"mengapa kamu selalu menghindari saya?" Tanya seorang pria tampan dengan tatapan tajam. Seorang gadis cantik terus saja memundurkan langkahnya ketika pria tersebut terus berjalan kearahnya
"Kamu takut kepada saya? Ayara Pricilla Zoya?" Ucap pria tersebut dengan senyum smirknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet Raa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
"Mah" Ara berjalan mendekati Salma dengan wajah yang sedikit pucat
"Kenapa sayang?" Salma masih dalam posisi yang sama, fokus dengan kegiatan merajutnya
"Pak Anton nyuruh mamah kesekolah"
Mendengar itu Salma langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap anaknya "Kamu berantem sama siapa lagi?"
"Hehe sama kakak kelas Mah" Ara tersenyum lebar dan bergelayut manja di lengan Salma
"Hufffttt yasudah besok mamah kesana"
"Okee Mah, makasih" Ara mencium pipi Salma dan segera beranjak untuk mengambil sepatu
"Loh mau kemana?"
"Belajar biasa Mah, ini terakhir, dan lusa Ara udah olimpiade, Mamah dan Papah dateng yaa"
"Wah benarkah? Mamah pasti dateng, kamu nanti kirim aja alamatnya"
"Oke Mah, Ara berangkat dulu"
"Hati hati sayang"
"Iyaa Mah" Ara menutup pintu dan berjalan kedepan gerbang, dan diwaktu yang bersamaan Mika datang
"Mana helmnya?" Tanya Mika
"Oh iya lupa, bentar" Ara kembali berjalan masuk dan mengambil helmnya
"Loh tumben bawa helm, sama siapa?"
"Sama Mika" jawab Ara sedikit teriak, karena dirinya sudah kembali menutup pintu
"Ayo Mik"
"Yo gas, naik lah"
Dalam perjalanan mereka terus saja mengobrol, menceritakan beberapa hari kebelakang saat mereka tidak bicara satu sama lain
"Itu belok kiri" tunjuk Ara
"Ini kemana lagi?"
"Lurus terus, nanti ada pertigaan kita belok kanan, sampe deh" jelas Ara, mika mengangguk dan mengikuti arahan dari Ara, hingga mereka melihat ada Zio dan Azka yang sudah menunggu disana
"Mika?" Gumam Azka
"Iyaa ini Mika, kenapa?"
"Kalian udah baikan?" Tanya Zio
"Tentu saja" Mika dan Ara berpelukan layaknya teletubbies
"Syukurlah kalo gitu, jangan lama lama berantem, kalian gak cocok kalo diem dieman, mending freak aja sih"
"Sialan, siapa juga yang freak, tapi gapapa sih"
"Heem bener gapapa banget mah dibilang apa juga, karena kita gak peduli"
"Yaudah ayo masuk" ajak Zio. Mereka semua akhirnya memutuskan masuk dan menemui Gavin untuk memulai pembelajaran
"Hallo Kak, aku Mika, sahabat Ara, boleh kan ikut kesini?" Tanya Mika ramah
"Wah tentu saja, semakin ramai semakin seru. Ini terakhir kalian belajar, setelah ini ayo buat pesta kecil kecilan, kita buat pesta barbeque"
"Yeyy asikk" sorak Ara dan Mika. Setelah beberapa perbincangan akhirnya mereka memulai pembelajaran, mika hanya diam mendengarkan karena jujur saja dirinya sangat benci matematika, berbanding terbalik dengan Ara yang sangat menyukai matematika
Jam sudah menunjukkan pukul 8, pembelajaran kali ini begitu singkat karena Ara, Azka dan Zio sudah menguasai kisi kisi untuk olimpiade nanti
"Nah ayo kita berpesta" ajak Gavin begitu bersemangat. Semuanya bersorak senang dan mulai membantu Gavin menyiapkan semuanya. Pesta tersebut diadakan dihalaman belakang rumah, semua orang nampak begitu senang dan bahagia
"Oi Van ayo gabung" ucap Gavin saat melihat sepupunya berjalan melewati mereka. Tetapi pria itu hanya diam tanpa menggubris apapun dan kembali lagi masuk kedalam rumah
"Dia emang cuek gitu ya Kak?" Tanya Ara
"Dia emang gitu, orang suka bilang kulkas 8 pintu"
"Emang ada?" Tanya Ara polos
"Gak tau, mungkin ada"
"Dia siapa?" Bisik Mika kepada Ara
"Katanya sih sepupu Kak Gavin tapi orangnya aneh, misterius, jarang ngomong, jutek, dan sepertinya galak" jelas Ara dengan berbisik
"Tapi mika kayak pernah liat dia"
"Dimana?"
