THE WAR PRINCESS

THE WAR PRINCESS

Kelahiran

Saat itu adalah hari bahagia bagi seluruh bangsawan Kimendra atas kelahiran tuan putri mereka. Dan tuan putri mereka diberi nama Arlina Himmera Kimendra. Tuan putri yang disayangi dan kesayangan Hikosi Kamendra dan Hikari Lopez Kimendra.

Pesta meriah diadakan untuk memeriahkan atas kelahiran putri Arlina.

"Semoga putri Arlina diberikan umur yang panjang. "

"Semoga kebaikan senantiasa memberkati putri Arlina. "

"Semoga putri Arlina menjadi gadis cantik yang senantiasa hidup dalam berkhat dimanapun putri berada. "

"Selamat untuk Yang mulia tuan Hikosi dan nyonya Hikari. "

"Panjang umur untuk putri Arlina Himmera. "

Ucapan selamat dan doa ter panjatkan dan semuanya berbahagia.

Tuan Hikosi tersenyum mendengar ucapan baik dari orang-orang kerajan dan rakyat kerajaan. Begitupun yang dirasakan nyonya Hikari. Sementara untuk putri Arlina berada di ayunan bayi. Dan putra sulung Jargan Duke Rapasya Kimendra. Putra sulung tuan Hikosi dan nyonya Hikari yang duduk tak jauh dari sang ayah. Jargan juga merasakan kebahagiaan. Mendengar Ucapan dan doa tulus orang-orang untuk adik perempuannya.

...****************...

Lima tahun berlalu.

Tap

Tap

Tap

Seorang gadis kecil cantik dengan rambut hitam legam panjang sebahu dengan gaun merahnya berjalan di koridor meshion. Baik pelayan maupun perkerja lainnya langsung menunduk hormat setiap putri tuannya berjalan melewati mereka. Sementara sang putri tersenyum melihat mereka seakan tengah menyapa orang-orang yang dia temui.

"Arlina! "

Merasa namanya dipanggil. Anak kecil itu menoleh kebelakang.

"Kakak Jargan. " sapa Arlina melihat sang kakak laki-lakinya.

Terlihat pria tampan berusia 10 tahun dengan baju warna putih dan celana hitam mendekat kearah Arlina.

"Kenapa kau disini Ayah dan Bunda menunggumu? " tanya Jargan dengan lembut.

"Kenapa mereka menunggu aku? Apa ada sesuatu? " bingung Arlina yang belum menyadari.

Jargan melihat tatapan kebingungan adiknya menjadi kesal.

"Kamu ini bagaimana, hari ini kau akan dibaptis di gereja. " kesal Jargan.

Mendengar itu Arlina membelalak terkejut saat baru menyadari. Arlina menepuk dahinya.

"Astaga! Aku lupa. Baiklah aku akan siap-siap. Kakak langsung saja. Aku akan menyusul. "

Setelah mengatakan itu Arlina berlari menuju kamarnya. Jargan menghela nafas pasrah melihat sifat pelupa Arlina. Kemudian Jargan memutuskan untuk pergi untuk menemui Hikosi dan Hikari sembari menunggu Arlina.

"Jargan dimana adikmu? " tanya Hikari melihat keberadaan Jargan.

"Masih siap-siap bunda. " jawab Jargan.

"Dia lupa jika akan dibaptis? " tanya Hikosi.

Sementara Jargan mengangguk sebagai jawaban. Hikosi dan Hikari menghela nafas karena sifat putrinya itu.

Cekrek

Pintu dibuka, baik Hikosi, Hikari dan Jargan menoleh kearah pintu.

"Ayah, Bunda, Kakak. Aku sudah siap. " ucap Arlina berjalan mendekat.

"Baiklah. Kalau begitu kita berangkat. " ucap Hikosi lalu berjalan mendahului bersama Hikari dengan diikuti Jargan dan Arlina dibelakang.

