Karena kecantikannya yang eksotik, sudah banyak pria yang melamar wanita yang bernama Yolanda. Namun, mereka ditolak semua.
Mulai dari Pria Penjual bakso, seorang Kuli Bangunan bahkan seorang Guru Honorer.
Mereka semua ditolak semua lamaran pernikahannya oleh Yolanda. Ia merasa semua pria tersebut belum bisa memenuhi keinginannya.
Yolanda akan mau menikah, jika ada pria yang bisa memberi mahar sebesar satu miliar, satu mobil mewah dan satu rumah megah. Alasan Yolanda meminta mahar dibluar logika tersebut karena banyak pria yang menyia-nyiakan seorang istri bahkan di kondisi ekonomi saat ini yang serba mahal.
Ada sih, pria kaya yang melamar Yolanda, tapi pada akhirnya ia tolak karena pria kaya tersebut perhitungan. Padahal usia Yolanda sudah memasuki 25 tahun.
Apakah Yolanda menemukan pria idamannya? Ataukah akan menjadi jomblo sampai tua? Ikuti kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuatkan Aku Tuhan!
Malam pun tiba. Yolanda belum bisa menerima keadaan dirinya yang berubah buruk rupa. Wajahnya yang cantik kini mengalami cacat sehingga kulitnya agak gelap.
Namun, Dokter dan Reynan masih melihat aura kecantikan pada wajah Yolanda yang selesai dioperasi.
Yolanda melempar peralatan makan tepat di di depan Dokter wajahnya tampan. Mirip dengan Xuzhibin Soleil.
"Tenang Nona. Jangan terlalu berisik! Ada pasien di samping Anda yang juga butuh ketenangan."
Dokter tampan itu menasihati Yolanda yang sedang depresi agar diam dan tidak terlalu berisik sambil meletakkan dua jarinya di dekat hidung.
Nasihat Dokter manjur. Yolanda langsung terdiam dan mulai menenangkan diri kembali.
"Dokter. Izinkan saya besok pulang ya? Biarkan saya istirahat di rumah. Saya sudah sehat kok? Saya nggak mau wajah saya dilihat oleh banyak orang!" kata Yolanda sambil menundukkan kepala dan masih menitikkan air mata.
Dokter menghela nafas dalam. "Boleh. Tapi besok saya harus ikut Nona! Saya akan memeriksa secara rutin di rumah Anda sehingga saya harus ikut agar saya tahu alamat Nona!" ujar Dokter yang tergerak hatinya ingin tahu di mana rumah Yolanda.
Wajah Reynan berkerut. "Loh, bukannya Yolanda harus rutin ke rumah sakit Dok? Memangnya Dokter ada luang waktu untuk Yolanda?" tanya Reynan yang sedikit cemburu.
Dokter itu tersenyum. "Saya akan meluangkan waktu untuk memeriksa Nona Yolanda di rumah! Nona Yolanda tidak boleh bergerak terlalu aktif dulu. Dan biarkan ia beristirahat yang cukup. Yasudah. Jika Nona Yolanda akan pulang, saya mengizinkan! Persiapkanlah Mas Reynan! Nanti saya akan ikut kalian! Yasudah, saya persiapan dahulu. Kebetulan jadwal tugas saya hari ini sudah selesai. Besok pagi, Nona Yolanda bisa pulang. Selamat malam."
Dokter itu kembali ke ruang khususnya dan ingin beristirahat.
"Yolanda, ini udah malam, kamu tidur dulu gih? Kasihan kalau kamu mikirin masalah terus! Semangat dong, masa depan kamu masih panjang. Aku masih setia menunggumu."
Reynan yang masih setia menemani Yolanda, memberi semangat kepada wanita itu. Bagaimana pun keadaan Yolanda, Reynan tetap setia.
Yolanda menatap Reynan dengan tatapan sinis. "Kamu pergi saja Rey? Aku dah nggak mau lihat kamu lagi! Kamu dah merusak hidupku yang tenang. Kamu menghancurkan masa depanku!"
Yolanda masih dendam dengan Reynan dan mengusir pria tersebut tanpa basa basi.
