NovelToon NovelToon
PSIKIATER, PSIKOPAT Dan Pengkhianatan

PSIKIATER, PSIKOPAT Dan Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Persaingan Mafia / Psikopat itu cintaku
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yurika23

Miko seorang Psikiater menangani seorang pasien wanita dengan gangguan mental depresi. Tetapi dibalik itu ternyata ada seorang Psikopat yang membuatnya menjadi depresi.

Ketika pasien tersebut ternyata bunuh diri, sang Psikopat justru mengejar Miko.

Hari-hari Miko menjadi berubah mencekam, karena ternyata psikopat tersebut menyukainya.

Setelah menghadapi si psikopat ternyata ada sisi lain dari pria ini.

Bagaimana Miko menghadapi hari selanjutnya dengan sang Psikopat?

Yuk simak kisahnya di cerita Othor. Ada beberapa plot twist-nya juga loh..yang bikin penasaran...

Jangan lupa dukungannya ya man teman...

Oiya, di cerita ini ada adegan mengerikan, ****** ****** dan kata2 'agak gimana yah'

Jadi buat dek adek yg rada bocil mending skip dulu yah....maap ya dek...

Mohon bijak dalam membaca...

*Salam hangat dari othor*

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5 - Yang sebenarnya

-Dokter, besok aku ingin berkonsultasi di rumahku. Aku akan menceritakan sesuatu pada anda. Pembayaran biaya konsultasi anda sudah aku masukan ke rekening-

Seperti ada yang aneh …

Itulah yang terpikir oleh Miko. Ia mengerutkan alisnya. Mencoba menerka apa yang akan dikatakan pasiennya besok.

Sebuah suara notifikasi bunyi di ponsel Miko. ‘Ha! Dia mentransfer tiga kali lipat dari pembayaran seharusnya?!’ mata Miko membulat seketika, melihat angka di layar ponselnya.

Miko mencoba menghubungi Anabella berkali-kali. Tetapi sepertinya Anabella sudah me-non aktifkan ponselnya.

‘Baiklah, besok akan kutanyakan tentang ini’ Miko kembali merebahkan kepalanya di kasur.

Esok paginya, Anabella mendadak membatalkan jadwal konsultasinya. Ia mengirim pesan pada Miko. Kebetulan Miko juga diberi tugas untuk ke kantor Polisi di hari itu. Menangani pasien yang di duga mengidap gangguan jiwa dan berkaitan dengan kasus pidana.

“Bukankah ini tugas Dokter Aldist, Dok?” protes Miko pada atasannya yang meminta Miko menangani pasien tersebut di hari itu di sebrang telepon.

“Ya, memang. Tapi Dokter Aldist sedang ke luar Kota juga beberapa Psikiater Forensik, dan cuma anda yang punya jadwal lowong untuk menggantikannya, Dokter Miko. Tolong ya, kali ini saja” suara seorang pria agak tua sedikit memaksa Miko.

“Yah, mau bagaimana lagi, Dok” Miko menyerah.

Akhirnya Miko melajukan mobilnya ke kantor Polisi.

Di kantor Polisi, pasien itu sudah duduk di kursi ruang introgasi.

Miko di temani Penasihat hukum si pasien dan seorang penyidik, ia mulai mewawancarai pasien tersebut.

Hampir setengah jam di dalam ruangan, mereka sudah menyimpulkan hasilnya. Miko akhirnya keluar pintu ruang introgasi setelah beberapa saat yang lalu bersalaman dengan dua pria berjas disana.

Miko akan kembali kerumah sakit memberi laporan pada atasannya. Tapi di koridor sebelum sapai ke ruang informasi, mendadak Miko berpapasan dengan seseorang yang ia kenal.

“Tuan Morino?” alis Miko mengerut.

“Dokter? Sedang apa di sini?” tanya Morino yang mendadak menghentikan langkahnya.

Entah kenapa Miko sedikit tercengang hingga hampir lupa akan berkat apa.

“Ah, ini- aku dari ruang Interogasi” jawab Miko masih sedikit gugup sambil jemarinya menunjuk ruang yang berada beberapa meter di belakangnya.

“Siapa yang di interogasi?” selidik Morino lagi.

“Itu, pria dengan dakwaan pembunuhan. Aku hanya menggantikan Dokter Aldist melakukan pemeriksaan kondisi kejiwaan tersangka”

“Ah, begitu”

“Anda sendiri?” Miko diam sejenak, “Ah, maaf, seharusnya aku tidak perlu bertanya. Dari tugas anda pastinya berhubungan dengan kantor Polisi” tukas Miko yang menjawab sendiri pertanyaannya.

“Aku sudah selesai, tinggal menyerahkan dokumen” Morino sedikit tersenyum memperlihatkan beberapa map di tangannya. “Ah, ya. Dokter Miko, apa kau punya waktu sebentar untuk sekedar minum kopi. Dua gedung dari sini sepertinya ada mesin kopi. Mungkin kita bisa bicara sebentar beberapa menit di taman”

“A, bagaimana ya, Tuan Morino. Bukan aku menolak, tapi aku harus segera ke-”

“Aku janji tidak akan lama. Sebentar saja Dokter”

Ah, tatapan pria itu. Miko sampai salah tingkah. Tatapan Morino begitu tegas menembus kedalam manik mata Miko.

