Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 4
"Mau apa kau kemari?!!!"
Mesya berteriak ke arah sosok pria paruh baya yang datang menemuinya hari itu, ia adalah Misbah ayah kandung Mesya.
"Jangan banyak basa-basi, katakan saja mau apa kamu kesini" tanya kembali Mesya yang nampak kesal.
Setelah Gandi mencoba menenangkan Mesya, akhirnya Mesya sedikit tenang dan bisa di ajak mengobrol secara baik-baik. Mesya menenangkan dirinya dan menatap pria paruh baya yang duduk dihadapannya itu.
"Ada apa?!" Tanya Mesya
Misbah hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Untuk apa kamu datang hari ini? Seharusnya kamu sudah tau bukan mengapa aku bisa bersama dengan keluarga ini? Lalu untuk apa kamu datang hari ini?!"
"Maafkan Ayah, Nak. Saat kamu dilahirkan, ibu mu meninggal dunia dan Ayah tak memiliki pekerjaan untuk menghidupi mu. Jadi ayah memberikan kamu kepada kakak Ayah....."
"Stop!!... Aku tidak ingin mendengar alasan apapun darimu. Seharusnya kamu sebagai seorang ayah berjuang dan bertanggung jawab untuk menghidupi putrinya dengan cara apapun. Tapi apa yang kamu lakukan?!...."
Mesya menghela nafasnya, ia mengerti keadaan sang ayah yang mungkin saat itu tengah kesulitan. Namun....
"Kenapa selama 22 tahun kamu tak pernah menemui ku?!... Kenapa baru sekarang?! Kenapa baru hari ini?! Apa yang sebenarnya kamu inginkan dengan datang hari ini kepadaku dan mengakui dirimu sebagai ayah kandungku?!" Teriak Mesya dengan langtang sambil menggebrak meja.
Kalimat yang dilontarkan oleh Mesya sontak membuat seluruh keluarga yang berkumpul di dalam ruangan terkejut. Karena meskipun Mesya selama ini terkenal menjadi sosok gadis pendiam dan tak pernah meninggikan suaranya sekalipun ia tengah marah, namun kali ini berbeda Mesya meledak-ledak meninggikan suaranya menandakan dirinya sudah tidak tahan dengan situasi yang ia hadapi.
"Mesya...."
"Diam Mah!!... Aku hanya ingin mendengar jawaban dari pria yang mengaku sebagai ayah kandungku ini. Jika dia memang ayah kandungku, dimana tanggung jawab dia selama ini? Pernahkah dia mengurusi makanan ku selama ini? Pernahkah dia mengurusi pakaianku selama ini? Pernahkah dia bertanya tentang keadaanku selama ini? Bahkan untuk menanyakan bagaimana keadaanku saja dia tidak pernah melakukannya bukan?? Lalu mengapa setelah aku dewasa, dia baru datang menemui ku dan mengakui jika dirinya adalah ayah kandungku?!"
Seluruh keluarga yang berkumpul terdiam, mereka tahu betul saat Mesya angkat bicara mereka tak lagi bisa menang berbicara melawan Mesya. Termasuk Gandi dan Nur.
"Mesya itu..." Lirih Suci yang mencoba berbicara
"Tidak Suci...biarkan Mesya melepaskan semua unek-uneknya" cegah Gandi.
*****
"Sebenarnya kamu itu kenapa, Sandi? Mamah setuju kok jika kamu bersama dengan Mesya. Mamah lihat Mesya gadis yang baik juga"
Sandi menundukkan kepalanya sambil mengupas cangkang jeruk untuk Ibu nya. Nirma mengelus lembut kepala putra bungsunya itu, Sandi mengerti kekhawatiran ibu nya yang melihat putranya belum juga memiliki pendamping hidup hingga saat itu.
"Lupakan masa lalu, Nak. Mamah ingin melihat putra mamah ini memiliki keluarga kecilnya sendiri" ucap Nirma
Sandi hanya terdiam, sebenarnya ia sudah lama melupakan Namira, masa lalunya. Namun tidak bisa dipungkiri juga terkadang Namira menjadi alasan Sandi memiliki rasa takut dalam menjalani hubungan. Karena selama dua tahun berpacaran, Sandi mendapatkan kabar jika Namira menikah dengan pria lain sedangkan saat itu mereka masih belum mengakhiri hubungan keduanya. Hal itu lah yang menjadi rasa trauma Sandi dalam menjalani hubungan dengan seorang wanita.
"Mamah akan mendukung kamu... Jika kamu mau, mamah akan datang ke rumah Mesya dan melamar dia untuk kamu"
"Mamah!!...." Sela Sandi
"Ada apa, Sand?!"
"Mesya gak memiliki perasaan apapun sama Sand, Sand tak mau memaksanya. Sand tahu mamah khawatir dengan usia Sand yang masih belum menikah hingga sekarang, tapi Sand janji, Sand akan segera menikah tahun ini"
Nirma hanya menghela nafas pasrah. Namun meski Nirma hanya diam dan mendengar kata-kata putus asa dari putranya itu, terbesit dalam hatinya ia akan tetap berniat datang melamar Mesya untuk Sand saat dirinya telah keluar dari rumah sakit.
