Satria Barra Kukuh atau lebih dikenal dengan Barra adalah seorang mantan mafia kejam pada masanya. Sejak kecil dia hidup dengan bergelimang harta namun haus akan kasih sayang orangtuanya sehingga membuat Barra mencari jati diri di dunia baru yang sangat bebas. Barra adalah pria yang tidak tersentuh wanita dan tidak pernah merasakan jatuh cinta sejak muda. Namun ketika usia nya telah matang dan dewasa dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang tengil dan bar bar.
Alina, gadis kecil berusia dua belas tahun lebih muda dari Barra yang mampu membuatnya jatuh cinta layaknya seorang abege yang baru saja masuk masa puber.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chococino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sisi lain sang kulkas dua belas pintu
Alina membuka ponselnya dan tersenyum ketika membaca kontak yang bernama 'Sayangku',tak lama kemudian gadis itu mengetikkan sebuah pesan singkat.
'Om mesum gila, saya bentar lagi pulang. Bisa jemput kah?' -alina
'Oke siap tetangga cantik yang suka menyelinap masuk. O te we. - barra
Alina senyum senyum sendiri membaca balasan chat yang dikirim oleh Barra.
"Kenapa Lo senyam senyum gitu? Kesambet Lo Lin?" tanya Anisa mendapati sahabatnya yang tengah duduk sambil senyum senyum sendiri
"Enggak. Ini om Barra bales pesan gue lucu." ujar Alina lantas memamerkan room chat nya pada Anisa
"Coba sini gue liat."pinta Anisa
"Nih kalo ga percaya." jawab Alina mengulurkan ponselnya dan memperlihatkan nya pada Anisa
"E buset, Lo panggil dia om mesum gila? Dan dia ga marah? Ajaib emang temen gue yang satu ini. Ck ck ck," ujar Anisa sambil menggelengkan kepalanya
"Oh my sugar Daddy.. sebentar lagi bakal jemput gue..."pekik Alina senang dan melompat lompat dengan girang
"Ya elah,, seneng amat mau dijemput sama om om doang. Palingan juga modelan om om hidung belang gitu, Lo heboh banget sampe segitunya?" cibir Anisa
"Serius gue bakal cium pantat Lo kalo Lo bilang dia ga ganteng!"ujar Alina merasa yakin
"Serius Lo cium pantat gue??? Hahaha deal! Mau liat seberapa tampan om om mesum gila Lo itu?!"ucap Anisa makin penasaran
Mereka berjalan bergandengan tangan sampai ke gerbang sekolah dan mengambil posisi duduk di bawah pohon jambu yang tak jauh dari gerbang
'Sudah sampe mana Om?' -alina
'sampe ke dalam hati kamu. -barra
"Astaga aaaaa om mesum gila lagi bucin sama gue Nis..." pekik Alina dan membuat beberapa siswa yang berada di sekitarnya menatap nya dengan sorot mata aneh.
"Apaan sih Lo Lin teriak teriak. bikin malu tau ngga? Itu Lo di liatin sama anak anak rohis...mampus Lo!" ujar Anisa sambil menonyor kepala Alina pelan
"Eh hee he iya sory.." ujar Alina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
Tinn tinnn
Sebuah klakson mobil membuyarkan obrolan duo sahabat itu. Anisa menjawil jawil lengan Alina yang masih betah menatap tulisan pada ponselnya.
"Apaan sih colek colek...gaje!" ucap Alina sambil menepis tangan Anisa yang masih memegang ujung lengan seragamnya
"Ada pangeran tampan... O em ji.... ganteng banget Alin.... Liat itu!!" pekik Anisa tertahan sambil menatap seseorang yang baru dilihatnya dengan tidak berkedip
"Apa sih lo nis, ngga jelas banget deh ih?"omel Alina tanpa mengalihkan pandangannya pada ponselnya
Anisa lekas melepaskan pegangan tangannya pada ujung seragam Alina dan segera beranjak berdiri ketika pria tampan itu berjalan ke arahnya. Ia mendadak salah tingkah.
Pria itu yang tak lain adalah Barra, berjalan mendekat dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir mengisyaratkan agar Anisa tak bersuara. Bagai terhipnotis, gadis itu pun mengangguk saja
"Ehmm ehmmm!!" barra bersuara
"Diem Lo nis! Gue lagi nunggu balasan dari ayang embeb...! jangan berisik?" ujar Alina masih mode mengomel namun beberapa detik kemudian ia baru menyadari suara Anisa yang berubah seperti suara pria
Alina segera mendongak dan betapa terkejutnya dirinya mendapati pria yang tengah ditunggu nya tiba tiba berdiri menjulang di hadapannya.
"Isssh !! Om Barra! Kenapa ngga bilang kalo udah sampe?" ucapnya sambil menampilkan wajah tersipu malu
"Nunggu balasan chat dari siapa sih? Serius bangett?" tanya Barra sedikit kepo
"Ada deh pokonya! Mau jalan sekarang Om?" tanya Alina
"Oh ayo boleh." jawab Barra
"Loh tunggu tunggu. Mana motor om Barra? " tanya Alina sambil celingak celinguk ke sekeliling membuat Anisa menepuk keningnya sendiri.