Reynan menggelengkan kepala. "Nggak Yol, aku nggak akan pergi begitu saja. Aku ingin menebus kesalahan fatalku ini! Aku menyesal!"
Reynan tetap kéras kepala dan tidak mau pergi begitu saja.
"Sialan kamu Rey! Yasudah kamu keluar saja! Aku mau tidur sendiri! Cepat keluar!!!"
Yolanda menyuruh untuk keluar dari ruangan rawat inapnya. Yolanda sedang ingin sendiri.
Reynan mengangguk sendu. "Baiklah aku akan keluar, jika butuh bantuan bisa telepon aku! Aku lihat, ponsel kamu masih bisa dipakai. Kalau kamu butuh sesuatu, telepon aku!"
Reynan memberikan gawai kepada Yolanda. Ponsel milik Yolanda untungnya masih bisa diselamatkan saat jatuh di aspal.
Yolanda menerima ponsel tersebut dan akhirnya Reynan pergi keluar dari ruangan tersebut dan menuju ruang tunggu. Karena ia sangat mengantuk, akhirnya Reynan tertidur sampai pagi.
***
Pagi pun tiba. Reynan mulai mengerjab. Ia mengucek matanya dan tidak lama tersadar. Ia langsung loncat untuk memastikan bahwa Yolanda sedang baik-baik saja.
"Aku harus ke ruangan Yolanda!"
Dengan langkah cepat ia memasuki ruangan pujaan hatinya.
Ceklek!
Reynan mulai membuka pintu ruangan tersebut. Ia terkejut. "Hah, Yolanda nggak ada? Ta—tapi selang infusnya masih bertengger di sana! Apa dia melarikan diri? Sial? Kenapa aku bisa ceroboh? Lagi-lagi dia menghilang, padahal aku ingin melindunginya. Yol, kamu kok seperti tikus yang suka lari-lari! Aku harus bertanya kepada Suster sekarang!"
Reynan berlari dengan nafas yang terengah-engah berharap bisa menemukan Yolanda. Setelah sampai, ia segera menanyakan kepada salah satu petugas medis.
"Suster, apakah pasien atas nama Yolanda dipindahkan di ruangan khusus? Kos sekarang dia nggak ada di ruangan rawat inap?" tanya Reynan memastikan. Ia berdiri di depan ruangan medis berada.
"Sebentar Kak, saya cek."
Kemudian, dia menanyakan kepada teman-temannya tentang pasien yang bernama Yolanda.
"Ma—maaf Kak, Nona Yolanda diduga melarikan diri! Jam dua pagi tadi Nona Yolanda dikabarkan masih ada di ruangan rawat inap. Dan setelahnya mungkin dia melarikan diri! Kamu akan mengecek kembali ke ruangan pasien Nona Yolanda! Mari ikut kami!"
Beberapa petugas medis memastikan apakah Yolanda benar-benar pergi tanpa pamit dari ruangan tersebut. Reynan pun juga mengikuti para petugas tersebut.
Setelah sampai, Para petugas medis terkejut. "Benar, Kak. Nona Yolanda melarikan diri! Bagaimana ini? Kami dari pihak medis juga bingung. Apakah Kakak mau mencari?"
Petugas medis bingung karena kejadian langka menimpa rumah sakit tersebut yang jarang ada pasien menghilang.
Tidak lama, Dokter tampan yang menangani Yolanda datang kembali. Raut wajahnya syok, ketika Yolanda tidak ada dan hanya menyisakan alat infus.
"Nona Yolanda melarikan diri? Sebenarnya ada apa ini mas Reynan? Kondisinya masih lemah, saya takut dia akan pingsan di tengah jalan. Apalagi dia wanita! Ayo kita cari Nina Yolanda, siapa tahu kita menemukannya!"
Dokter itu mengerahkan para petugas keamanan untuk mencari Yolanda. Dokter tersebut juga ikut mencari bersama Reynan.
"Baik Dokter Edward, kami akan memanggil petugas keamanan untuk mencari Nona Yolanda!" jawab perawat yang berkuncir kuda.
