zahrana atau zahra nadhifa , di dunia maya ia adalah seorang penulis novel daring yg cukup terkenal namun di dunia nyata ia adalah istri seorang ceo perusahaan terkenal zayn aditya alfatih .
terlahir dari anak pembantu tiga tahun zahra diperlakukan layaknya asisten rumah tangga, namun setelah tiga tahun pernikahan ia kembali bertemu dengan cinta pertamanya nathan arfansyah seorang dokter bedah.
zahra juga dekat dengan erik sepupu zayn lalu bagaimana kah kisah mereka berempat.
akankah zahra menemukan cintanya sesuai dengan kisah novel yang ditulisnya ? juga akankah ia bercerai dengan zayn atau justru tumbuh benih cinta ? lalu bagaimana dengan nathan dn erik?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena kamu istriku!
Sesaat ada rasa penyesalan ketika teringat ucapan sumpah serapahnya pagi tadi , zahra merasa bersalah mendo'akan hal yang buruk terjadi pada zayn bahkan berharap dia mati saking kesalnya.
Sekarang ia ingin menebusnya mungkin dengan meminta maaf atau dengan merawatnya dengan sebaik mungkin, dalam hati ia berdo'a semoga tuannya itu tidak memiliki penyakit mematikan atau juga sakit parah.
" wali pasien" tanya seorang dokter wanita yang memeriksa keadaan zayn membuatnya tersadar dalam fikirannya yang kalut.
" saya dok " ucap sekretaris zayn mendekati dokter wanita tersebut.
" bukankah saya sudah bilang kenapa dia masih mengalami alergi makanan , namun beruntung dia dengan cepat meminum obat jadi tak terlalu parah" ujar dokter tersebut.
" maaf saya tak tahu dok" ucap sekretaris zayn bernama bima itu.
Zahra yang mendengarnya sangat terkejut , selama ini dia tak pernah tahu soal alergi yang dialami tuannya itu. Istri macam apa dia ?
Aneh nya selama ini tuannya pun tak pernah mengeluh dengan makanan yang dia hidangkan lantas kenapa tuannya bisa alergi dan dia alergi makanan apa ?. fikirnya.
Tak ingin salah menduga ia pun mendekati dokter tersebut saat masih berbicara dengan sekretaris zayn.
" maaf dok boleh saya tanya ?" tanya zahra dengan sopan membuat dokter dan bima menatap kearahnya.
" memangnya tuan zayn alergi makanan apa ?" tanya nya tanpa basa basi Sembari melihat zayn yang belum sadar.
" kamu siapanya ?" tanya dokter wanita itu dengan wajah sedikit terkejut karena dari pergantian sif ia sudah melihat zahra di ruang darurat itu bersama ibu dan adiknya.
" dia istrinya dok " sahut bima dengan tegas.
Bima mengenal zahra karena diam-diam bosnya menyimpan foto wanita itu di laci meja kerja, hal yang wajar jika suami menyimpan foto istri di tempat kerja namun mereka kan tuan dan babu yang menikah karena terpaksa dari sana bima mulai berfikir bosnya sudah menaruh hati pada istrinya itu.
" oh... Tolong diperhatikan suaminya ya bu dia pasien yang alergi micin jadi dia tak boleh sembarang makan makanan kalo bisa lebih baik memasak sendiri tanpa micin " papar dokter wanita itu yang membuat zahra bingung.
' dia bilang apa? Tuan zayn alergi micin' fikirnya sembari memiringkan kepalanya.
" ada gitu manusia yang alergi micin " tanyanya tanpa sadar membuat dokter tersebut tersenyum melihat kepolosan wanita di hadapannya.
" ya ada bu buktinya suami anda , kalo gitu saya pamit" ucap dokter seraya pergi meninggalkan zahra dan bima.
Kini hanya ada zahra dan bima yang berada i samping brangkar zayn, bima merasa tak nyaman berada disana apalagi ada zahra di samping bosnya.
" bu kalo gitu saya pamit mau kekantor lagi " ucap bima hendak beranjak namun zahra menahannya.
" tunggu! Maaf pak kok bapak bisa tahu saya istrinya tuan zayn " tanya zahra karena dia belum pernah diajak pergi jika urusan pekerjaan dan bima pun tak pernah sekalipun kerumah mereka juga zahra baru kemarin lusa pertama kali tahu kantor zayn.
Lantas bagaimana sekretarisnya itu tahu zahra adalah istrinya ?
" pak zayn menaruh foto ibu di meja kerjanya jadi saya tahu kalo ibu istrinya kita juga pernah ketemu sekali saat pak zayn menikah, walaupun sudah lama tapi karena pak zayn menaruh foto ibu jadi saya ingat wajah istri bos saya" imbuh bima sembari tersenyum sopan membuat zahra ber oh saja. Sudah paham.
' beruntung ada istrinya gue gak harus ngurus bayi gede ini kalo gitu' batin bima.
" bu saya pamit ya tolong jagain pak zayn saya masih banyak pekerjaan dikantor" ujar bima meminta ijin meski harus berbohong.
" oh silahkan" ucap zahra dan bima pun pergi.
Namun zahra merasa ada yang janggal...