Miko diam sesaat.

“Bagaimana, Dokter?” tanya pria itu lagi.

Miko luluh, akhirnya mengatakan, “Baiklah, tapi sebentar saja, ya”

Mereka menuju mesin kopi otomatis yang berada di depan gedung percetakan. Lalu mereka menuju bangku taman tak jauh dari kantor Polisi.

“Apa yang ingin anda bicarakan, Tuan Morino?” tanya Miko sambil menunggu kopinya sedikit hangat.

“Biasa, tentang istriku”

Setelah mereka membicarakan hal tentang Anabella.

“Dokter, aku ingin bertanya satu hal. jika seseorang mengalami perasaan ingin membunuh orang lain, yang kutahu itu termasuk penyakit kejiwaan, lalu apa katagori penyakitnya?” tanya Morino tiba-tiba.

“Bisa jadi dia mengalami Antisocial Personality Disorder atau bisa juga dikatagorikan psikopat atau sosiopat. Atau bisa jadi dia mengalami Skizofrenia paranoid. Semua tergantung analisis setelah dilakukan pemeriksaan”

Morino terdiam.

Miko menatap Morino lekat. “Apa klien anda ada yang mengalami kondisi seperti itu, Tuan Morino?”

“Um, tidak. Aku hanya bertanya”

“Sebaiknya diperiksakan dulu, agar lebih jelas penanganannya”

“Ya, baik. Terimakasih informasinya, Dok”

“Ohya, besok sesi konseling istri anda. Apa anda akan menemani?”

“Sayang sekali, aku harus ke luar Kota besok” jawab Morino.

“Ah, baiklah”

“E, Dokter ...” Morino memenggal kalimatnya. Membuat Miko menatapnya serius, menunggu kata selanjutnya.

“Ya?, apa ada yang ingin anda sampaikan lagi, Tuan Morino?” tanya Miko akhirnya.

“Tidak. Maksudku, maaf, jika aku sedikit menyinggung anda. Tapi- sepertinya sayang sekali wanita seperti anda jika harus terus sendiri. Anda cerdas, dan-”

“Maksud anda? Aku harus segera memiliki pasangan?” senyum Miko memiliki arti dalam.

“Maaf sekali lagi. Aku bukan siapa-siapa. Tidak berhak mengatur hidup anda”

“Tidak apa, Tuan Morino. Teman-temanku juga banyak yang bertanya hal yang sama. Kapan aku akan menikah, kapan aku bisa memperkenalkan pada mereka pasanganku. Itu hal biasa untukku”

Senyum di bibir Miko mengembang. Ia menunduk merapihkan beberapa map di pangkuannya.

“Tapi aku memang belum menemukan pria yang cocok. Atau memang belum ada yang mau mendekatiku”

“Itu tidak mungkin!” sanggah Morino cepat, entah sadar atau tidak.

“Maaf?” alis Miko menyempit tidak mengerti kalimat Morino.

“Ah, maksudku, tidak mungkin tidak ada pria yang mencoba mendekati anda. Barangkali selera anda yang terlalu tinggi, Dok” tukas Morino membuat Miko tersenyum renyah.

“Anda terlau melebih-lebihkan, Tuan Morino. Aku tidak punya selera tertentu dalam memilih pasangan. Maaf, apa obrolan kita terlau jauh, ya?”

Wajah Miko sudah bersemu merah. Ia berusaha menahan malu dengan sesekali menunduk.

“Maaf, kalau begitu” Morino juga ikut menunduk sesaat

Morino menatap Miko dari samping. Tatapan pria itu tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia terpesona dengan kecantikan Miko.

“Maaf Tuan Morino, jika sudah selesai aku akan segera ke rumah sakit”

“Ah, ya. Aku rasa sudah. Terimakasih untuk waktunya Dokter. Tapi aku rasa aku akan menghabiskan kopiku sebentar lagi”

“Baiklah. Aku duluan kalau begitu. Permisi”

Miko bangkit dari kursi taman, dan berlau berjalan kaki kembali ke kantor Polisi mengambil mobilnya.

Mereka berpisah di taman itu.

Morino masih duduk di bangku taman sambil menghabiskan sisa kopinya. Ia terus menatap Miko dari kejauhan, hingga wanita itu menghilang dari pandangannya.

 

Esoknya,

Miko ada jadwal konseling di rumah Anabella. Tapi seseorang mengetuk pintu rumah Miko pagi-pagi sekali.

Miko yang belum sempat merapihkan rambutnya, melihat dari kaca jendela. 'Ah ternyata Nyonya Elie' Miko membuka pintu.

Seorang wanita tua agak kurus menunggu Miko di depan pintu.

"Selamat pagi Nyonya Elie. Ada yang bisa kubantu?" Sapa Miko ramah.