*****
"Eh, dimana Sandi?! Kenapa tendanya sudah tidak ada?!...bukankah semalam?!...."
Pertanyaan demi pertanyaan terlintas dalam benak Hilda saat melihat tenda yang seharusnya ditempati oleh Sandi pagi itu telah bersih.
"Semalam dia pulang ke Sukabumi ...." Ucap Revo yang berjalan di belakang Hilda.
Mendengar jika Sandi telah pulang pada malam hari membuat Hilda terlihat sangat kecewa, bagaimana pun Hilda belum sempat meminta nomor ponsel Sandi untuk bisa ia hubungi. Namun di balik itu, Hilda tentu saja bertanya-tanya mengapa Sandi tiba-tiba mengemasi tendanya dan terburu-buru pulang malam itu juga.
"Eh Revo!! Apa lu punya nomor Sandi?!"
Revo yang tengah memasak air itu terlihat berpikir sejenak, setelah merasa yakin Revo menganggukkan kepalanya tanda ia memiliki nomor Sandi.
"Tapi gue gak yakin masih aktif atau enggak, karena terakhir kali camp di Bogor dan bertemu dengannya dia sempat menghubungi gue pake nomor itu"
"Oke gak masalah!! Gue minta nomor dia"
"Buat apa sih Hil?!...sebaiknya lu gak usah ganggu si Sandi lagi deh...."
"Apa maksud lu Rev?!......"
"Gue dengar si Sandi akan segera menikah, jadi sebaiknya kali ini lu gak perlu ganggu dia lagi. Gue tau kok waktu SMA lu suka banget kan ke si Sandi? Tapi itu udah lama banget, dan gue pikir cewek yang dia bawa kemarin itu calon istrinya" Jels Revo
Hilda yang mendengar hal itu hanya terdiam, ia tahu betul jika waktu-waktu SMA memang telah berlalu begitu lama. Namun kembali mengingat perasaannya yang dulu, membuat Hilda berpikir untuk tidak menyerah mendapatkan kembali cintanya yang sempat gagal.
*****
"Sepakat ya acaranya hari Senin depan?!"
"Oke-oke"
"Dimana Mesya?! Mengapa dia belum datang?!"
Sekumpulan pemuda dan pemudi yang tengah berbincang di sebuah cafe itu adalah teman-teman kampus Mesya. Mereka berhimpun dalam sebuah organisasi dan melakukan berbagai macam kegiatan secara bersama-sama.
Yuda yang menjadi ketua dari himpunan tersebut menanyakan keberadaan Mesya yang saat itu tidak hadir dalam pertemuan. Mendapat pertanyaan dari Yuda, seorang pria yang duduk di pojok ruangan bersuara dan mengatakan jika Mesya tidak bisa hadir hari itu.
"Dia lagi di Bandung jadi gak bisa hadir..."
"Darimana lu tahu dia lagi di Bandung?!"
"Kemarin dia chat dan....."
"Oh ternyata ada yang diam-diam saling menghubungi nih" potong salah satu teman pria berambut kriting.
"Apa-apaan sih lu pada!... Jangan kaya bocah deh"
"Kayanya ada yang lagi deket nih!!" Ucap kembali salah satu teman mereka yang berkacamata.
Terlihat pria yang duduk di sudut ruangan itu hanya menggelengkan kepalanya saat seluruh temannya mencoba menyudutkannya. Meski beberapa dari mereka menggoda pria itu dengan mengatainya dengan Mesya, namun beberapa dari mereka pun telah tahu jika Mesya pernah menyukai pria bernama Ajiz itu dan bahkan mati-matian mengejarnya.
"Sudahlah kalian jadian saja, lagipula kalian cocok kok" Ucap Yuda
"Diam lu Yuda, bukannya lu ya yang suka sama si Mesya?" Bantah Abdul.
"Dih sejak kapan gua suka sama si Mesya... Lu kali, so jual mahal sama si Mesya padahal lu juga sebetulnya suka kan sama dia?! Tapi lu gengsi aja ngungkapin nya" jelas Yuda.
"Jangan sembaranga lu" Ucap Ajiz yang terlihat kesal
Ajiz terlihat menundukkan kepalanya dan mengabaikan semua teman-temannya. Tanpa ia sadari, seorang gadis berkacamata mengenakan kerudung pasmina tengah memperhatikannya dan mengamati dirinya dari kejauhan.
"Kamu suka Kak Ajiz ya, Pia?! Aku perhatikan kamu terus menatap Kak Ajiz sejak tadi " Ucap Luna, teman Pia.
"Dih mana ada Lun, gue kan hanya di suruh si Vea untuk mantau semua kegiatan dia" Jawab Pia.
"Buat apa?! Bukannya si Vea sama Kak Ajiz udah putus ya. Malah aku dengar Kak Ajiz udah pacaran sama Kak Mesya loh, cuman gak di publik aja"
Dengan mata terbelalak karena terkejut Pia menoleh ke arah Luna yang duduk disampingnya itu. Mendengar jika Ajiz berpacaran dengan Mesya tentu saja menjadi kabar terpanas untuk ia sampaikan kepada Vea.
"Memangnya Kak Mesya itu yang mana sih?!"
*****