NovelToon NovelToon
Shadow Queen : Dance Of Deception

Shadow Queen : Dance Of Deception

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.

Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.

Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.

Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?

Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Pesta Ulang Tahun, Jebakan Ibu Suri (Revisi)

Hari ulang tahun Ibu Suri tiba. Aula besar istana dipenuhi para pejabat, bangsawan, dan tamu dari berbagai wilayah. Ibu Suri berdiri dengan anggun di atas panggung, mengenakan jubah kebesarannya yang memancarkan kewibawaan. Setelah memberikan pidato tentang pentingnya persatuan keluarga kerajaan, dia mengangkat tangan, meminta perhatian semua tamu.

“Sebagai hadiah untuk ulang tahunku yang ke-60, aku meminta keistimewaan dari Kaisar untuk memberikan titah pernikahan. Hari ini, aku mengumumkan bahwa Jenderal Yan Tianheng akan menikahi Nona Rong Qianrui.”

Suasana di aula mendadak sunyi. Semua tamu saling berpandangan, sebagian terkejut, sebagian lagi menunggu reaksi dari Tianheng dan Xin Yue.

Tianheng maju selangkah, wajahnya menunjukkan ketidaksetujuan yang jelas. Namun, sebelum dia sempat berbicara, Xin Yue melangkah lebih dulu.

“Yang Mulia,” suara Xin Yue terdengar lembut namun jelas, “Hamba rasa titah ini adalah kehormatan besar bagi Jenderal Yan. Namun, sebagai orang yang telah mengabdi kepada kerajaan dengan nyawanya, bukankah Jenderal Yan juga berhak untuk memilih seseorang yang sesuai dengan hatinya?”

Ibu Suri menatap Xin Yue dengan dingin. “Apa maksudmu, Nona Xin? Apakah kau berani mempertanyakan keputusanku?”

Xin Yue tersenyum tipis, melangkah maju tanpa gentar. “Tentu saja tidak, Yang Mulia. Hamba hanya ingin memastikan bahwa keputusan ini benar-benar membawa manfaat bagi kerajaan. Sebagai salah satu pilar utama kerajaan, Jenderal Yan harus memiliki pasangan yang tidak hanya mendukungnya secara pribadi, tetapi juga secara strategis.”

Rong Qianrui, yang berdiri di dekat Ibu Suri, langsung memotong. “Apa maksudmu, Nona Xin? Apakah kau meragukan kemampuanku sebagai pasangan yang pantas untuk Jenderal Yan?”

Xin Yue menoleh padanya dengan senyum penuh arti. “Nona Rong, aku tidak meragukan kecantikan atau latar belakang keluargamu. Namun, jika kita berbicara tentang kontribusi nyata kepada negara ini, mungkin ada baiknya kita semua membandingkan.”

Rong Qianrui memerah, sementara beberapa pejabat mulai berbisik.

Ibu Suri mengetukkan tongkatnya, menghentikan suara-suara itu. “Cukup! Nona Xin, kau terlalu lancang. Apa yang kau ketahui tentang kontribusi keluarga Rong? Keluarga mereka telah mendukung istana selama beberapa generasi.”

Xin Yue membungkuk sedikit dengan anggun. “Tentu, Yang Mulia. Keluarga Rong memang memiliki sejarah panjang dalam mendukung istana. Namun, hamba berbicara tentang kontribusi individu. Sebagai contoh, Jenderal Yan telah mempertaruhkan nyawanya di medan perang untuk melindungi kerajaan. Sementara itu, hamba sendiri, meskipun berasal dari latar belakang sederhana, telah membantu menyelesaikan beberapa masalah penting yang dihadapi istana.”

Mata Ibu Suri menyipit. “Dan kau pikir itu cukup untuk membandingkan dirimu dengan Nona Rong?”