" Lin, ini yang Lo maksud om Barra tetangga sebelah rumah Lo itu?" tanya Anisa sambil berbisik di telinga Alina dan ia mengangguk
"Iya ini om Barra. Oh iya om, kenalin ini sahabat saya namanya Anisa. Nis, ini om Barra." ujar Alina memperkenalkan keduanya
Barra menjabat tangan Anisa berkenalan sebentar setelahnya ia pun segera mengajak Alina untuk segera pergi.
"Ayok lin kita jalan. Saya bawa mobil." ucap Barra sambil menunjuk sebuah mobil Alphard berwarna hitam yang bertengger tak jauh dari tempat mereka berdiri
"Oh om bawa mobil? Kalo gitu Lo ikut kita aja Nis. Ntar gue anterin Lo sampe ke resto. Gimana? bolehkan om, temen saya nebeng bentar sampe ke resto papih?" cicit Alina sambil memasukan ponsel nya ke dalam tas.
"eh engga .. ngga usah Lin. Gue hari ini jatah libur jadi ngga ke resto bokap Lo. Gue pulang aja, Lo jalan aja ga papa Lin." cicit anisa
"Ayok bareng aja nis. Bener kata Alina, kamu ikut kita aja gak papa kok. Malah bagus kalo Alina mau ngajak temannya. Jadi kita ngga pergi berdua saja. Iya kan Lin?"
"Tuhhh apa gue bilang? Ayok lah ikut! eh ngomong ngomong Om Barra mau ajak saya kemana ini? Kalo mau ajak kencan ya Lo ga usah ikut nis?!" ucap Alina terkekeh sendiri membuat Anisa mengerucutkan bibirnya sebal
"Udah deh gue pulang aja. Lo pergi berdua aja Lin. Gue nebeng sampe rumah aja kalo gituu."
Kini Alina sudah duduk di samping Barra dan Anisa duduk di kursi penumpang.
"Gak papa ikut aja Nis." ajak Barra, akhirnya duo sahabat itu pun menurut.
Alea mengambil ponselnya ketika mobil sudah mulai melaju membelah jalanan.
Jemarinya dengan lincah menari nari diatas layarnya mengetikan sebuah pesan
'Nis,Lo ikut aja gak papa. sumpah gue takut kalo om mesum ngapa ngapain gue, gue takut ga bisa nolak. Ha ha ha.' - Alina
'oke oke gue ikut jadi obat nyamuk buat kalian." - Anisa
Alina pun terkekeh sendiri membaca pesan dari sahabatnya itu.
"Chatan sama siapa kok senyum senyum sendiri?" tanya Barra melirik gadis cantik di sampingnya
"Sama temen Om ." cicit Alina
"Oh iya , kalian berdua ngga ijin dulu sama orang tua kalian kalo kalian pulang terlambat?" ujar Barra mengingatkan
"Nanti saya telpon papih om. Ini kan aslinya belum jam pulang sekolah. Jam normal itu jam dua siang om." ujar Alina menjelaskan
" Ya tetap kamu harus kabarin sama orang tua kamu kalo kamu udah pulang terus lagi pergi jalan jalan sama temen kamu. Gituuu,"
"Iyaa iyaaa ini Alina kirim pesan sama mamih. Lagi jalan sama Anisa."ucap Alina sambil memutar bola matanya ke atas.
"Naah gitu dong... Eh kita mampir ke supermarket sebentar yaa ada yang harus saya beli. Gak papa kan? Alina? Anisa?" tanya Barra sambil membelokkan mobilnya ke arah supermarket
"iya gak papa om, saya mah ngikut aja."jawab Anisa
Barra membawa dua gadis SMU itu berbelanja kue dan makanan yang cukup banyak.
"Kalo ada yang pengin di beli ambil aja ngga usah sungkan ya Lin, nis..."
"iya om..." jawab keduanya serempak
Setelah dirasa cukup banyak , Barra kembali melajukan mobilnya.
"Beli kue dan makanan banyak banget mau buat apa om?" tanya Alina sambil membuka Snack kemasan kesukaan nya
"Buat anak anak. Nanti kalian juga bakalan tau kok."
"Om Barra sudah punya anak?" ucap Anisa membeo. Gadis itu sudah tidak merasa canggung berbicara dengan Barra
"Sudah. Anak saya banyak nis," jawab Barra sambil melipat bibirnya ke dalam menahan senyum membuat Anisa melongo mendengar nya.
Wajah Alina pun seketika berubah masam.
"serius om udah punya anak?" tanya Alina meyakinkan
"Iya serius. Ini bentar lagi nyampe,sabar yaaa. nanti saya kenalin kalian sama anak anak saya...sepuluh menit lagi sampe kok." ucap Barra membuat Alina makin masam
Setalah menempuh perjalanan sekitar satu jam akhirnya sampailah mobil mereka di pelataran sebuah pondok pesantren yang terletak di sebuah desa di kaki gunung Slamet.
Alina dan aNisa saling pandang dengan tatapan penuh tanya.
"ini siapa yang mondok disini om?" tanya Alina penasaran sebelum keluar dari mobil
"anak anak saya Lin.Udah ayo kita keluar. Oh iya minta tolong bantu keluarkan makanan dan kue kue tadi yaa,Lin Nis" ujar Barra dengan lembut dan di balas anggukan kepala keduanya
Tak lama kemudian beberapa anak kecil berusia SD datang dan yang lain pun berhamburan memeluk Barra bergantian
"Om Barra datang! Om Barra datang!!"teriak mereka kegirangan membuat Alina dan Anisa berdiri mematung.
*****
itumah nglunjak pk olh" mita mobil