Hikosi, Hikari, Jargan dan Arlina berangkat menaiki kereta kuda. Selama perjalanan mereka berbincang untuk menghilang kebosanan. Yang menjadi dominan adalah Jargan dan Arlina.

"Arlina kau akan mendapatkan berkah dari dewa dan dewa akan memberkatimu. Yang mana akan menjadi tujuanmu. " jelas Jargan.

"Apa Kakak juga seperti itu dulu? " tanya Arlina.

"Iya. Kakak dulu juga dibaptis digereja. "

"Jadi apa yang Kakak dapatkan? "

"Kakak mendapatkan berkah dari Dewa pencipta. Lihat simbol ini, "

Arlina melihat simbol dibahu Kakaknya berupa simbol kesatria berupa perisai dan tombak.

"Simbol ini bermakna sebagai pelindung. Berarti arah tujuan sebagai kesatria pelindung. Dari simbol dan berkat yang kakak terima. Kakak mendapatkan kekuatan anti tebas. "

"Apakah ada yang memiliki simbol sama? "

"Banyak. Tergantung bagaimana orang itu berlatih dan berusaha. Jadi kekuatan terukur batas makna mereka dan seberapa gigih berlatih. Dan Kakak berharap kau mendapatkan banyak berkat dan simbol yang berada diatas kakak. "

"Kenapa? Bukankah jika begitu aku akan melewati kakak? "

Jargan tertawa pelan melihat raut wajah tidak enak dari Arlina.

"Kakak tidak masalah jika itu terjadi. Karena kakak percaya jika semakin tinggi berkat orang itu maka tugas yang diemban akan semakin berat. Kakak hanya berharap jika kau mendapatkan berkat yang tinggi kau tidak menjadi gadis yang sombong dan angkuh. Tetaplah bersikap rendah hati kepada siapapun. " harap Jargan.

Arlina tersenyum mendengarnya.

"Siap! Aku akan mematuhi perintah. " ucap Arlina sambil hormat. Melihat itu Jargan tersenyum gemas dan mengacak-acak rambut Arlina.

Sementara Hikosi dan Hikari tersenyum mendengar percakapan kedua anaknya. Melihat kerukunan dan kasih sayang serta kebahagiaan membuat mereka sebagai orangtua merasakan kebahagiaan.

Setelah lama perjalanan akhirnya sampai digereja. Dimana Arlina akan dibaptis. Digereja ini juga Jargan dulu dibaptis.

"Selamat datang tuan Kimendra. " sapa pendeta dengan sopan.

"Terimakasih pendeta. Hari ini tepat Arlina menginjak usia lima tahun. Sudah saatnya Arlina dibaptis. " ucap Hikosi.

Pendeta mengangguk mengerti.

"Pembaptisan akan dimulai. "

Hikosi mengangguk. Lalu bersimpuh dihadapan patung dewa yang diikuti Hikari dan Jargan. Begitupun dengan Arlina hanya posisinya lebih maju.

"Putri Arlina Himmera Kimendra hari ini berusia 5 tahun. Mohon kebesaran dan terberkati lah dengan dengan arah dan tujuan. Agar mendapatkan keselamatan. " ucap pendeta didepan patung dewa.

Beberapa detik kemudian.

Patung dewa bersinar memenuhi gereja.

...****************...

"Cepat kita harus mengalahkan musuh. "

"Awas! "

Jleb!

"Putri! "

"Aku tidak papa. Aku tidak akan mati sebelum membunuh semua musuh. "

"Kau pikir kau bisa membunuhku secepat itu. Aku tidak akan mati sebelum membunuhmu Xander! "

"Kau terlalu banyak bicara Mera! Kau sebentar lagi mati dan aku akan menang. "

"Jangan sombong. Aku akan membunuhmu. Rasakan ini. YAAAAKKKK! "

CRASSS

BRUKKK

"Kita menang. Pemimpin musuh telah dikalahkan. Menang.."