Xin Yue tetap tenang. “Bukan hamba yang membuat perbandingan, Yang Mulia. Hamba hanya menunjukkan bahwa keputusan sebesar ini seharusnya didasarkan pada manfaat nyata, bukan sekadar tradisi atau hubungan keluarga.”

Rong Qianrui tak mampu lagi menahan emosinya. “Kau hanya seorang gadis dari Ruoshang! Apa yang kau tahu tentang kontribusi? Kau bahkan tidak pantas berdiri di sini!”

Xin Yue menatap Rong Qianrui dengan senyum dingin. “Dan Kau, Nona Rong, hanya seseorang yang bersembunyi di balik nama keluargamu. Jika kau benar-benar merasa pantas, mengapa kau harus menyerangku dengan kata-kata daripada menunjukkan keunggulanmu?”

Suasana di aula semakin memanas. Beberapa pejabat terlihat kagum pada keberanian Xin Yue, sementara yang lain menggelengkan kepala, menganggapnya terlalu lancang.

Ibu Suri mengetukkan tongkatnya lagi, mencoba mengendalikan suasana. “Kau benar-benar berani, Nona Xin. Kau harus ingat bahwa keberanian tanpa kebijaksanaan adalah kehancuran.”

Xin Yue menundukkan kepalanya sejenak, menyembunyikan kilatan licik di matanya sebelum akhirnya mengangkat wajah dengan senyum tipis yang penuh arti. Suaranya tenang, namun membawa ketegasan yang tak terbantahkan.

“Titah Ibu Suri sungguh bijaksana, namun izinkan hamba mengingatkan, keberanian tanpa kebijaksanaan memang membawa kehancuran, tetapi kebijaksanaan tanpa keberanian hanya akan melahirkan penyesalan. Apa artinya kebijaksanaan jika tidak digunakan untuk menghadapi badai yang datang?”

Kalimat itu menggantung di udara, menggema dengan keanggunan yang tak terbantahkan, meninggalkan ruangan dalam keheningan yang berat.

Ibu Suri terlihat tenang. Namun, di balik ketenangannya, ia merasa gusar. Gadis ini telah membuatnya hampir kehilangan kendali. Kata-kata Xin Yue sangat tajam, seolah-olah dia tahu lebih dari yang seharusnya.

Mata Ibu Suri menatap tajam ke arah Xin Yue, penuh perhitungan. “Kau mungkin merasa menang dengan kata-katamu, tetapi ingatlah, Nona Xin, kekuasaan di istana ini bukan milikmu. Kau hanya seorang tamu.”

Xin Yue tersenyum kecil, membungkuk dengan hormat. “Tentu saja, Yang Mulia. Saya hanya seorang tamu. Tapi tamu pun berhak untuk berbicara jika mereka merasa ada sesuatu yang tidak benar.”

Tianheng, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Yang Mulia, aku menghormati keputusanmu. Namun, seperti yang telah aku katakan sebelumnya, aku telah memilih seseorang yang ingin aku lindungi dengan nyawaku. Pilihan itu adalah Xin Yue.”

Ibu Suri menatap Tianheng dengan tajam, hampir kehilangan kendali. Dalam hatinya, dia mengutuk Xin Yue. Gadis ini hampir saja menggagalkan rencana yang telah dia rancang selama puluhan tahun.

Aula Istana dipenuhi keheningan tegang, seolah-olah setiap tiang dan pilar ikut menahan napas. Wajah Ibu Suri yang biasanya teduh kini memancarkan ketegasan yang menakutkan, matanya seperti kilatan petir yang siap menghantam siapa saja yang menentangnya.

“Tianheng,” ucap Ibu Suri dengan nada lebih lembut, mencoba menenangkan badai yang sudah tampak di mata sang pangeran. “Rong Qianrui adalah pilihan terbaik. Dia memiliki garis keturunan yang tak bercela, pendidikan yang sempurna, dan kemampuan untuk mendukungmu dalam segala hal. Gadis seperti itu adalah pendamping yang pantas bagi seorang pangeran sekaligus jenderal sepertimu.”

