. Dan untung saja di toilet juga di sediakan satu hair dryer jadi dia bisa menggunakannya untuk mengeringkan pakaiannya yang basah.
Tapi naas, begitu akan keluar ternyata pintu tak bisa di buka dari dalam. Beberapa kali Kaila menggedor-gedor pintu tersebut sambil berteriak-teriak namun sama sekali tak membuahkan hasil, apalagi di luar suaranya lumayan bising, campuran dari suara orang yang saling berbincang dan suara musik yang mengalun mengiringi acara.
Sedangkan diluar, Isabela tersenyum akan kemenangannya karena sudah bisa memberikan sedikit pelajaran untuk Kaila. Ya hanya sedikit, karena pada kenyataannya masih banyak rencana licik di otaknya untuk memberikan pelajaran pada Kaila di setiap ada kesempatan.
Dewi Fortuna nampaknya sedang berpihak padanya, karena saat ingin mengambil kotak sampah untuk di letakkan di depan toilet, matanya melihat sebuah tulisan di atas kotak tersebut, yaitu tulisan "RUSAK".
Memang sebelumnya toilet tersebut sempat rusak dan baru saja di perbaiki saat acara ini akan berlangsung. Mungkin cleaning service lupa untuk membuang tulisan ke dalam kotak sampah setelah melepasnya.
"M***us." kata Isabela sambil melenggang pergi dengan perasan yang bahagia.
❤️
Dug
Dug
Dug
"Tolong aku by." lirih Kaila yang sudah merasa lelah menggedor pintu sambil berteriak-teriak.
Di satu sisi, Brian yang tak kunjung melihat Kaila kembali merasa begitu gelisah ... mau menghubungi pun tak bisa, karena tas dan ponsel wanita itu saat ini ada padanya.
"Kenapa Bri?" tanya kakek Bili yang pertama kali menangkap kegelisahan cucunya.
"Bri, Kaila mana?" tanya nenek Rosa sebelum Brian sempat menjawab pertanyaan sang kakek.
"Kaila tadi pamit ke toilet nek." jawab Brian.
"Selama ini?" kata nenek Rosa lagi dengan heran. "Coba kamu susulin gih, siapa tau dia lagi sakit perut atau apa." sambungnya lagi.
Brian pun mengangguk dan pamit untuk menyusul sang kekasih.
Saat sampai di toilet yang sekiranya tadi di tuju Kaila malah melihat tulisan rusak di sana sehingga membuat Brian berbalik arah.
"Pak mau nanya, toilet yang bisa di gunakan ada sebelah mana ya?" tanya Brian pada salah satu pelayan.
"Toilet ada di sebelah kiri sama di sana itu tuan ... semuanya bisa di gunakan." jawabnya.
"Tapi bukannya yang di sana itu rusak ya pak." tunjuk Brian ke arah toilet yang ada Kaila di dalamnya.
"Memang sempat rusak kemarin, tapi sudah di perbaiki dan bisa di gunakan." jawabnya lagi.
Brian langsung kembali setelah mengucapkan terimakasih pada sang pelayan.
"Kai."
Dug
Dug
"Kaila." panggil Brian sambil menggedor pintu.
Mendekatkan telinganya ke arah pintu dengan harapan bisa mendengar suara Kaila dari dalam sana.
Kaila yang sudah menyerahkan kembali bangkit dari duduknya saat mendengar suara Brian dari luar.
"Brian, by!" teriak Kaila dengan sekuat tenaga dengan harapan Brian bisa mendengar suaranya.
Hati Brian langsung lega begitu mendengar suara Kaila dari dalam.
Pria itu pun langsung bergegas menggeser kotak sampah yang ada di depan pintu dan membuka pintu yang tenyata di ganjal menggunakan sapu sehingga tak bisa di buka dari dalam.
Cklek
Kaila langsung berhambur kedalam pelukan Brian saat matanya melihat pria itu membuka pintu. Kaila menangis di pelukan Brian. Rasa takut akan terkurung di dalam toilet semalaman sempat hinggap di pikirannya.
"Aku takut by." lirih Kaila di sela isakannya.
"Shutt ada aku sayang." sahut Brian tak kalah lirih.
Brian beberapa kali mengecup kepala Kaila sambil memeluk tubuh wanita itu.