BRUKKK

"Mera! "

Arlina membuka mata melihat sekeliling dimana semuanya putih.

"Ingatan apa tadi? Dan ini dimana? " ucap Arlina kebingungan dengan memegang kepalanya dan menatap sekeliling serba putih kecuali bajunya.

"Kau sudah datang, Mera. " ucap seseorang.

Arlina menoleh dan melihat seseorang yang diyakini Arlina seorang pria. Pria dewasa itu memakai baju abu-abu dan jubah warna hitam. Pria itu membawa pedang.

"Siapa kau? Ini dimana? "

Sementara pria itu tidak menjawab pertanyaan Arlina tapi tersenyum tipis menatapnya kearah Arlina. Entah kenapa senyuman pria itu begitu menenangkan dan Arlina merasakan perasaan yang aneh.

Tes

Arlina menyentuh pipinya. Basah itu yang dia rasakan.

"Kenapa aku menangis? " Arlina kembali menatap pria itu.

"Dia adalah masalalumu? " ucap seseorang lagi dan kali ini juga pria hanya saja bajunya yang warna coklat dengan zirah dan rambut pria ini panjang dengan wajah buram alias tidak terlihat oleh matanya.

"Ka-kau... "

"Oh aku adalah dewa perang. Kau berada ditempatku. Kau bisa manggil aku Alleric. "

"Bukankah aku dibaptis? Lalu siapa pria itu dan ingatan apa tadi? " tanya Arlina.

"Ingatan yang kau lihat adalah ingatan dikehidupan masalalu kamu. Dengan arti kau terlahir kembali menjadi Arlina. " jawab Alleric.

Arlina terkejut mendengarnya dan kembali mendengarkan penjelasan Dewa didepannya.

"Kau terbunuh saat berperang dan itu adalah perjuangan yang sangat besar. Kau terlahir untuk mengemban tanggung jawab sebagai gadis perang. Karna sebentar lagi terdapat serangan yang tidak bisa diatasi dengan mudah oleh manusia biasa. " jelasnya.

"Jadi dikehidupan kali ini. Aku akan dihadapi dengan peperangan lagi dan aku yang harus mengambil peran itu? "

Alleric mengangguk.

"Iya kau benar. Perang kali ini akan berbeda namun akhir perang ini tidak akan sama seperti masalalumu. "

"Tapi kau tidak perlu khawatir. Kau tidak akan sendiri. Kau akan mendapatkan rekan dan.. " Alleric melihat pria disampingnya.

"Dia. "

Arlina melihat kearah pria yang sejak awal menatapnya. Membuat perasaannya tidak karuan untuk pertama kalinya.

"Siapa pria itu? Aku merasakan getaran aneh saat bertatapan dengannya? "

Alleric tersenyum begitupun pria itu.

"Ingatan itu akan datang sendiri seiring berjalannya waktu sampai kau bertemu dengannya suatu saat nanti. "

Arlina mendengus karena dewa didepannya tidak menjelaskannya. Lalu pria yang dari tadi diam mendekat kearah Arlina dan berdiri didepannya.

Tak

"Akhhh! " Arlina mengusap keningnya yang disentil.

"Kau akan mengingat dari sentuhan itu. " ucap pria itu.

"Sekarang saatnya kau kembali. Aku akan membekalimu dengan pengetahuan dan kekuatan peperangan. Sampai dimana kau mengetahui tujuanmu dan disanalah kau akan memulai perjalananmu. Ditambah pengetahuanmu dikehidupan masalalumu. Bersamaan ingatanmu akan perlahan dikembalikan. " ucap Alleric.

"Sampai ketemu, Meraku. " ucap pelan pria itu. Sebelum semuanya memudar dan menghilang.

Terpopuler

Comments

Naturelight

Naturelight

bru ngintip
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺

2025-01-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!