"Ini Nak, ada titipan untukmu. Tadi ada seorang pria tampan memberiku sekotak kue, dan ia menitipkan ini juga untuk diberikan padamu. Kebetulan tadi aku sedang depan pagar. Ah, Miko, dia sangat tampan. Apa dia calon suamimu?" Senyum wanita tua itu membuat alis Miko menyempit

"Seorang pria? Aku belum punya kekasih, Nyonya. Terimakasih telah mengantarnya untukku" Miko tersenyum ramah pada wanita itu.

"Ya, aku juga mendapat sekotak kecil dari si pria tampan tadi. Ah, dia romantis sekali. Andai aku masih muda sepertimu, Miko" Miko tertawa kecil mendengar kalimat demi kalimat si wanita tua hingga ia melangkah pergi dengan langkah pelan.

Miko membuka kotak putih tersebut, ternyata isinya kue lapis kacang dengan saus coklat diatasnya.

Mata miko membulat, berbinar memandang kue lezat di hadapannya.

Ia tidak menemukan sebuah kartu apapun. Miko hanya bisa menebak-nebak siapa pengirimnya.

"Apa mungkin ini dari suami Anabella, Morino? Kemarin dia sempat bertanya padaku makanan yang kusuka. Tapi apa iya dia yang mengirim?"

Miko langsung melahap kue itu. Seolah lupa dengan tebakan siapa si pemberi kue. "Emph...enaknya" pipi Miko menggembung seketika.

Di rumah Anabella,

“Apa yang ingin anda ungkapkan, Nyonya? Aku sangat tidak sabar mendengarnya” ucap Miko yang duduk bersebelahan dengan Anabella di sofa mewah di rumah yang juga mewah.

“Dokter. Sebaiknya anda cepat meninggalkan Kota ini atau jika perlu anda pergilah ke Luar Negeri. Jangan lagi bertemu dengan suamiku. Setelah pengakuanku ini, anda jangan lagi berada disini”

Miko menjadi tegang mendengar kalimat pembuka dari Anabella.

“Memangnya apa yang sebenarnya terjadi?”

“Sebenarnya penyakitku tidak akan bisa disembuhkan, Dok. Bahkan dengan konsultasi pada anda. Karena sumber masalahku masih selalu berada di dekatku. Morino, suamiku adalah sosok pria yang ada di halusinasiku. Dan sebenarnya itu bukanlah halusinasi, tapi itu adalah kenyataan”

Deg!

1
🌸ReeN🌸
semangat julia ngejar jerichonya, jangan kasih kendor, kamu pasti dapet jericho...
Yurika23: heee....
total 1 replies
🌸ReeN🌸
akhirnya up juga setelah sekian waktu .... semangat thor 💪🏽💪🏽💪🏽
Yurika23: maap kak kelamaan..
hee
total 1 replies
🌸ReeN🌸
omaigot miko udah segitu dekatnya sama black joe... ngeri banget, dah lah miko mending dirumah aja biar aman
Ummu Saif
wah jerico dah move on nih dari miko
Ummu Saif
up nya lama aja thor??
Yurika23: hee..maap kak..tapi udah up nih...
total 1 replies
🌸ReeN🌸
apa anderson benar2 si black joe.. atau ada org lain lagi.... hhmm... masih misteri, bikin penasaran
🌸ReeN🌸
nah.. morino dah mulai curiga nih sama anderson... bagus morino, jadi kamu lebih hati2 dalam menjaga miko
Ummu Saif
yaaahh bisa jadi korban nih si miko
🌸ReeN🌸
kok diulang kak?
Yurika23: kmrn ada bab yg salah kak...tp udah di revisi...Mon maap ya kak....
total 1 replies
🌸ReeN🌸
wkwkwk...jodoh jericho kayanya si julia nih
🌸ReeN🌸
curiga nih sama anderson... apa morino gak curiga sama temennya ini, pdhl kan pembunuh itu suka sama seni juga
Ummu Saif
yaaahh kayaknya endersen nih orangnya, yang Dicari2
🌸ReeN🌸
astaga jericho.... dah dibilangin juga, jangan main2 sama miko, pawangnya galak tau
Yurika23: hiii....bandel yah...
total 1 replies
🌸ReeN🌸
jangan sampe jericho sama miko tukeran cincin ya, ada hati yg harus dijaga ... morino
Ummu Saif
eeehhh jeriko nakal nih.../Smirk/
Yurika23: haaaahaa...centil aja tuh kak...
total 1 replies
🌸ReeN🌸
jericho mudah2an dapet jodoh yg baik, tapi bukan miko
🌸ReeN🌸
repot nih, miko kayanya dah ada rasa sama jericho..... aduh miko... mo dikemanain si morino, yg ada nanti jericho sama morino adu tembak
Tini 89
jangan sampe miko berpaling
Ummu Saif
waduh... baku tembak nih
Yurika23: tunggu up selanjutnya ya kak....
total 1 replies
🌸ReeN🌸
plis..plis.. banget, jangan sampe miko jatuh cinta sama jericho, kasihan morino
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!