"Heh ngapain bisik bisik" ucap Zio
"Hehe gapapa kok gapapa" Ara dan Mika kembali duduk tegak dan memakan makanan mereka
****
Singkat waktu hari ini adalah hari dimana olimpiade diadakan, Ara berdiri didekat pintu dengan rasa gugup dan jantung yang terus berdetak kencang
"Jangan gugup sayang, tenang aja, semuanya bakal baik baik aja, kamu kan pinter" Salma mengusap lembut rambut Ara dan mencoba memberikan semangat kepada anaknya
"Ih tetep aja Mah, walaupun udah biasa ikut olimpiade, tapi yang ini beda, Ara bener bener gugup, bukan hanya hadiahnya yang besar, tapi Pak Anton bilang kalo kita menang, nama sekolah semakin bagus, nanti jadi predikat tertinggi sekolah kita" jelas Ara
"Wah bagus dong, karena itu kamu harus semangat" ucap Dika ikut menyemangati putrinya
"Tapi mika mana ya, dia janji mau dateng" Ara melihat kearah gerbang, dimana masih banyak orang berlalu lalang
"SILAHKAN UNTUK SELURUH PESERTA DIMOHON UNTUK MASUK DAN DUDUK DITEMPAT YANG SUDAH DITENTUKAN" Suara panitia penyelenggara menggema di seluruh penjuru gedung tersebut
"Tuh ayo cepat masuk, udah dipanggil" titah Salma
"Tapi mika..."
"Dia kayaknya masih dijalan, tenang aja" Dika mencoba untuk menenangkan putrinya
"Ra ayo" panggil Zio
"Iyaa Zi sebentar. Doain Ara ya Mah, Pah" Ara menatap kedua orangtuanya dengan penuh rasa percaya diri
"Pasti" jawab keduanya kompak. Ara mengangguk dan mulai masuk kedalam, mengikuti langkah Rafa menuju meja mereka
"KALIAN SEMUA SUDAH TAHU PERATURANNYA KAN?" Tanya mc tersebut
"SUDAH" Jawab semuanya kompak
"Oke baik, sekali lagi saya jelaskan, jika ada yang ketahuan mencontek atau berbuat curang dalam hal apapun, kami pihak panitia akan langsung mengeliminasi kalian. Apakah sudah jelas?"
"SUDAH"
"Oke perlombaan kita mulai setelah ada bunyi peluit"
Ara terlihat begitu cemas, melihat kearah bangku penonton untuk mencari keberadaan Mika
"Ra fokus ya" ucap Zio yang tahu kegelisahan Ara
"Mika gak bakal dateng ya Zi?" Tanya Ara
"Mungkin dijalannya macet Ra, tau kan arah kesini gimana padatnya kendaraan"
"ARA SEMANGAT" teriakan tersebut begitu menggelegar, semua mata tertuju kearah sumber suara, begitupun dengan Ara
Ara tersenyum lebar ketika melihat Mika berdiri didepan pintu dengan nafas yang tak beraturan
"Itu Mika udah ada, jadi sekarang fokus ya jangan mikirin apapun kecuali soal olimpiade ini" ucap Azka. Ara mengangguk setuju dan tak berselang lama bunyi peluit terdengar
Semua orang begitu fokus dengan ujian yang mereka kerjakan, bahkan penonton ikut tegang ketika beberapa siswa ketahuan berbuat curang
Tetttt!
"UJIAN SELESAI, SEMUA PESERTA ANGKAT TANGAN!"
Satu persatu kertas mulai diambil, semua orang semakin dibuat tegang ketika tiba waktunya penilaian
"Kita bisa gak ya?" Tanya Ara gugup
"Bisa Ra, kita pasti menang, soal ujian itu gampang kan, sama persis yang diajarin Gavin" ucap Zio optimis
20 menit sudah para panitia mengecek hasil ujian peserta dan akhirnya selesai juga
"Wah ini rekor terbaru, benar benar diluar dugaan, beberapa soal terakhir ini harusnya tidak ada yang bisa mengerjakan karena ini termasuk pelajaran ditingkat tersulit, tapi ada 1 sekolah yang bisa mengerjakannya, dan hasilnya sangat memuaskan, semua jawaban mereka benar"
Bisik bisik mulai terdengar, seluruh peserta merasa gugup dan penasaran siapakah peserta yang mampu mengerjakan seluruh soal dengan benar, mereka berfikir apakah benar benar yang mengerjakan itu pintar atau hanya sebuah keberuntungan