Tidak lama, Dokter Edward dan Reynan mulai mencari Yolanda di setiap jalan raya kota. Mereka sangat iba dengan keadaan Yolanda.
***
Kembali pada Yolanda.
Seorang wanita yang memakai gaun berwarna coklat, berbalut perban di wajahnya serta tanpa alas kaki berjalan terseok-seok menyusuri pinggiran kota. Ia juga membawa tas tenteng berwarna pink-nya yang selalu ia bawa ke mana-mana. Dan kebetulan tas tersebut masih utuh dengan dompet yang berisi uang dan kartu penting.
Ia ingin pulang sendiri tanpa bantuan Reynan dan Dokter Edward.
"Tuhan, semoga ada angkot yang lewat sini! Aku ingin pulang!"
Tak lama, angkot pun datang. Yolanda segera naik angkot tersebut. Hanya ada Yolanda yang satu-satunya penumpang yang ada di dalam angkot sehingga Yolanda merasa lebih nyaman.
Setengah jam kemudian, akhirnya ia sampai di depan gapura kampung Tanah lahirnya.
Ia turun dari angkot tersebut dan membayar kepada Abang angkot. Setelah itu ia melangkahkan kaki menuju rumahnya.
"Ha, ada wanita aneh! Wajahnya buruk sekali? Siapa kamu!"
Seorang wanita cantik semampai menyapa Yolanda yang sedang menuju rumahnya. Ia tertunduk lesu sambil menitikkan air mata.
'Ya Alloh, seburuk ini 'kah rupaku? Zulaikha memanggil aku dengan sebutan buruk? Tapi kenapa Dokter dan Reynan bilang aku cantik? Mereka munafik! Aku harus cepat sampai rumah. Aku takut melihat warga!' batin Yolanda yang berjalan begitu saja tanpa mengabaikan tetangganya yang menghina dirinya.
Yolanda nyelonong saja berjalan tanpa menggubris Zulaikha.
"Hai, kamu! Ditanya nggak jawab! Kamu orang gila? Ngapain kamu singgah di kampung kita? Kampung aku itu, wanitanya cantik-cantik. Nggak kaya kamu, sudah ada perban! Ada muka yang terlihat gosong tuh! Dasar mengerikan!"
Zulaikha terus mengolok-olok Yolanda. Yolanda sangat sakit hati hingga ia mengepalkan tangannya karena geram.
'Tuhan, kuatkanlah hamba jika aku orang benar! Aku tahu kau menguji aku. Aku harus kuat, walau hati ini hancur,' batin Yolanda sambil menatap ke bawah dan tidak menjawab pertanyaan dari Zulaikha. Ia masih belum bisa mengakui siapa sebenarnya dirinya.
kasihan yolanda..
❤❤❤❤❤
kan ada baret luka..
pasti Reynan akan menjauh..
tinggal gus rahman..
apa masih mau menerima?
akankah gus rahman masoh maubama yolanda..
❤❤❤❤❤
jatuhnya obsesi itu si reynan..
klao gus rahman kan tidak ..
ia ikhlaa aja...
❤❤❤❤
sapa yg bakal bantuin yolandaa dari cengkraman reynan
jgn dipendam..
siapa tahu yolanda mau nunggu Gus Rahman berjuang..
lanjutttt....
❤❤❤❤❤❤
jadi galau kan???
😀😀😀❤❤❤❤
akankah yolanda terima pak reynan???
bisakah gus rahman mengalahkan mereka???
lanjutttt..
❤❤❤❤
apakah yolanda tetap dgn satu milyarnya..
ataukah dia mau nungguin gus rahman aja..
❤❤❤❤❤❤
Aisyahhhhh..
siapa hayo jodoh yolandaaaa..
😀😀😀❤❤❤❤❤
yolanda akan milih siapa nantinya yaaa???
❤❤❤❤❤
apa masih baca iqra..
blm baca Qur'an?
❤❤❤❤
lak tenan..
gak.jati nrmnung tapi batalin..
😀😀❤❤❤
.
gmana yoh pak rojak..
main jogohinn anak aja
atau malah mau batalin?
penasarannn..
lanjutttt
❤❤❤❤❤❤