Namun, Tianheng tetap berdiri tegak, posturnya yang tinggi dan penuh wibawa membuat setiap orang di ruangan merasa terintimidasi. Tatapannya lurus ke arah Ibu Suri, seolah-olah kata-kata lembut itu tidak lebih dari angin lalu.

“Yang Mulia Ibu Suri,” Tianheng akhirnya berbicara, suaranya rendah namun penuh kekuatan yang menggema di seluruh aula. “Aku menghormati keputusanmu, dan aku menghormati posisimu sebagai Ibu Suri. Namun, seperti yang telah aku katakan sebelumnya, aku telah memilih seseorang yang ingin aku lindungi dengan nyawaku. Pilihan itu adalah Xin Yue.”

Kata-kata itu menghantam Ibu Suri seperti gelombang besar. Tangannya yang menggenggam tongkat bergetar, namun dia tetap berusaha menjaga ketenangannya.

“Tianheng, keberanianmu memang patut dihormati, tetapi kau harus ingat, seorang pangeran bukan hanya hidup untuk dirinya sendiri. Kau adalah milik negara ini. Pilihanmu bukan hanya soal hati, tetapi soal tanggung jawab kepada kekaisaran. Jika kau memilih dengan hati yang salah, kehancuran mungkin saja menanti di depan.”

Tianheng tersenyum tipis, senyum yang penuh ironi dan ketegasan. Dia melangkah maju satu langkah, tatapannya yang dingin membuat udara di aula terasa semakin berat.

“Yang Mulia Ibu Suri,” ucapnya dengan nada yang lebih rendah, namun setiap kata seperti bilah pedang yang tajam. “Aku menghormatimu sebagai Ibu Suri, tetapi hormatku tidak berarti kau bisa memutuskan hidupku. Aku adalah seorang pangeran, ya, tetapi jangan lupa, aku juga seorang jenderal.” Dia menekankan kata terakhir itu dengan penuh makna, membuat setiap orang yang mendengar merasakan getaran ancamannya.

Keheningan yang mencekam menyelimuti aula. Ibu Suri terdiam, matanya menatap Tianheng dengan campuran kemarahan dan keterkejutan.

“Jangan menguji kesabaranku, Yang Mulia,” lanjut Tianheng. “Aku menghormatimu sebagai ibu dari negeri ini, tetapi aku tidak akan membiarkan siapa pun, bahkan kau, mengambil hakku untuk menentukan jalanku sendiri.”

Suasana di aula semakin tegang, seolah-olah satu percikan kecil saja bisa menyulut api besar. Para pelayan dan pejabat yang hadir menundukkan kepala, tak berani menatap langsung adegan yang hampir seperti pertempuran ini.

---

Ibu Suri akhirnya mengetukkan tongkatnya dengan keras, memecah keheningan yang semakin mencekam. “Cukup, Tianheng!” suaranya terdengar penuh amarah, namun juga ada keputusasaan yang tersirat di baliknya. “Jika itu keputusanmu, maka aku tidak akan menghalangimu lebih lanjut. Tetapi ingatlah, setiap tindakan ada konsekuensinya.”

Tianheng menatap Ibu Suri dengan tatapan yang tajam, namun tidak berkata apa-apa. Dia melangkah mundur sedikit, menatap Xin Yue yang berdiri di belakangnya. Xin Yue tersenyum tipis, meskipun di dalam hatinya, dia tahu bahwa apa yang baru saja terjadi akan membawa dampak besar.

Ibu Suri menoleh ke arah Rong Qianrui, yang tampak terdiam, wajahnya memerah karena marah dan malu. “Nona Rong,” ucapnya dengan nada yang lebih lembut, “aku minta maaf. Tapi, jika keputusan ini telah diambil, kita akan melanjutkan rencana ini dengan cara yang berbeda.”

Rong Qianrui mengangguk, meskipun jelas terlihat kecewa. “Yang Mulia, hamba akan menerima keputusan ini, meskipun hati hamba terluka.”