" kenapa tuan zayn menyimpan fotoku jangan jangan dia pelet in aku biar gak bisa lepas dari dia atau jadi babu penurut. Wahh lelaki ini ternyata oh... Ternyata... " ucapnya sembari menggelangkan kepala.
...****************...
Karena harus menjaga zayn dirumah sakit, zahra kembali ke tempat ibunya kebetulan dika sudah kembali dari toilet yang entah sakit perut atau bagaimana bisa selama itu adiknya pergi.
Zahra menggelengkan pelan kepalanya melihat adiknya sudah rapi, ia merogoh dompetnya lalu memberikan uang cukup untuk pulang.
" ini kamu naik taksi sama ibu kaka gak bisa ikut pulang " ucap zahra sembari memberikan beberapa lembar uang pada adiknya.
" ada apa nak ? apa tuan zayn menyuruhmu pulang " zahra hanya mengangguk mendengar pertanyaan ibunya.
" gak apa apa kan bu , ibu masih pusing tidak?" tanya zahra dan ibu nya hanya menggeleng pelan sembari tersenyum.
" sudah lebih baik" sahut wanita paruh baya itu dengan suara pelan namun masih bisa didengar.
" jagan lupa diminum obatnya ya bu " ucap zahra mengingatkan sang ibu lalu memeluk ibunya sebelum beranjak mengantarkan mereka sampai naik taksi.
Setelah ibu dan adiknya pergi zahra kembali menemui tuannya dan ternyata sudah sadar dari pingsannya, zahra mendekat dan duduk di kursi samping brangkar.
Lelaki itu menatap zahra bingung seolah banyak pertanyaan yang ingin diucapkannya namun ia kesulitan untuk berbicara, hingga akhirnya zahra memegang tangan zayn.
" udah baikan tuan ?" tanya zahra dan zayn hanya mengangguk pelan.
' syukurlah' gumamnya dalam hati.
" kalo gitu aku panggil dokter dulu " hendak pergi lagi namun zayn menarik tangannya lalu menggelengkan kepalanya pelan namun tatapan lelaki itu begitu datar.
" ada apa ?" tanya zahra terdengar lembut seperti biasanya itukan didepan kalo dibelakang kalian pasti tahu.
Zayn membuka alat bantu pernafasannya " temani aku sebentar "pintanya pelan sembari menggenggam balik tangan zahra dan lebih erat seolah mengatakan untuk jangan pergi.
" ya udah, tuan tidur aja lagi " titah zahra tak seperti biasanya memerintah.
" aku kan baru bangun " tolak zayn dengan pelan.
" terus " tanya zahra mengerutkan dahinya bingung.
Zayn menatap wajah wanita disampingnya ada sesuatu yang mengalir dalam dirinya, rasa nyaman juga rasa berharga yang tak pernah ia dapatkan dari siapapun.
" tetap begini saja " sahut lelaki yang selalu dingin dan galak itu.
Semakin lama zahra semakin tak nyaman di pandang seperti itu , ia gugup karena ini kali pertama zayn meandangnya begitu intens bahkan mata lelaki itu tak berkedip menatapnya sama sekali seolah takut ditinggalkan jika ia berkedip.
padahal dalam hati zayn berujar banyak pertanyaan, kenapa makanan tadi siang terasa berbeda dari yang biasa zahra masak dan juga tak biasanya wanita itu memasak memakai micin sebagai penyedapnya.
Juga banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang bergelut dalam fikirannya, dan hal itu membuatnya takut untuk sekedar mengisi saja.
...****************...
Waktu berlalu ... Makan malam pun tiba , zahra mengambil nampan yang berisi nasi dan lauknya yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
Melihat itu zayn langsung memalingkan muka , dia tak mau makan entah kenapa rasnya tak berselera.
" ayo makan tuan , biar cepat sembuh dan diijinkan pulang besok " ucap zahra membujuk tuannya agar mau makan.
Namun zayn selalu saja menolak makanan itu dan memalingkan wajah juga menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
" jangan kekanak kanakan tuan! Anda harus makan biar bisa cepat pulang" rayu zahra namun zayn sama sekali tak berkutik.
" itu ada micinnya aku gak mau " ujar zayn akhirnya bicara meski masih dalam posisinya.
" ya gak pake lah, ini makanan buat pasien jadi mereka gak akan peke micin" ucap zahra membantah kekhawatiran zayn.
" aku mau masakan kamu gak mau yang lain " ujar lelaki itu tak mau dibantah.
" kalo aku masak kamu sendirian disini " ucap zahra masih mencoba.
" kalo gitu aku ikut pulang saja" sahut zayn tak mau kalah.
Ggrrrrr...
Zahra rasanya ingin memaksanya agar makan lalu cepat minum obat dan tidur hingga besok bisa pulang, tapi lelaki ini benar benar keras kepala meski sudah ia jelaskan kalo makanannya aman dari bumbu penyedap msg itu.
" kenapa harus makan masakanku saja yang lain juga enak" tanya zahra tak paham.
" karena kamu istriku ! Dan aku percaya padamu" jawaban zayn dengan tegas namun malah membuat zahra merasa bersalah mengingat bekal makan siang yang dikirimnya tadi adalah makanan yang dibelinya.