Xin Yue melirik ke arah Rong Qianrui, matanya penuh dengan sindiran halus. “Jangan terlalu kecewa, Nona Rong. Terkadang, apa yang kita inginkan tidak selalu menjadi kenyataan.”

Rong Qianrui menatap Xin Yue dengan penuh kebencian, namun hanya bisa menahan diri untuk tidak melontarkan kata-kata tajam.

Ibu Suri, yang kini merasa kekuasaannya sedikit terancam, menarik napas dalam-dalam dan mencoba untuk tetap tenang. “Baiklah, jika itu yang kau pilih, Tianheng. Tapi ingat, jalan yang kau pilih ini bukan tanpa risiko.”

Tianheng mengangguk, matanya tetap dingin dan penuh tekad. “Aku siap menghadapi segala risiko, Yang Mulia.”

Dengan kata-kata itu, dia melangkah pergi bersama Xin Yue, meninggalkan aula yang masih dipenuhi dengan bisik-bisik para tamu yang terkejut. Ibu Suri berdiri di tempatnya, matanya menatap ke arah pintu keluar dengan perasaan yang campur aduk antara marah, kecewa, dan penasaran.

1
Seojinni_
Halo semuanya.. Author baru aja revisi bab 26-31, dan bab 32 masih belum selesai review. sedangkan bab 33 -34 dah update Jadi jangan heran kalo bannya agak lompat ya.. ❤️
Seojinni_
Halo, Bab 26 - 27 udh author revisi tapi masih tahap review. trus Bab 33 - 34 udh berhasil, tapi bab 32 nya masih review. Jadi kalo nanti Bab 32 nya belum berubah, jangan khawatir ya.. tunggu aja review nya selesai 💕
Kartika Lina
👍👍👍👍👍
Ziah Salsabilah
smngttttttt thorrrrr
Xin Lian
mantap
Mom Aska
bukan saya tak suka ceritanya
saya suka bagus banget 🙏
cuma tolong perhatikan kata kata nya, cerita nya seperti loncat loncat seperti tidak menyambung dan seperti terulang ulang kata kata nya dan cerita nya dalam 3 bab ini😊
sukses selalu thor saya suka ceritanya
saya nanti kan kelanjutan ceritanya lagi Thor
semangat 💪
Arix Zhufa
Agak bingung di bab ini, tiba² saja udh di paviliun
Seojinni_: Wah untung aja kk ingetin, ada bagian ga ke copy ternyata /Facepalm/ Siap nanti author revisi ya
total 1 replies
Arix Zhufa
Membaca bab ini sambil tahan nafas
Ao_Ao_
Cantik banget xin yue
OKEY
Bagus semua ceritanya kak. Semangat up-nya ya.
Seojinni_: Wah terima kasih sudah baca kak 💕
Author jadi tambah semangat nih nulisnya 😘
total 1 replies
Kartika Lina
gara gara token
Ao_Ao_
bagus
Ao_Ao_
lanjutkan kak
Grace_
nha gtu dong kk aku suka mc yg barbar, jgn yg lemah ya kk
Grace_
Kak, kenapa xin yue gak hajar mereka, hajar mereka plis kak, aku suka MC cewe barbar soale, plis jgn buat MC yg lemah kk
Grace_
Lian meskipun aku kesian km jadi budak sekarang, tapi kamu jahat jadi terima nasib ya
Grace_
Li Jun bener banget
Grace_
Geli banget sama org halu kyk Li zheng
Arix Zhufa
Apakah xin yue tidak bisa beladiri?
Seojinni_: hehehe tunggu aja bab selanjutnya kak 😁 Bahkan Tianheng kaget liat perubahan dia 🤭 Xin Yue bakal nunjukin sisi aslinya, Lotus Hitam 😎
total 1 replies
Kartika Lina
musuh Xin Yue banyak banget 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!